Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Martha - Martha berusia 23 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal. Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Dia tinggal di rumah kontrakan di Yogyakarta bagian selatan.
Martha menjadi lesbian karena Tante Lis. Martha dan Tante Lis sama-sama menjadi anggota sebuah pusat kebugaran terkemuka di Yogyakarta. Suatu sore, Martha dan Tante Lis berada di tempat ganti pakaian pusat kebugaran tersebut. Hanya mereka berdua karena kebetulan hujan turun dengan derasnya dan membuat banyak anggota pusat kebugaran tersebut enggan datang. Martha melihat Tante Lis yang berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri. Entah mengapa pandangan matanya kali ini beda dari biasanya. Dilihatnya kedua payudara Tante Lis yang seolah-olah ingin keluar dari penutupnya karena ketatnya baju senam yang dipakai Tante Lis. Tante Lis rupanya mengetahuinya.
"Ada apa Mbak?"
"Ah.. Tidak apa-apa Tante."
"Tidak apa-apa kok melihat kedua payudara saya."
Martha kaget kalau ternyata Tante Lis mengetahuinya pandangan matanya. Akhirnya keluarlah beberapa kata dari mulutnya.
"Kedua payudara Tante besar dan indah."
"Punyamu juga besar dan indah."
Tante Lis lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah bedak talk. Dia kemudian membalikkan tubuhnya dan membelakangi Martha.
"Mbak, bisa Tante minta tolong?"
"Bisa, Tante mau apa?"
Martha menghampiri Tante Lis yang sedang menurunkan pakaian senamnya sehingga sekarang punggungnya terbuka.
"Tolong taburkan bedak talk ini ke punggungku dan gosokkan sekalian."
Martha menerima bedak talk kemudian menaburkannya ke punggung Tante Lis. Dia lalu menggosoknya dengan biasa saja.
"Aaahh.."
"Kenapa Tante?"
"Tidak apa-apa. Kamu mau tidak menggosok bagian depan?"
"Mau Tante. Tetapi jangan di sini. Nanti ketahuan orang lain."
"Cuek saja."
Martha ingin menolak. Tetapi terlambat. Tante Lis sudah membalikkan tubuhnya. Kedua payudaranya yang menantang membuat Martha langsung menaburi bedak talk ke kedua payudara Tante Lis. Digosoknya kedua payudara Tante Lis dengan kedua tangannya. Diremasnya kedua payudara Tante Lis.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
"Mbak mau?" tawar Tante Lis.
Tanpa menunggu persetujuan Martha, Tante Lis sudah menurunkan pakaian senam yang dipakaiMartha. Dilihatnya kedua payudara Martha yang hanya terdiam sambil menyerahkan bedak talk. Tante Lis menerima bedak talk tersebut dan didorongnya Martha ke tembok. Martha disandarkan ke tembok dan mulut Tante Lis sudah menjilati payudara kiri Martha. Sedangkan tangan kirinya mengusapkan bedak talk ke payudara kanan Martha. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut Martha. Tangannya meraih tangan kiri Tante Lis dan melepaskan bedak talk yang dipegangnya. Dibimbingnya tangan kiri Tante Lis untuk membelai payudara kanan Martha. Tante Lis tidak hanya membelai tetapi juga memilin-milin puting payudara kanan Martha."Aaahh.. aahh.. aahh.." Mendengar suara itu Tante Lis semakin bergairah untuk mencumbui Martha. Dilepaskannya pakaian senam yang dipakai Martha yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya sambil tetap memainkan kedua payudara Martha. Mulutnya turun ke bawah. Mulutnya tepat pada kemaluan Martha. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke kemaluan Martha berulang-ulang.
Sekarang Tante Lis sudah menjilati kemaluan Martha sambil jari telunjuk tangan kanannya membuka lubang kemaluan Martha dan tangan kirinya masih menikmati permainan kedua payudara Martha. Lidahnya dimasukkan ke dalam celah lubang kemaluan Martha. Lidah Tante Lis sudah merasa puasbermain-main di kemaluan Martha. Sekarang jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam liang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan. Mulut Tante Lis rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Tante Lis dalam mempermainkan kemaluan Martha. Berkali-kali Martha mendesah. "Aaahh.. aahh.. aahh.." Tante Lis menghentikan permainannya sebentar. Dia melepaskan apa yang masih menutupi tubuhnya. Kemudian dengan bantuan jari-jari pada kedua tangannya Tante Lis menempelkan kemaluannya ke kemaluan Martha.
"Aaahh.. aahh.. aahh.." Suara yang keluar dari mulutnya dan mulut Martha disambut dengan menempelnya kedua payudara Tante Lis pada kedua payudara Martha. "Ouohh.." Lagi-lagi suara yang keluar dari mulut mereka berdua disambut dengan menempelnya kedua bibir mereka. Mereka berciuman dengan saling berebutan untuk menjilati lidah. Tante Lis menggerak-gerakkan tubuhnya. Kedua payudaranya dan kedua payudara Martha saling bergesekan. Begitu juga dengan kedua kemaluan mereka. Setelah beberapa saat Tante Lis menghentikan permainan itu. Dia melepaskan tubuhnya pada tubuh Martha. Dia berbalik dan membungkuk mengambil pakaiannya. Ketikadia berdiri, dari belakang Martha memeluknya.
"Kamu belum puas?"
"Belum Tante."
"Benar?"
"Benar Tante."
Kemudian Tante Lis membalikkan tubuhnya dan bersamaan dengan itu Martha ganti mendorongnya ke tembok. Dilihatnya lagi kedua payudara Tante Lis. Kemudian digesek-gesekkan puting kedua payudaranya ke kedua puting payudara Tante Lis. Keduanya sama-sama mengeluarkan suara. "Ouohh.."
Bibir Tante Lis ingin mencium bibir Martha. Tetapi sengaja Martha menghindar. Martha lalu ganti ingin memperlakukan Tante Lis seperti apa yang telah diperlakukan padanya. Mulut Martha lalu turun ke bawah menjilati payudara kanan Tante Lis. Sedangkan tangan kanannya membelai payudara kiri Tante Lis dan juga memilin-milin puting payudara kiri Tante Lis. Mulutnya turun ke bawah sambil tetap mempermainkan kedua payudara Tante Lis. Mulutnya tepat pada kemaluan TanteLis. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke kemaluan Tante Lis berulang-ulang. Sekarang Martha sudah menjilati kemaluan Tante Lis sambil jari telunjuk tangan kirinya membuka kemaluan Tante Lis dan tangan kanannya masih menikmati permainan kedua payudara Tante Lis.
Lidahnya dimasukkan ke dalam celah kemaluan Tante Lis. Lidah Martha sudah merasa puas bermain-main di liang kemaluan Tante Lis. Sekarang jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan. Mulut Martha rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Martha dalam mempermainkan lubang kemaluan Tante Lis. Berkali-kali Tante Lismendesah. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Akhirnya mereka berdua berpelukan erat sambil berciuman. Kedua payudara mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka juga saling menempel. Mereka berdua saling membelai punggung dengan halus. Tante Lis menambahi dengan jari telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok lubang pantat Martha. Martha mengikutinya dengan juga memasukkan jari telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok lubang pantat Tante Lis. Bibir mereka melepaskan ciuman dan keluarlah suara.. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Demikianlah keduanya mencapai puncak orgasme setelah memainkan lobang pantat masing-masing.
Temukan Cerita Dewasa Pesta Lesbi Seru Lainnya :
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Lis dan Ibu Susi
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Martha
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Widya dan Susan
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Anita dan Angga
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Ana
Martha menjadi lesbian karena Tante Lis. Martha dan Tante Lis sama-sama menjadi anggota sebuah pusat kebugaran terkemuka di Yogyakarta. Suatu sore, Martha dan Tante Lis berada di tempat ganti pakaian pusat kebugaran tersebut. Hanya mereka berdua karena kebetulan hujan turun dengan derasnya dan membuat banyak anggota pusat kebugaran tersebut enggan datang. Martha melihat Tante Lis yang berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri. Entah mengapa pandangan matanya kali ini beda dari biasanya. Dilihatnya kedua payudara Tante Lis yang seolah-olah ingin keluar dari penutupnya karena ketatnya baju senam yang dipakai Tante Lis. Tante Lis rupanya mengetahuinya.
"Ada apa Mbak?"
"Ah.. Tidak apa-apa Tante."
"Tidak apa-apa kok melihat kedua payudara saya."
Martha kaget kalau ternyata Tante Lis mengetahuinya pandangan matanya. Akhirnya keluarlah beberapa kata dari mulutnya.
"Kedua payudara Tante besar dan indah."
"Punyamu juga besar dan indah."
Tante Lis lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah bedak talk. Dia kemudian membalikkan tubuhnya dan membelakangi Martha.
"Mbak, bisa Tante minta tolong?"
"Bisa, Tante mau apa?"
Martha menghampiri Tante Lis yang sedang menurunkan pakaian senamnya sehingga sekarang punggungnya terbuka.
"Tolong taburkan bedak talk ini ke punggungku dan gosokkan sekalian."
Martha menerima bedak talk kemudian menaburkannya ke punggung Tante Lis. Dia lalu menggosoknya dengan biasa saja.
"Aaahh.."
"Kenapa Tante?"
"Tidak apa-apa. Kamu mau tidak menggosok bagian depan?"
"Mau Tante. Tetapi jangan di sini. Nanti ketahuan orang lain."
"Cuek saja."
Martha ingin menolak. Tetapi terlambat. Tante Lis sudah membalikkan tubuhnya. Kedua payudaranya yang menantang membuat Martha langsung menaburi bedak talk ke kedua payudara Tante Lis. Digosoknya kedua payudara Tante Lis dengan kedua tangannya. Diremasnya kedua payudara Tante Lis.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
"Mbak mau?" tawar Tante Lis.
Tanpa menunggu persetujuan Martha, Tante Lis sudah menurunkan pakaian senam yang dipakaiMartha. Dilihatnya kedua payudara Martha yang hanya terdiam sambil menyerahkan bedak talk. Tante Lis menerima bedak talk tersebut dan didorongnya Martha ke tembok. Martha disandarkan ke tembok dan mulut Tante Lis sudah menjilati payudara kiri Martha. Sedangkan tangan kirinya mengusapkan bedak talk ke payudara kanan Martha. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut Martha. Tangannya meraih tangan kiri Tante Lis dan melepaskan bedak talk yang dipegangnya. Dibimbingnya tangan kiri Tante Lis untuk membelai payudara kanan Martha. Tante Lis tidak hanya membelai tetapi juga memilin-milin puting payudara kanan Martha."Aaahh.. aahh.. aahh.." Mendengar suara itu Tante Lis semakin bergairah untuk mencumbui Martha. Dilepaskannya pakaian senam yang dipakai Martha yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya sambil tetap memainkan kedua payudara Martha. Mulutnya turun ke bawah. Mulutnya tepat pada kemaluan Martha. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke kemaluan Martha berulang-ulang.
Sekarang Tante Lis sudah menjilati kemaluan Martha sambil jari telunjuk tangan kanannya membuka lubang kemaluan Martha dan tangan kirinya masih menikmati permainan kedua payudara Martha. Lidahnya dimasukkan ke dalam celah lubang kemaluan Martha. Lidah Tante Lis sudah merasa puasbermain-main di kemaluan Martha. Sekarang jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam liang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan. Mulut Tante Lis rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Tante Lis dalam mempermainkan kemaluan Martha. Berkali-kali Martha mendesah. "Aaahh.. aahh.. aahh.." Tante Lis menghentikan permainannya sebentar. Dia melepaskan apa yang masih menutupi tubuhnya. Kemudian dengan bantuan jari-jari pada kedua tangannya Tante Lis menempelkan kemaluannya ke kemaluan Martha.
"Aaahh.. aahh.. aahh.." Suara yang keluar dari mulutnya dan mulut Martha disambut dengan menempelnya kedua payudara Tante Lis pada kedua payudara Martha. "Ouohh.." Lagi-lagi suara yang keluar dari mulut mereka berdua disambut dengan menempelnya kedua bibir mereka. Mereka berciuman dengan saling berebutan untuk menjilati lidah. Tante Lis menggerak-gerakkan tubuhnya. Kedua payudaranya dan kedua payudara Martha saling bergesekan. Begitu juga dengan kedua kemaluan mereka. Setelah beberapa saat Tante Lis menghentikan permainan itu. Dia melepaskan tubuhnya pada tubuh Martha. Dia berbalik dan membungkuk mengambil pakaiannya. Ketikadia berdiri, dari belakang Martha memeluknya.
"Kamu belum puas?"
"Belum Tante."
"Benar?"
"Benar Tante."
Kemudian Tante Lis membalikkan tubuhnya dan bersamaan dengan itu Martha ganti mendorongnya ke tembok. Dilihatnya lagi kedua payudara Tante Lis. Kemudian digesek-gesekkan puting kedua payudaranya ke kedua puting payudara Tante Lis. Keduanya sama-sama mengeluarkan suara. "Ouohh.."
Bibir Tante Lis ingin mencium bibir Martha. Tetapi sengaja Martha menghindar. Martha lalu ganti ingin memperlakukan Tante Lis seperti apa yang telah diperlakukan padanya. Mulut Martha lalu turun ke bawah menjilati payudara kanan Tante Lis. Sedangkan tangan kanannya membelai payudara kiri Tante Lis dan juga memilin-milin puting payudara kiri Tante Lis. Mulutnya turun ke bawah sambil tetap mempermainkan kedua payudara Tante Lis. Mulutnya tepat pada kemaluan TanteLis. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke kemaluan Tante Lis berulang-ulang. Sekarang Martha sudah menjilati kemaluan Tante Lis sambil jari telunjuk tangan kirinya membuka kemaluan Tante Lis dan tangan kanannya masih menikmati permainan kedua payudara Tante Lis.
Lidahnya dimasukkan ke dalam celah kemaluan Tante Lis. Lidah Martha sudah merasa puas bermain-main di liang kemaluan Tante Lis. Sekarang jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan. Mulut Martha rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Martha dalam mempermainkan lubang kemaluan Tante Lis. Berkali-kali Tante Lismendesah. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Akhirnya mereka berdua berpelukan erat sambil berciuman. Kedua payudara mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka juga saling menempel. Mereka berdua saling membelai punggung dengan halus. Tante Lis menambahi dengan jari telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok lubang pantat Martha. Martha mengikutinya dengan juga memasukkan jari telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok lubang pantat Tante Lis. Bibir mereka melepaskan ciuman dan keluarlah suara.. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Demikianlah keduanya mencapai puncak orgasme setelah memainkan lobang pantat masing-masing.
Temukan Cerita Dewasa Pesta Lesbi Seru Lainnya :
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Lis dan Ibu Susi
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Martha
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Widya dan Susan
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Anita dan Angga
Cerita Dewasa Pesta Lesbi Tante Ana
Post a Comment