Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman

Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman - Ini baru berita terbaru. Sebelumnya sudah melihat Foto Hot Nakal Polisi Briptu Rani yang menggoda bukan. Kini anda harus melihat Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman.

Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman

Anggita Sari merupakan seorang model seksi majalah pria dewasa. dia merupaka istri siri dari Freddy Budiman alias Budi. Model seksi kelahiran 26 Desember 1992 Anggita Sari ini memulai karirnya sebagai model saat terpilih sebagai 10 finalis FHM Girls Next Door 2011.

Gadis seksiberdarah Sunda – Pakistan ini merupaka istri siri dari Freddy Budiman yang merupakan napi yang diadili karena memiliki 1,4 juta pil ekstasi.

Menjalin kasih dengan narapidana gembong narkoba dilakoni oleh Anggita Sari. Model yang kerap tampil di majalah pria dewasa seperti FHM dan Popular ini sering mengunjungi Freddy di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Minimal sebanyak tiga kali seminggu, Anggi menyempatkan berkunjung ke LP Cipinang.

Anggita Sari yang mempunyai hobi jalan-jalan dan foto-foto ini harus bersiap menyandang status janda karena suami sirinya Freddy Budiman terancam divonis hukuman mati karena kepemilikan sejumlah narkoba.

Inilah Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman, klik Spoiler berikut untuk melihatnya. Maaf hanya untuk 18 Tahun ke atas lo...

Foto Bugil Anggita Sari Selanjutnya:









Semoga dengan melihat Foto Bugil Anggita Sari Model Seksi Istri dari Freddy Budiman kamu bahagia. Tante Alexa.

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas - Maaf Tante Alexa baru tampilin Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas di Internet. Beritanya sih sudah mulai basi karena kasus yang menimpa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang menjadi tempat mesum buat Vanny Rosyane Dan Freddy Budiman. Dengar-dengar sih mereka suka buat Foto Mesum Vanny Rosyane Dan Freddy Budiman Di LP Cipinang.Ehh.... malah omongin LP Cipinang.

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas
Kembali ke LAPTOP. Briptu Rani atau lengkapnya Briptu Rani Indah Yuni Nugraeni adalah salah satu polwan cantik di Mojokerto Jawa Timur. Polwan cantik yang telah berkeluarga dan bersuamikan anggota polisi di Mojokerto ini lahir di Bogor 18 Juni 1988 akhir-akhir ini sangat gencar di beritakan oleh berbagai media nasional.

Menurut sumber portal news online detikcom diberitakan bahwa briptu Rani dikabarkan menghilang sejak tiga bulan lalu. Wanita berparas cantik itu tiba-tiba tak lagi terlihat di tempat tugasnya di Polres Mojokerto. Dalam tata aturan tugas di kepolisian, jika anggota polisi tidak masuk selama 30 hari kerja, yang bersangkutan dinyatakan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan harus dicari sampai ketemu.

Kemudian kasus yang melibatkan Rani kemudian membias dan terus berkembang. Selain masalah disersi, masalah pelecehan seksual, penggelapan uang, berselingkuh dengan lelaki lain, hingga peredaran foto syur disebut-sebut menjadi penyebab hilangnya Rani.

Nah berikut inilah Foto Hot Briptu Rani yang membuat heboh tersebut:

Foto Hot Briptu Rani Selanjutnya:

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar LuasInilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas

Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas


Inilah Foto Hot Briptu Rani Yang Beredar Luas by Tante Alexa.

Sumber Foto: Google

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 3

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 3 - Tapi penisku sudah masuk semua. Aku diamkan penisku supaya Destia tenang dulu. Aku mulai menciuminya dan meremas-remas payudaranya. Setelah beberapa lama sepertinya sakitnya sudah hilang, badannya bergetar lagi dan lenguhannya mulai keluar “Ah…ah…ahhh…”.

Aku coba menggoyang penisku perlahan, vaginanya terasa mulai basah.
“Akh…akh..” lenguh Destia.
Yang sekarang menutup matanya. Merasa vaginanya sudah cukup basah, aku mulai menggoyang penisku lebih cepat. Destia hanya menggigit bibir bawahnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Bahkan sekali-sekali tangannya memegang pantatku membantu menekan penisku kedalam vaginanya. Setelah beberapa lama dalam posisi itu, aku coba bangkit.
“aaa… Andre mo kemana ?” kata Destia sambil memelukku erat.
Matanya memandangku dengan tatapan tidak rela.
“Ganti posisi ya biar enak” kataku.
“Gini aja yan, aku pengen dipeluk…please…” katanya memohon.

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 3

Aku mengurungkan niatku dan memeluknya kembali dan memulai mengeluar masukkan penisku divaginanya, mungkin Destia memang perlu dipeluk supaya tenang. Maklum ini pertama kalinya buat dia.
Setelah sekian lama, aku mau mencoba gaya lain. Aku mengangkat badanku kembali
“Andre mo kemana ?” katanya lagi dengan nada lebih tinggi.

Aku tetap mengangkat tubuhku, tubuh Destia ikut terangkat karena dia memelukku kuat. Akhirnya aku memilih untuk posisi duduk saja, dengan Destia diatas panggkuanku. Aku mulai menggoyang pinggulku.
“Destia… ikut goyang ya, biar enak” kataku ke Destia.
Destia mulai menggoyang pinggulnya.
“Enak yan….” katanya dengan menggoyang pinggulnya lebih kencang.
He..he..he.. kayaknya karena pinggulnya bebas dia menggoyang sesuai arah yang dia mau. Akhirnya aku rebahkan tubuhku menjadi terlentang. Destia tetap menegakkan badannya dengan tanggannya menahan didadaku. Sekarang Destia menaik turunkan tubuhnya, menghujamkan penisku ke vaginanya. Kadang-kadang dia memutar pinggulnya, sepertinya dia sudah mulai menemukan titik-titik nikmat vaginanya sendiri Tak lama Destia ambruk ke dadaku.

“Aduh yan enak banget, tapi aku capek banget” katanya ngos-ngosan.
Kemudian aku membalikkan tubuhnya supaya terlentang. Kini kembali aku diatasnya. Aku mulai menggenjot Destia lagi. Kali ini pinggulnya Destiar sekali.
“Hgh..Hgh..Hgh….” lenguhnya dan tiba-tiba dia memelukku erat
“AKHHHHH…..”pekiknya.

Destia mencapai orgasme pertamanya.Aku menghentikkan goyanganku, memberikan Destia kesempatan menikmati orgasmenya. Perlahan pelukkannya di lepas dan tangannya direntangkan.
“Andre aku udah…” katanya pelan.
Aku cuma terseyum. Wah emang perawan ting-ting…
“Sedikit lagi ya Destia…” pintaku halus.
Dia cuma mengangguk pelan. Aku mulai mengoyang pinggulku lagi. Kali ini Destia benar-benar diam tak bergerak, wah habis puas gak mau bantu aku nih Tapi karena vaginanya licin sekali, tak lama kemudian aku sudah tidak tahan. Aku cabut penisku dan memyemprotkan spermaku diatas perutnya.
“He..he..he.. lucu..” tawanya sambil mengusap-usap spermaku diperutnya.
“Wah…. ” kataku.
“Ya udah kita bersihin dulu yuk” ajakku ke kamar madi.

Setelah membersihkan badan dari kamar mandi, aku tidur terlentang di tempat tidur masih bugil. Destia yang masih bugil mengikutiku dan tidur diatas dadaku. Kemudian aku menarik selimut untuk kami berdua.
“Andre….” panggil Destia yang masih tidur didadaku pelan.
“Ya sayang…?” jawabku.
“Andre, kamu dah ngambil semuanya dari aku. Janji ya kamu mau nikahin aku” katanya manja.
Aku terseyum padanya dan berkata “Tentu aja sayang…”

SELESAI

Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 2

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 2 - Hmmn…. aku menarik nafas menyesal. Aku duduk disebelahnya mencoba untuk mengelus kepalanya, tapi tanganku ditepis. Akhirnya aku hanya duduk terdiam.Setelah beberapa lama, tangis Destia mereda, dia mulai membenahi bra dan pakaiannya, kemudian berkata
“Ayo kita pulang..” Dia mengatakan itu dengan muka marah.
Aku yang dibebani rasa bersalah mulai berkemas. Sepanjang perjalanan Destia hanya
terdiam dengan wajah muram sedikit marah. Akupun terdiam takut memancing kemarahan Destia lebih besar. Di puncak pass, aku berhenti.

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 2

“Destia, kita makan dulu ya, dari tadi kita belum makan” ajakku ke Destia.
Tapi Destia hanya membuang muka kepadaku. Akhirnya aku keluar mobil untuk membeli makanan kecil dan minuman.
“Destia, aku minta maaf soal tadi siang. maaf ya…. Sekarang please makan dulu ya, kita belum makan dari tadi siang” kataku ke Destia.
Destia hanya terdiam.Aku bukakan makanan dan aku taruh di depannya. Aku tidak mau memaksa, takut Destia tambah marah. Aku memakan makananku sampai habis, aku lapar sekali.
“Destia… aku bener-bener minta maaf, please maafin aku ya” kataku.
Destia memandangku tajam.
“Maaf ya…” ulangku.
Destia menghela nafas, kemudian berkata kecil
“Iya aku maafin……”.

Aku terseyum kecil agak dipaksakan, kemudian aku pegang tangannya dan berkata lagi. “Aku nyesel banget, maafin aku ya udah kurang ajar sama kamu. Sekarang aku mohon kamu makan dulu ya” kataku.
Destia cuma tersenyum kecil sambil menggenggam tanganku. Kemudian dia mulai memakan makanannya. Selesai makan dan minum, Destia terdiam lagi merenung.

Aku sungguh merasa tidak enak.
“Destia, ada masalah lagi ?” tanyaku.
Destia menggigit bibir bawahnya sambil menatapku. Tangannya ditekuk menutupi dadanya. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telingaku dan berkata pelan.
“Andre, aku mau yang kayak tadi siang lagi….”Aku sungguh terkejut.
“Apa ???” tanyaku tercengang.

“Ya udah kalo gak mau” katanya ketus kemudian membalik badan membelakangiku.
Aku shock, terdiam, kemudian menstater mobilku. Aku mengarahkan mobilku ke hotel yang ada didekat situ. Selama mendaftar untuk check in sampai kamar tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua. Setelah pintu kututup, kami langsung berpelukan dengan erat.
“Destia, sebenarnya aku sayang banget sama kamu” kataku di telinganya.
“Aku juga sayang kamu Andre” jawabnya lemah.
Aku mengecup bibirnya, Destia membalas ciumanku. Tanpa canggung kali ini. Ciuman kami makin panas, ditambah aku juga meremas-remas payudaranya.
“Hmnmm.. Hmmm..” lenguh Destia tertahan.

Aku mengangkat tubuh Destia dan aku rebahkan ditempat tidur. Posisi kami sama seperti waktu di sofa, Destia terlentang dengan paha terbuka dan aku menindih diatasnya. Ciuman kami teruskan. Aku mencoba melepas kait bra, tapi Destia bertindak lebih. Destia membuka kausnya. Aku melepaskan kait branya saat Destia melengkungkan tubuhnya keatas, kemudia bra itu aku buang ke lantai. Aku murai meremas-remas payudara Destia sambil menciuminya hebat. Kadang-kadang aku menjilati lehernya. Destia cuma melenguh saat aku memainkan pentil payudaranya. Destia berusaha membuka kausku, aku bantu dia dan membuang kaus itu ke lantai. Sekarang kami sudah setengan telanjang. Aku menciumi Destia lagi, sekarang kami sudah kontak kulit langsung dibagian atas tubuh. Aku mulai menyedot-nyedot payudaranya.

“Agh,.. agh…. aghk…” lenguhnya merespon sedotanku.
Nafsuku sudah pol keubun-ubun, aku mencoba membuka rok yang menggangu itu. Destia membantu dengan mengangkat pinggulnya. Saat menurunkan rok itu, aku sekaDestian menurunkan celana dalamnya. Aku berdebar, takut Destia marah lagi. Tapi dia tersenyum, Hmm… dia tersenyum dengan keadaan bugil !Aku naik keatas untuk menciumnya lagi,
tapi ternyata Destia lebih tertarik untuk membuka kancing celanaku.
“Yan buka dong, masa aku aja” katanya.
Aku berdiri dan melepaskan celana panjang dan celana dalamku. Saat aku kembali Destia terlentang dengan mengatupkan pahanya. Aku berusaha membuka pahanya, dia malah tertawa.

“Mau apa ?” katanya menggoda.
“he..he..he..” tawaku.
tapi akhirnya dia membuka pahanya juga. Kemudian aku menempatkan diri diantara kedua paha itu. Kemudian aku menggesek-gesekkan penisku dipermukaan vaginanya.
“ehhh…ehh…” lenguh tertahan Destia pelan.
“Destia… aku masukin ya..” pintaku lembut.
Destia cuma mengangguk kecil sambil menggigit bibir bawahnya.
“Nanti agak sakit kayak tadi, tapi cuma sebentar kok” kataku menenangkan dia yang terlihat gugup.
“Pelan-pelan ya Yan..” katanya.
Aku mengarahkan penisku ke vaginanya. Kemudian perlahan aku mulai mendorong penisku.
“aaaakh…” rintih Destia
“sakit yan”
Aku menarik kembali kemudian perlahan mendorongnya lagi, kali ini lebih dalam.
“sakiiiiitt…..” rintih Destia pelan.
Sebenarnya aku kasihan, tapi bagaimana lagi, vagina Destia sempit sekali dan agak kering karena dia gugup. Akhirnya aku dorong kuat.
“AKHHHH…” teriak Destia.
“Sakit Yan….”.

bersambung....KLIK DISINI Selanjutnya

Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 1

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 1 - Cerita dewasa terbaru ini baru cerita dewasa yang paling hot, kalau kalian pernah dengan cerita seks terbaru macam ini mungkin kalian juga akan membenarkan tindakanku melakukan hubungan seks dengan temanku ini, dari sinilah cerita terbaru ini bermula, ya memang bro namanya cowok kalo udah gabung ama cewek cakep apalagi dengan kondisi yang mendukung maka ya beginilah jadinya, aku dulu sering denger orang berkata bahwa sahabatan antara cewek dan cowok adalah sesuatu yang enggak mungkin. Hmm… mungkin ada benarnya kalo melihat persahabatan aku dengan Destia, seorang gadis imut teman sekelasku sewaktu kuliah. Aku mulai bersahabat dengan Destia sejak aku masuk kuliah.

Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 1

Sampai lulus kuliahpun kami tetap bersahabat. Hmm… dalam hati kecilku sebenarnya aku ingin lebih dari sahabat. Aku sangat menyukai Destia, gadis imut yang selalu ceria. Gadis yang tidak pernah melepaskan seyum dan tawa dari bibirnya, gadis yang selalu mewarnai mimpi indahku. Tapi sial, Destia selalu mengenalkan aku ketemannya sebagai sahabat. Dan lebih parahnya lagi, begitu semangatnya dia bercerita pada orang-orang kalo kami berdua tuh seperti kakak adik. Hal itu yang selalu menghalangi aku untuk menyatakan kalau aku suka padanya, bahkan lebih, aku jatuh cinta padanya.
Kejadian ini terjadi saat kami baru selesai wisuda dan sama-sama berusaha untuk mencari pekerjaan. Suatu saat ada panggilan kerja di jakarta yang aku dan Destia ikut dalam panggilan itu. Oh iya, aku belum bilang kalau aku tetap tinggal dibandung setelah wisuda.

Setelah menjalani test kerja, aku mengajak Destia ke rumahku sebentar sebelum kembali ke bandung. Orangtuaku tinggal dijakarta, tapi aku lebih memilih tinggal dibandung setelah wisuda karena aku lebih suka tinggal dibandung, relatif gak ada macet, dan tentu saja ada Destia yang sangat aku sayangi di bandung. Aku mengajaknya kerumahku untuk sekedar berganti baju dan beristirahat sebelum kembali ke bandung. Sesampainya dirumahku, aku menemui rumahku kosong. Oh ya aku juga punya cerita dewasa tukar pasangan yang dilakoni temanku, tapi tar aj kuceritakan disini setelah cerita ini selesai.

“Wah, pada kemana nih ??” kataku ke Destia
“Telepon aja yan !” kata Destia padaku
Aku mendial no hp ibuku dari ponselku.
“Ma.. Ada dimana ?” tanyaku lewat telpon saat sambungannya terhubung.
“Loh kamu pulang ? Mama sama papa jenguk adikmu” jawab mamaku lewat telpon.
Ternyata orangtuaku menjenguk adikku yang kuDestiah di kota lain.
“Kalo kamu mau masuk minta kunci aja sama tante erni, mama titipin kedia” suruh ibuku untuk meminta kunci ke tante erni tetangga sebelah rumahku.
“Ya udah deh, aku ambil ke tante erni”.jawabku.
Aku menutup telepon kemudian beranjak kerumah tante erni. Setelah membuka rumah, aku mengajak Destia masuk.

“Destia, kamu ganti baju aja dulu, aku mau ke kamarku sebentar” kataku ke Destia sambil menunjukkan kamar kecil kedia.
“Oke deh” jawabnya sambil membawa tas plastik berisi kaos ganti.
Aku masuk kekamarku dan mengganti baju disana. Saat aku keluar, ternyata Destia sudah selesai mengganti baju. Dia menonton tv di ruang keluarga. Destia mengganti bajunya dengan kaus putih favoritnya. Sebenernya aku udah pernah ngomentari dia supaya jangan pake kaus itu lagi. Soalnya kaus itu agak-agak semi transparan. Untuk deskripsinya,
kaus putih itu ada bagian yang bahannya jarang, seperti benangnya diambil. Bagian yang transparan itu membentuk garis-garis miring.

Buat yang melihat kalo agak jeli dikit bisa melihat bra dan kulit mulusnya. Dan yang membuat aku gak suka, kaus kecil itu ngebentuk banget bodynya. Tubuh Destia memang kecil imut, tapi proporsional. Dadanya yang bulat terlihat besar dibandingkan badannya yang kecil.Untuk roknya, dia masih memakai rok tadi. Aku selalu komentarin dia kalo pake rok, soalnya dengan memakai rok pantatnya yang bulat itu terlihat semakin besar. Aku selalu berfikir dengan pinggul dan pantat begitu, pasti dia gak akan mengalami kesulitan kalo punya anak nanti.

“Lagi nonton apa ?” tanyaku ke Destia yang duduk disofa ruang keluarga.
“He..he..he.. gosip !” tawa renyahnya keluar saat menjawabku.
Aku duduk disebelahnya ikut menonton. Destia mengomentari gosip-gosip yang diberitain, aku cuma ketawa-ketawa aja ngeDestiat dia yang semangat banget mengomentari. Aku gak tau bagaimana mulanya, tangan kiriku menggengam tangan kanannya sewaktu menonton,
seiring itu kami jadi jarang berbicara, entah apa yang ada didalam pikirannya.

“Yan, aku kekamar kecil dulu ya” katanya dan segera bangkit.
Aku mengangguk dan pegangan tangan kami terlepas. Saat dia ke belakang aku menarik nafas panjang menahan gejolak hatiku. Sekembalinya dari kamar kecil, Destia kembali duduk disebelahku. Entah kenapa dia kembali menggenggam tanganku. Aku cuma tersenyum kepadanya. Suasana kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku mengelus tangannya, dia cuma tersenyum. Cukup lama aku mengelus tangan dan lengannya, akhirnya dia merebahkan kepalanya ke pundakku. Aku melingkarkan tanganku ketubuhnya, badannya jadi bersandar didadaku.
“Rambut kamu bagus” kataku memecah keheningan.

Dia cuma terseyum. Aku mengelus-elus rambut panjangnya yang harum itu. Entah apa yang ada dipikiranku, aku mencium kepalanya. Dia menoleh kepadaku tersenyum, kemudian kembali menonton tv. Keberanianku makin banyak, aku mencium kepalanya sekali lagi. Dia menoleh kearahku, kali ini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku mencium keningnya. Destia menggeser badannya, mendekatkan mukanya ke mukaku. Melihat itu, tanpa ragu-ragu aku mengecup bibirnya. Hmm.. ternyata satu kecupan tidak cukup, aku memagut bibirnya, Destia membalas ciumanku. Aku tambah semangat, apalagi Destia membuka mulutnya, sehingga aku bisa menyedot bibir bawahnya. Sedotanku dibalas dengan sedotannya kebibir atasku. Ciuman kami makin panas saat lidahku bermain didalam mulutnya. Ternyata dia juga membalas dengan memainkan lidahnya.

“Clop..clop..clop…” suara sedotan-sedotan ciuman kami.
Aku mendorong tubuh Destia untuk rebahan di sofa besar ini.Posisi kami sekarang lebih enak, Destia terlentang dan aku diatasnya. Dengan posisi ini, tanganku lebih bebas. Perlahan tangan kananku keletakkan di payudaranya. Aku remas perlahan.
“Hmmm…” lenguhnya agak marah.

Aku tarik tanganku, takut Destia marah atas kelakuanku. Setelah beberapa lama, aku beranikan lagi untuk menaruh tanganku kepayudaranya. Tiba-tiba tangan Destia mencengkaram tanganku yang ada di payudaranya. Aku takut sekali Destia marah, tapi ternyata……. Destia malah menekan tanganku supaya meremas payudaranya. Atas “izinnya” itu aku mulai meremas-remas payudaranya dari luar kaosnya. Ciumanku tidak lepas selama aku meremas-remas payudara kiri dan kanan bergantian. Aku memberanikan diri untuk memasukkan tanganku dari bawah kausnya. Sekarang tanganku meremas-remas payudaranya dari luar branya. Hmm… kenyal dan bulat sekali payudara yang tak pernah dijamah orang lain ini.Tak puas meremas dari luar bra, aku selipkan tanganku kedalam branya dan meremas langsung ke payudaranya.
“Akh…Akh..Akh…” lenguh Destia saat aku mulai meremas-remas payudaranya.
“Sebentar yan…” Destia bangkit.

Kemudian berusaha melepas kait branya yang berada dibelakang. Aku membantunya. Setelah terlepas, Destia kembali rebahan. Akumengangkat kaus Destia sehingga terlihat bra longgar karena sudah terlepas kaitnya. Aku angkat juga bra itu maka terlihatnya payudara Destia yang bulat itu. Pentilnya coklat bersih terlihat membesar.Aku memberanikan diri untuk mengecup payudaranya. Destia cuma terseyum. Kemudian aku mulai menyedot pentil itu sambil meremas-remasnya.
“Akhhh… Akh…Akh…” lenguhan Destia makin keras.

Ditambah tubuhnya makin tegang. Setiap aku menyedot payudaranya, Destia membusungkan dadanya supaya bisa aku sedot. Cukup lama juga aku menyedot payudaranya, tubuh Destia mengejang-ngejang keenakan. Nafsuku sudah naik diubu-nubun, aku sudah tidak tahan untuk menyetubuhinya, tapi aku berusaha menahan, Destia masih perawan. Bosan dengan menyedot-nyedot payudaranya, aku naik keatas untuk mencium bibirnya. Tangan Destia menuntun tanganku untuk meremas kembali payudaranya. Kali ini aku menggesek-gesekkan penisku yang masih ada didalam celana ke selangkangannya.

Roknya tersingkap karena dia membuka pahanya lebar, gesekan penisku langsung ke celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Gesekan penisku mendapat respon, Destia ikut menggoyang pinggulnya sehingga gesekan kami makin hebat. Sebenarnya kalau dilihat gerakan kami sudah seperti orang yang bersetubuh, cuma bedanya kami masih memakai pakaian lengkap, cuma kaos Destia yang terangkat karena aku meremas payudaranya langsung.

Aku membuka kancing celanaku, membuka reslting dan mengeluarkan penisku. Setelah penisku keluar, aku menusuk-nusukkan penisku ke celana dalamnya yang basah itu. Kalau celana dalam itu tidak ada, pasti penisku sudah menerobos lobang vagina perawan Destia. Dengan gerakan tusuk-tusuk itu, Destia makin mengelinjang. Aku sudah tidak mencium bibirnya, dia lebih memilih menggerak-gerakkan kepalanya sesuai goyangan selangkangannya sambil mengeluarkan suara-suara lenguhan.

“Ahh.. Ahh.. Ah…”.
Aku makin tidak tahan, aku meraba selangkangannya dari luar celana dalamnya. Hmmm.. basah sekali disitu. Aku nekat, aku menarik pinggir celana dalamnya sehingga vaginanya terbuka lebar, Aku gesekkan penisku ke belahan vagina Destia.
“Akhhhhh.. Akh… Akhh..” Destia makin mengelinjang.
Aku coba menusuk penis kevaginanya sedikit keras.
“Aduh !!!” teriak Destia dan tangannya mendarat dipipiku “Plak !!”.
Destia mendorong tubuhku kuat-kuat.
“Andre kamu jahat !!!” pekiknya kemudian mulai menangis.
“Maafin aku Destia, aku kira kamu juga mau” kilahku.
“Andre jahat, kita harusnya gak boleh melakukan ini” katanya sambil menangis.
“Maafin aku Destia, aku khilaf. Aku terbawa nafsu” jawabku.Destia menutup mukanya sambil menangis.

bersambung....KLIK DISINI Selanjutnya

Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3

Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Atlet Badminton Cantik Seksi dari India - Saya tertarik dengan pemain ganda putri India ketika berhadapan dengan Meiliana Jauhari/Greysia Polii. Ketika melihat tubuh bongsornya saya mengira dia akan bergerak lamban. Namun ternyata tidak. Pemain kidal ini cukup gesit menyergap bola-bola depan. Saya jadi penasaran dengan profil Jwala Gutta.

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Nama lengkapnya Jwala Gutta (bukan Jawala Gutta loh...). Lahir di India tanggal 7 September 1983. Gutta sudah lumayan banyak mengoleksi gelar dan menjadi pemain ganda putri terbaik India saat ini.

Gutta bersuamikan Chetan Anand yang juga seorang pebulutangkis hebat India. Dan berikut adalah foto-foto cantiknya Jwala Gutta

Foto Hot Berikutnya:

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India

Jwala Gutta Atlet Badminton Cantik Seksi dari India


Sumber: http://www.nyatanyatafakta.info/2011/06/pemain-bulutangkis-seksi-dari-india.html

Pelacuran Gadis Bau Kencur di Makassar Terungkap

Pelacuran Gadis Bau Kencur di Makassar Terungkap, Makassar - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Selatan berhasil menangkap seorang germo yang menjajakan gadis berusia belasan tahun untuk pria hidung belang. Germo itu bernama Asran DG, 30 tahun. Dia ditangkap di Kamar 324 Hotel Jade, Jalan Pengayoman, Kamis 24 Januari 2013.

Pelacuran Gadis Bau Kencur di Makassar Terungkap

Ketika dicokok polisi, Asran sedang ditemani tiga gadis belia berinisial RTE (16), PDW (17) dan NRGD (16). Juga disita barang bukti satu paket alat kontrasepsi, uang tunai Rp 1,5 juta dan dua telepon seluler merek Blackberry dan Samsung.

Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Endi Sutendi mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku bukan bagian dari sindikat besar. "Ngakunya kerja sendiri," kata Endi, Sabtu, 26 Januari 2013.

Menurut Endi, Asran mengaku kepada penyidik bahwa dia sudah melakoni kejahatannya sejak 2005 lalu. Dia mengaku tergiur keuntungan ekonomi besar dari pekerjaan sebagai penjaja gadis belia. Sebagai germo, dia mendapatkan Rp 500 ribu dari setiap transaksi esek-esek yang bernilai Rp 1,5 juta.

Asran juga mengaku tidak aktif mencari gadis untuk dijadikan pekerja seks komersial. Menurut dia, justru gadis dan mahasiswi di Makassar yang sering mencari dia. "Mereka mencari saya untuk dibantu mencari pelanggan," tutur dia.

Tapi polisi tidak begitu saja percaya pada pengakuan Asran. Endi mengaku penyidik sedang mengusut dugaan adanya sindikat kejahatan perdagangan anak di bawah umur di balik kasus pelacuran ini. Pasalnya, rata-rata pekerja seks yang dijajakan Asran berusia di bawah 17 tahun.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (LBH-P2I), Yuliani H, mendukung tindakan polisi. Menurutnya, amat besar kemungkinan Asran tidak bekerja sendiri. "Ini kesempatan polisi membongkar sindikat penjual gadis belia ini," kata Yuliani. (TRI YARI KURNIAWAN - Tempo.co)

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 2

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 2 - Sebelumnya Klik Disini.

“aaaaaaannggghhhhh… pppaaaakkhh…… aaaaaaannggghh…” Mona mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud, matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.


Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 2

“Sekarang kamu isep punya bapak yaa..kamu kan jago kalo sama pacar kamu”
“ouuh..ngga ma..mau..ap… aauupphhh..mmmhh..” Mona yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Mahmud menarik lehernya membungkuk ke arah batang “monas” nya, tidak memperdulikan protes Mona yang ia tau hanya pura- pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya. Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu.

“Oooh..enak sayaaang…kamu memang jago..sssshh…kamu suka kan..?” tanyanya

“mmmmmpph… sllluurpp..mmmmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Mona, yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Mahmud. Aroma dan rasa dari penis laki- laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak.

“Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur… plaakk..!!” Mona tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem- blow job penis Mahmud. Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.

“Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Mahmud yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu.

“Ayo..sekarang kamu naikin penis aku..” Tanpa berucap Mona mulai menaiki ke atas tubuh tambun Mahmud, dengan deg-degan menanti penis besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping.

“Ooooh..” Mona mengerang saat ujung “helm” penis itu bersentuhan dengan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang vaginanya berusaha mengimbangi diameter penis Mahmud itu.
“Enak kan sayang?”
“Hmmmmm…nggh…” Mona hanya mengerang dan memjamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Mahmud hanya menggesek- gesek liang vagina Mona itu dengan ujung kepala “meriamnya”. Gadis itu menggoyang- goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, tapi Mahmud tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” penis Mahmud. “Hemmm…kenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain ****** bapak?”
“Huuh?..nggeeeh… aa..paahh…” Mona ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya.
“Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau ****** bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..”
“aaahh…sssh..kenapa mes..ti gitu paakk…pleaaase…” Mona sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja. Mahmud mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Mona di atasanya, merasa perbuatan itu.
“Oouuh ooke..okeeh paaak… ngeh, tega bgt sih bapak…oouf paak, tolong masukin ****** ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk… akkuu..memang cewe murahan yang sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon…” pinta Mona memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.
“Hehehehe…kamu tergila- gila ya sama ****** bapak..”
“Iyaa ppaakkh… please..aku ga tahaaan paakk…”
“Kontol pacar kamu ga ada apa- apanya kan?”
“oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk” “Hehehe..good…ini dia hadiahnya..” Mahmud lalu menarik ke atas tubuh Mona dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Mona merasakan penis itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat kalinya. Mona kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ penis itu diemut vaginanya. Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa “menerima” penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan gesekan-gesekan penis Mahmud dengan dinding vaginanya. Tidak sampai 5 menit Mona sudah merasakan akan keluar lagi.

“Ouuh..gilaaa..paaakkh.. oouuuhhhhhhhhh..” Mona mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi penis yang masih perkasa itu. Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas- remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi “plok..plok..plok..plok..” yang makin cepat akibat beradunya badan Mona dengan perut buncit Mahmud. Hampir 15 menit Mona menikmati hunjaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Mona sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki- laki yang pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya. Mahmud juga sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Mona, ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.

“Uuuaaahh… gilaaaaa… ooouuuhhh…” akhirnya Mahmud tidak dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mona. Mahmud merasakan dinding vagina Mona yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Mona turun dari tunggangannya dan rebah di samping Pak Mahmud yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.

“Kamu memang hebat hebat cantik…” “Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Mona yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud. Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu. Melihat Mona yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Mona yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.

“uuuugghhh….” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.
“hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..” Mahmud lalu menarik tangan Mona dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya. Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Mona ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar.

“uuuh..apa-apaan inih…lepasin paak…”dengan suara masih serak dan lemah Mona berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan. Melihat posisi dan kondisi Mona yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Mona yang sebentar saja langsung mengeras.

“Ouuh..pak..! lepasin saya pak… kalo ngga sa…aauupphh… mmbbllllmmmmm…” Mona tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud. Kini kesadaran Mona sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Mahmud. Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya.

“Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis…tapi sekarang kita liat film dulu ya…”ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya. Mata Mona terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba- tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud. Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok- obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas. Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis. Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua. “Percuma kau menangis..kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti…??” tegas Mahmud. Mona hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.

“Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..” Kembali Mona hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.

“Sayang…yang punya penis si Mahmud ****** itu..” pikirnya. Mona melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang. Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mona terhentak.

“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Mahmud, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mona menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya. Untuk beberapa saat Mona menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.

“Ngggeehhhhhhhh…!” Mona menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Mahmud memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Mahmud menyalakan vibartornyanya. Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu. Mona melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..”

“nngggggghhhhh… mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!” Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak- ngoyak bag dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.

“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya… tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Mahmud, ia hanya ketawa melihat Mona memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat- geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat. Mahmud makin tertawa karena Mona mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mona yang terus mengerang- erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mona dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang. Akhirnya karena tidak kuat lagi, gadis malang itu jatuh pingsan.

SELESAI

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 1

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 1 - “Huuuh..nyebelin banget sih tuh aki-aki..” gerutu Mona sambil mengunci pintu kamar kostnya. Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Mahmud, si bapak kostnya yang sering bersikap genit dan terkadang menjurus kurang ajar terhadap dirinya. Kejadiannya tadi saat dia pulang kantor berpapasan dengan Pak Mahmud yang sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 1

“Sore pak..lagi ngapain pak..?” sapa Mona demi kesopanan.
“Eh..mba Mona dah pulang..”sahut Mahmud dengan mata berbinar.
“Kebetulan aku mau minta tolong sebentar bisa?” Mona yang mau buru-buru ke kamar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.
“Apaan pak?” tanyanya sekenanya, kembali ia kesal melihat pandangan mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanya.
“Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yang dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini ribet jadinya” katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya menyantap kulit leher Mona yang mulus.”nanti saya pegangin tangganya”.

Mona menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya, jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua, dirinya yang saat ini menggunakan rok span ketat agak kesulitan dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka. Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga, bahkan jaraknya makin jauh sehingga pahanya makin terbuka lebih lebar. Mona mengutuk dalam hati, saat melirik Pak Mahmud yang dengan senyum mesumnya menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu.

Melihat pemandangan indah ini, Pak Mahmud merasa nafasnya sesak sama sesaknya dengan penisnya yang jadi menegang. Sungguh indah bentuk paha gadis ini dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat, ingin rasanya mengelus paha montok nan mulus itu, tapi ia menahan diri. Ia menyerahkan lukisan ke Mona untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya.

Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Mona menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya. Sambil terus menikmati paha Mona yang terbuka kembali, Pak Mahmud bersiap-siap.

“Eiiihh…eiihh..” Mona menjerit kecil saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Pak Mahmud menangkapnya sehingga tidak sampai terjatuh lebih parah. Merah muka gadis itu karena satu tangan yang menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari “pelukan” Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu.

“Waduh, untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Pak Mahmud cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Mona tadi walau sesaat tadi.
“Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya..” tukas Mona sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu.
“Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati. Sudah banyak planning yang kotor dan mesum darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini. Di dalam kamar, Mona masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu, tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana- mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tidak terlalu kurang ajar. Bila ketemu pasti Mona merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu walau Mahmud bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya. Beberapa kali kalau berpapasan sama Mahmud dan berbincang- bincang, selalu saja tangannya tidak pernah diam menjamah, walau hanya menjamah pundak atau lengannya tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yang kampungan.

“Ahh..udahlah, ga penting juga..mendingan gua mandi” kata Mona dalam hati Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya sehingga bagian atasnya kini hanya tertutup BH biru muda yang susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34D itu. Dengan pinggang yang ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Mona rajin ke fitness makin tampak kencang dan padat. Sungguh merupakan idaman bagi semua laki- laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya. Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh yang memiliki tinggi 168cm ini hanya ditutupi bra dan cd yang berwarna senada. Body yang akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut. Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara. Mona melepas kaitan bra disusul dengan cd-nya yang segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor. Ia memandang sejenak ke cermin, melihat payudaranya seperti “bernafas” setelah seharian dibungkus dengan bra. Gumpalan daging yang kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan.

“Auuh…” gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit membelainya. Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi sasaran remasan dari Roy pacarnya yang tidak penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu. Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat. Mona menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yang timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya. Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja udah bikin deg- degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu.

“Huuuh..mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih..” Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin.

“Loh, kok ga bisa sih nih?” Mona sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya, ia masih coba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga. “Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong” keluhnya Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang dan baju- baju khusus tidur yang tipis dan seksi serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut. Dari pada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah belahannya. Sebelum ke Pak Mahmud, Mona memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.

“Ehh..mba Mona baru makan ya..bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian” tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Mona yang disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu.

“Ia pak..sekalian makan pak… terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah?” pinta Mona sambil menggeser menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya.
“buset tuh mataaaa…abis gua..” katanya dalam hati.
“Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh…” “
Makasih ya pak”. Mona buru- buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha ditahan saja tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yang sama pada vaginanya. Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tidak kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tidak berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal.

“Ouuuhh..” akhirnya Mona tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Pak Mahmud di situ.

“Kenapa kamu? Kamu kegatelan yaah?” “Uuuhh…sssshh..ehm, i…iya pak..” terkejut Mona karena baru ingat ada si bandot di sampingnya, tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya..

“Uuuuuffh..ssshh…” aliran darah Mona berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik.

“per..permisi pak..uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu makin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk Sedetik ia melihat Mahmud hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yang terus menggaruk itu. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah. Gerakannya makin cepat dan tidak karuan karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk – menggaruk bagian dari 3 bagian tubuhnya yang terserang itu, kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya sehingga memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu. Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya sepertinya tidak bisa digaruk hanya dengan garukan yang masih terhalang kaos dan bh untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk vaginanya, tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah dan ia merasa putingnya mengeras.

“Misi pak…mau ke kamar dulu niiih..uuhh..” Kata Mona, tapi Pak Mahmud diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya. Karena akhirnya ia tidak tahan dan tidak bisa mencegah lagi, dengan serabutan dan cepat ia menarik tali tank topnya kebawah dan menarik turun branya sehingga kini buah dadanya telanjang yang segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu terutama putingnya yang kini sudah mancung dan mengeras, kakinya bergerak blingsatan karena rasa gatal pada vaginanya makin menghebat. Pak Mamud tertawa dalam hati, ia menikmati melihat indahnya pemandangan di depannya itu, betapa buah dada Mona yang berbentuk bulat kencang itu tidak tertutup apapun serta baju Mona yang sudah tidak keruan. Senang ia melihat gadis yang cantik tapi sombong ini kini tampak tidak berdaya. Rencana awal ini berhasil dengan baik, yang ternyata ia telah mengganti kunci lemari baju Mona dan menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam gadis itu dan sengaja memilihkan baju yang seksi tertinggal di luar lemari. Tangan Mona masih bergerak cepat berpindah-pindah mencoba menggaruk 3 bagian tubuh, makin lama makin menghebat dan dari mulutnya meracau tidak jelas. Dengan susah ia berusaha menggaruk vaginanya secara langsung tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya.

“Saya bantu ya sayang…” tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Mona, sehingga sekarang terlihat “bibir” bawah tersebut yang dihiasi bulu-bulu halus. Tampak indah sekali dan menggairahkan.

“Nggeeh..ja..gan kurang ooouhh..”ia tidak dapat melanjutkan umpatannya karena ia menikmati garukan pada vaginanya walau ia harus berpindah lagi sambil merintih- rintih terus Ia terkejut sesaat ketika tangan Pak Mahmud mengelus-elus pahanya, tapi ia tidak bisa memperdulikannya lagi yang penting ia harus terus menggaruk. Dengan leluasa Pak Mahmud menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian- belaian yang dilakukannya ini membuat Mona makin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak.

“Biar ini aku yang bantu yaah..” dengan sigap jari-jari tangannya hinggap di vagina Mona dan menggeseknya dengan liar.

“Ouuuuhh…ss..stoopp…aiiieh… iyaa…ouuhh” ngga jelas Mona mau ngomong apa, sedetik ia tahu vaginanya sedang diobok- obok oleh orang yang dia sebel, tapi ia tidak tau dan tidak berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak sehingga dia tidak mampu menolak perbuatan Mahmud. Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri. Dengan leluasa Mahmud menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Mahmud yang sudah ahli itu.

“aaahh..jgn dilepas..ohh…pak..” jerit Mona saat tangan Mahmud mengangkat tangannya dari vaginanya yg sudah basah itu dan malah “cuman” mengelus- elus pahanya dan meremas pantatnya.
“Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” tanya Mahmud.
“Ngeh..ngeh..iii yaaa paakk… ouufh..” diantara engahannya
“kamu yakin..??”
“uuhh…ngeh… sssh..” ia hanya mengangguk
“kamu mohon dong sama aku..paaak Mahmud sayang, tolong obok-obok memek saya… please saya mohon” Mendengar perintah itu, sekejap Mona merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tidak mengucapkan itu dengan terus menggaruk, tapi ia tidak kuat..
“ouuh..ngeh..Pa..Pak Mahmud sssss….sayaaang, ooh..tol..long obok…obok me…nggeh…memek sayaaaa…pleeeeease… uuuff.. saya mohoooonn…” erang Mona.
“Tentu sayang…” Lalu dengan sigap jarinya menggerayangi bibir vagina Mona yang becek itu dan menggesek dengan cepat. Mona melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya “Haaa..ternyata disitu yaaa…” dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yang mengakibatkan Mona mendesah- desah. Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik..

“Oouuhh…ja.nggaannn..” ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Mahmud makin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tidak tahan. Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tidak mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Mahmud.

“Ouuuuuuhhhhhh…. aaaiiiieeeeeeeeeee…..” dengan teriakan panjang Mona mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras. Cairan makin deras membahasai liang vaginanya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar. Ia tak mampu menolak saat Mahmud menunduk dan mencium bibirnya yang tipis.

“mmmmmpphhh…..” Mona mengerang dan sulit menolak saat lidah Mahmud memasuki rongga mulutnya dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu. Sementara tangan Mahmud masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..apalagi saat ciuman Mahmud berpindah mencium puting kirinya..

“Auukkh..ssttopp..ssssshh… ssshh..” tapi Mona malah membusungkan dadanya mempermudah Mahmud menikmati puting kerasnya. Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafu setan yang tidak pernah terpuaskan, tangannya yang bebas dituntun oleh Mahmud ke penisnya di balik sarungnya.

“oouuh..bes..bessar banget ppaakk..” gumam Mona tanpa sadar saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya, ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Mahmud yang ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulutnya atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu menyerang vaginanya. Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Mahmud, Mona dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Pak Mahmud itu, ia sudah tidak ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu. Mahmud mulai mendesah-desah keenakan di antara kulumannya pada kedua puting Mona.

bersambung... KLIK DISINI Selanjutnya

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik 2

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik 2 - Mulai lagi Si Ibu dari bawah yaitu bagian depan telapak kaki. Mulai saat ini sudah tidak mampu lagi kunikmati pijatan dari detik ke detik dan setiap inchi anggota tubuhku. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah merembet ke arah paha. Gara-gara pikiranku sudah terpandu oleh kerja hormon testosteronku maka jelas sudah, adikku semakin percaya diri untuk mengeras sebelum sentuhan terjadi.

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik 2

Akhirnya tiba juga saat-saat yang kunantikan. Rupanya teknik yang dia lakukan di bagian pantatku tadi dipraktekkan juga di bagian depan. Aduh Mami, enaknya minta ampun, eh nambah. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Hmm rupanya dia ingin tahu efek pijatannya apakah membuahkan hasil atau tidak. Dan tidak salah dia. Sukses besar. Bahkan si adik telah sedikit menitikkan cairan.

Ketika itu dia mencuri pandang ke aku. Aku menangkapnya. Mulai kuamati wajahnya untuk melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya tampang Ibu ini. Biasa aja. Tidak menarik. Bahkan sudah ada beberapa kerutan. Sedikit. Tidak terlalu muluslah wajahnya. Tapi tidak berpengaruhlah itu karena nyatanya adikku tetap saja berdiri kayak tonggak, sedikit miring karena gravitasi.

Lagi asyik-asyiknya melayang-layang imajiku akibat aksi pijatan-pijatan yang berbentuk lingkaran-lingkaran itu tiba-tiba rambahannya sudah menuju perut. Ah. Sedikit down. Sedikit kecewa. Tunggu dulu, rupanya ketika di perut masih ada harapan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dahsyat itu. Ketika gerak maju-mundur di perut dengan formasi melingkar luar-dalam juga, ternyata setiap mundur gerakannya dibablaskan sehingga si adik tetap bisa menikmati sentuhan-sentuhan. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Sip. Sip bener ini. Kok ya ada tukang pijat sehebat ini. Apakah karena sudah ibu-ibu maka pengalamannya memijat bertahun-tahun yang membuatnya menjadi piawai begini? Mustinya iya.

Lalu, akhirnya pijatan di akhir bagian dada. Begitu selesai..

"Mau diapain lagi Den?"

"Maksud Ibu?" Tukasku.

Tersenyum simpul dia dan.. Tahu-tahu tangannya pura-pura pijat-pijat lagi di selangkangan tetapi dengan titik kontak gesekan ke 'adik' semakin besar dan lama.

"Oh tahu aku maksudnya", pikirku.

Tanpa kujawab mulai kuelus punggungnya (dia duduk di pinggir ranjang dengan membelakangi). Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kusingkap pelan kaosnya. Astaga, rupanya kondisi dalamnya terawat mulus. Tak kusangka padahal sudah seumur itu. Menggelegaklah kelelakianku. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Tetek.

Dia sengaja mencondongkan dirinya ke arahku agar lebih mepet. Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Eits! Bulu keteknya nggak dicukur. Gairahku malah semakin meledak, kubalikkan badannya agar menghadapku. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan 'nafsuku' dari kandangnya. Kurebahkan dia dengan masih tetap pakai BH karena aku lebih suka menjamah teteknya dengan cara menyelinapkan tangan.

Kuserbu keteknya yang berbulu agak lebat itu (kering tanpa 'burket', kalaupun 'burket' toh nafsuku belum tentu turun) sambil terus meremas tetek. Kutindih dia. Celana jeans masih belum dilepas. Kususupkan tangan kananku ke dalamnya. Menyentuh veginya. Basah. Kupindahkan serangan ciumanku ke lehernya. Mendesah. Lalu mengerang-mengerang lembut dia. Kehabisan nafas aku, ketika kutarik kepalaku naik untuk mengambil udara ditarik lagi kepalaku. Ah rupanya 'G-Spot'nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Kuhajar lama dengan dengusan napas hidungku di wilayah itu. Semakin liar polahnya. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Kulepas tanganku dan kusuruh dia bangkit.

"Lepaskan BH dan celana ya".

Tanpa tunggu lama wajahnya yang sudah merah merona itu mengangguk dan cepat-cepat semua yang kuingin lepas dilepasnya. Kupandangi sebentar teteknya, masih lumayan bulat. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Kurebahkan lagi dengan segera. Kutindih lagi dia. Mengerang hebat. Nafasku memburu berat. Kukangkangkan pahanya. Dan bless.. Rudalku telah menghunjam 'vegi'nya yang telah banjir itu. Kusodok-sodok sekuat tenaga. Semakin keras erangannya. Kuseret pahanya ke pinggir ranjang, dengan berdiri kuangkat kakinya menumpang di pundakku, kuarahkan kembali rudalku menuju veginya yang lenyap ditelan jembut. Kusibakkan terlebih dulu, lalu bless.. Bless.

"Argh.. Arghh.. Yang cepeth Denn Arghh.. Kencangin laggih Denn.. Auhh.. Ahh.."

Menjelang 10 menit mulai terasa hangat adikku.

"Akkhu.. Sudahh mauu.. Kelluaar.. Bikk.. Ahh.. Ahh".

"Akkh.. Bibikh.. Jugah.. Denn. Ahh.. Argh".

Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Pada saat yang bersamaan. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Entah kenapa badanku yang sebelumnya sudah letih banget ternyata masih mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini. Ibu ini memang lihai. Luar biasa kuakui.

Setelah berbaring-baring sekitar 15 menit Si Ibu minta ijin ke toilet untuk bersih-bersih diri. Kusiapkan amplop untuk memberinya kompensasi atas jasa kenikmatan luar biasa yang baru sekali ini kurasakan seumur hidupku. Tanpa dibukanya amplop itu sambil mengucapkan terima kasih dengan sopan, dia keluar kamar setelah mengenakan jaketnya kembali.

Sejak mengenal kenikmatan 'pijat hotel' itu, aku mulai sering mencoba-coba. Di kota B banyak sekali panti-panti yang berkedok pijat namun sesungguhnya yang ditawarkan adalah lebih dari sekadar pijat. Awalnya kucoba yang muda-muda dan cantik, akhirnya aku kembali mencari yang telah senior karena yang masih muda kuanggap belum banyak pengalaman dan tidak banyak kenikmatan yang kuraih. Di samping itu lebih aman secara kesehatan dengan yang tua karena jarang dipakai, sementara yang muda dan cantik laris diantri banyak pria dari berbagai lapisan dan dengan kondisi kesehatan yang sulit terkontrol pula.

Demikianlah kisah keperjakaanku yang hilang di tangan sang Ibu Pemijat. Aku tidak menyesal. Bahkan malah sulit melupakannya. Yang kusesali adalah mengapa kenikmatan yang sedemikian dahsyatnya baru kuketahui setelah setua ini.

SELESAI

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik 1

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik 1 - Cerita dewasa kali ini berjudul Tukang Pijat Plus Yang Cantik. Berkut ceritanya, Sebagai seorang konsultan aku sering pergi keluar kota dan menginap di hotel bisa sampai berbulan-bulan lamanya. Seringnya menginap sekamar bareng dengan anggota tim lainnya namun kadang juga menginap sendirian. Pekerjaanku yang bersifat projek jelas sering menuntut waktu ekstra dan kerja keras sehingga membuatku mengalami keletihan baik fisik dan mental. Kalau sudah begitu aku segera mencari tukang pijat untuk mengendorkan urat saraf yang telah amat tegangnya.

Cerita Dewasa Tukang Pijat Yang Cantik

Giliranku kali ini mendapatkan projek di kota B yang berhawa sejuk dan merupakan kota idolaku. Dulu aku sempat lama berdiam di kota ini ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini. Sebagaimana projek-projek lain yang sering kukerjakan maka tidak ada perkecualian projek ini juga menuntut energi dan pikiran ekstra keras karena ketatnya jadwal. Salah satu hal yang menyebalkan di kota ini adalah masalah taxi yang buruk kondisinya dan lagi jarang mau menggunakan argo sehingga harus selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sering aku mencari hotel terdekat dengan lokasi projek sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki hanya beberapa menit.

Minggu ini adalah puncak-puncaknya pekerjaan sehingga keletihan amat sangat terasa. Hal ini menyebabkan aku malas pulang week end ke kota J di mana aku tinggal. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Karena anggota tim lain selalu pulang ke J (semuanya berdomisili di J) di akhir minggu maka kini tinggal aku sendirian.

Setelah makan malam di restoran hotel aku masuk ke kamar sambil nonton acara-acara TV. Berhubung hotel ini bukan hotel mewah maka channel acara TV-nya pun terbatas, untuk mengirit ongkos operasional kali. Setelah satu jam aku mulai dihinggapi kejenuhan. Mau tidur masih amat susah karena malam begitu larut, baru jam 8an, dan badan yang amat letih ternyata malah membuat sulit untuk segera beristirahat tidur. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Kucari-cari brosurnya tidak kutemukan. Tanpa kurang akal kutelpon operator untuk menanyakan apakah di hotel ini bisa dicarikan tukang pijat. Ah lega rasanya ketika dijawab bisa dan akan segera diantar.

Sambil menunggu kedatangan tukang pijat aku mulai mencoba kembali menikmati acara-acara di layar TV. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Coba kalau berkeluarga sebagaimana kawan-kawanku itu, pasti mereka harus buru-buru pulang sementara masih harus berjuang untuk mendapatkan tiket kereta karena penuhnya calon penumpang di akhir minggu.

Sejam kemudian ada suara ketukan pintu, ah sudah datang, batinku dengan girang. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira. Tinggi tubuh sekitar 155 cm, berkulit kuning bersih, wajah sudah menunjukkan usianya yang memang sudah matang. Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Aku ijin sebentar ke toilet untuk pipis karena aku memang termasuk orang yang nggak tahan dingin (sudah di kota yang dingin ber-AC pula) sehingga sering pipis. Daripada nanti pas ditengah-tengah aksi pemijatan aku kebelet mendingan kukeringkan dulu kantong pipisku. Kan nggak nyaman pas lagi merem-melek dipijat eh kebelet pipis, pasti akan merepotkan.

Setelah selesai dari toilet kulepas kaos dan celana pendekku sehingga tinggal CD saja. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Wah ternyata si ibu ini masih bagus juga badannya, kelihatan perut masih kencang. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ah nyamannya. Telapak kakiku yang telah kaku-kaku ditekan-tekan dan kemudian diurut.

Aku tak mau banyak bicara agar Si Ibu lebih fokus pada pekerjaannya dan aku konsentrasi agar kenikmatan yang kuraih dari pijatan-pijatan maksimal. Setelah selesai dari telapak kaki mulailah naik menuju ke betisku yang tak kalah kakunya. Rupanya betis kaku kalau dipijat menimbulkan rasa nyeri sehingga aku sedikit meringis. Rupanya Si Ibu tahu kesakitanku lalu sedikit dikurangi tekanannya. Selesai ditekan-tekan kemudian diurut-urut. Untuk urut dipakailah cream agar licin.

Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..

"Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Maaf ya."

Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Aku lepas CD-ku dengan hanya mengangkat pantat terus kuperosotkan keluar dari kaki. Menurutku Si Ibu nggak dapat melihat "adikku". Lalu aku mapan lagi agar pijatan dapat diteruskan. Mulanya paha luar yang mendapatkan giliran. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Dengan mengurut dari arah bawah menuju atas, stop press!! Bisakah anda bayangkan?

Jari-jarinya, kayaknya ibu jarinya (aku nggak bisa lihat sih) secara halus menyenggol kantong-kantong kejantananku. Serr. Kudiamkan. Kemudian pantatku mulai dijamahnya dengan cara melingkar dari bawah ke atas luar terus turun masuk ke dalam dan berakhir di.. Ujung selangkangan persisnya tengah-tengah antara kedua kantong kejantananku. Serr. Serr. Uenak sekali. Aku heran agak lama juga dia ini bermain di wilayah sensitif ini. Tapi biarlah, enak ini. Hehe. Eh ketika sedang enak-enaknya menikmati jari-jari lihainya yang baru pertama kali kunikmati sensasi kenikmatan tiada tara ini berlangsung tiba mulai naik ke arah pinggang. Agak kecewa juga, tapi kutahan biarlah dia menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur standar pemijatan yang dia praktekkan.

Begitu selesai dengan leher belakang sebagai bagian teratas yang dirambahnya, tiba-tiba dengan 'cool'-nya memerintahkan untuk telentang. Wah kacau ini. Bisa ketahuan nih kalau adikku ternyata telah terjaga. Tapi ya sudahlah biarkan segalanya berlalu dengan alamiah. Yang sudah telanjur tegak biarlah begitu. Hehe.

BERSAMBUNG

Cerita Dewasa Ngentot dengan Gadis Berjilbab

Cerita Dewasa Ngentot dengan Gadis Berjilbab - Selamat malam sob, kali ini saya akan share tentang ngentot dengan Gadis Berjilbab. Nasib itu ada di tangan Tuhan. Seringkali aku memikirkan kalimat ini. Rasanya ada benarnya juga. Tapi apakah ini nasib yg digariskan Tuhan aku tidak tau mungkin lebih tepat ini adalah godaan dari setan.

Cerita Dewasa Ngentot dengan Gadis Berjilbab

Seperti pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewek cantik dengan jilbab dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih (keliatan dari kulit wajah dan telapak tangannya).

Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika cewek berjilbab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua panjang nan ketat yang dipakainya.

Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi. Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg keluar. Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan ,"Wachhh... hobinya sama juga yach !". Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich."Hobi apaan ?" tanyanya. "Itu nitip absen", sahutku dan dia tertawa kecil. "Tau aja kamu. Dasar tukang nguping", sahutnya.Akhirnya obrolan bergulir.

Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia ngomong "kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen.""Maksud kamu ?" tanyaku lagi."Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon." Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda berjilbab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota.

Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Cewek manis berjilbab itu menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata :"Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin."Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia.

Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu. Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda. Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata.

Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng. Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Tia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda.

Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil terus ngobrol. Akhirnya dia sadar dan berbisik, "Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. "Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu," sahutku sambil nyengir. "Dasar gila kamu," katanya sambil menyubit pahaku.Serrrrrr..., pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang.

Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh... sudah ada lampu hijau pikirku. Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya.

Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya.

Terasa padat dan kenyal. Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif.

Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas penisku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke selangkangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja. Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing-masing. Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya.

Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kirikuku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya.

Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat pula cewek berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Rrrretttttt... aku tarik kasar cdnya..., jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi

. Di tengah deru nafasnya Tia berdesah : "Ayo mas... masukin aja... aku kepengen banget nech. Hhhhhh...""Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman."Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya. Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah.

Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya. ?Emmhhh...!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung penisku mulai penetrasi kedalam vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika penisku mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu.

Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku. Tia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku masuk kedalam vaginanya. "Ooochhhh... auchhhh... Masssss... oochhh...", desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat.

Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut. "Gantian mas... aku cape", katanya. Aku lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah. Kemudian Tia mulai berjongkok mengarahkan vaginanya.

Ketika penisku kembali menyeruak diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, "uchhhhh... ssshhh... uchhhhh...". Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya."Terus sayang... ayo terus", desahku. Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami.

Berdenyut dan ujung penisku mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras lagi. "Hegghhhhhh... hhhegghhhh... heghhh... terus mas... sodok... sodok terussss... mas... yachhh... disitu... terus... terussss... ooocchhhhhhh", dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab, Tia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya terus berdenyut-denyut. ?Mass...mmhh...oouuccchh...?, pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya.

Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam vaginanya. Aku sodokan penisku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.

Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang... akhirnya tersenyum dan tertawa."Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta." akunya. "He.. he.. he.. sama donk", kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya. Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.
Support : Tante Alexa | Tante Alexa | Tante Alexa
Copyright © 2012. Tante Alexa - All Rights Reserved
Template ReCreated by Tante Alexa Published by Tante Alexa
Proudly powered by Blogger