Cerita Dewasa : Dewi - Doni, Anak Tirinya - Jam di dinding menunjukkan pukul 10 pagi, Dewi baru saja beranjak bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandinya yang terletak didalam kamar tidurnya, setelah menggosok gigi dan mencuci mukanya, iapun keluar dari kamar tidurnya menuju kedapur untuk membuat sarapan.
Setibanya di dapur Dewi melihat Doni anak tirinya sedang membuat kopi, saat itu Doni hanya memakai celana boxer saja, Dewipun menyapa Doni sesaat ia berada disamping Doni.
“Kamu tidak sekolah, Don??” Dewi bertanya.
“Eh, mami, mami lupa yach!!, kan kemarin hari terakhir aku ujian, jadi hari ini libur sampai pengumuman hasil ujian,” jawab Doni.
“baru bangun mih??, Doni balik bertanya, “mau kubuatkan kopi”
“Heeh, boleh tuch, “ jawab Dewi.
Dewi memperhatikan tubuh anak tirinya ini, Doni mempunyai tubuh yang sangat atletis, dadanya bidang dan berotot, Dewi tahu Doni sering sekali berolahraga, tingginya sekitar 180 cm, berbeda dengan ayahnya yang pendek, dari samping Dewi mengagumi tubuh anak tirinya ini, saat pandangan mata Dewi jatuh di boxer Doni, ia melihat tonjolan di celana boxer Doni, melihat itu Dewi menelan ludahnya, dan ia tahu bahwa Doni saat ini tidak mengenakan celana dalamnya dan kontolnya sedang tegang-tegangnya, dari balik celana boxernya Dewi tahu juga bahwa Doni mempunyai kontol yang besar dan panjang.
“Mih, nich kopinya,” Doni berkata.
“Eehh..iyach, makasih, Don!” sahut Dewi.
Doni tidak mengetahui bahwa dari tadi mamihnya memandangi tonjolan di celananya dengan penuh nafsu.
“Papih, kapan pulang, mih??” Doni bertanya
“Masih lama,” Dewi menjawab.
“Ooohh, aku kekamar dulu yach, mih!” lanjut Doni, “mo chatting dulu ama temenku”
“Heeh, “ Dewi mengiyakan.
Seperginya Doni, Dewi merasakan lubang senggamanya berdenyut-denyut, ingin merasakan kembali sodokan-sodokan kontol-kontol yang besar, sambil menikmati kopinya, tangan kanannya mulai mengelus-elus vaginanya, sementara pikirannya membayangkan pemandangan tadi, membayangkan seandainya kontol Doni dielus-eluskan di itilnya dan dibibir memeknya. Batinnya menjerit memanggil nama Doni sambil merasakan sentuhan tangannya di memek dan itilnya, lubang senggamanya mulai basah karena gelora birahinya yang mulai bangkit, Dewi sendiri merasa heran sendiri kenapa sekarang ini birahinya cepat sekali terangsang, sekarang ini Dewi merasa selalu kehausan ingin dipuaskan, libido seksnya semakin meninggi dibandingkan dengan sebelum ia pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya.
Semakin lama elusan tangannya semakin cepat, gairahnya semakin memuncak, lubang senggamanya semakin gatal ingin digaruk kontol besar, gairah birahinya ingin cepat dipuaskan, batinnya berkecamuk antara ingin dientot oleh Doni merasakan kontol Doni mengaduk-aduk lubang senggamanya dengan ketakutan seandainya Doni tidak mau lalu melaporkan hal itu ke papihnya atas kelakuan dia.
Tapi nampaknya nafsu birahinya yang menang, akhirnya Dewi melangkah menuju kamar anak tirinya, sesampainya didepan pintu kamar Doni, dengan perlahan-lahan Dewi membuka pintu kamar Doni, Dewi terkejut melihat pemandangan di depan matanya, Dewi melihat Doni sedang telanjang dan duduk diatas karpet membelakangi pintu, sementara kedua telinga Doni tertutup oleh earphone dan dilayar komputer Dewi melihat adegan seks, rupanya Doni sedang menonton film BF, dan Dewi juga melihat Doni sedang mengelus-elus kontolnya yang sudah ngaceng, melihat ini semua membuat birahi Dewi semakin memuncak, Dewipun melangkah masuk kekamar Doni lalu menutup pintunya, didekatinya Doni dari arah belakang, Doni yang sedang asyik tidak mengetahui bahwa Mamihnya sedang menyaksikan perbuatannya itu.
Setelah menanggalkan dasternya, Dewi kemudian mendekati Doni, dipeluknya tubuh Doni, diciuminya tengkuk dan telinga Doni, kedua payudaranya ia tempelkan dipunggung Doni, sambil berbisik,
“Doonn,.. sini mamih bantuin,” Dewi mendesah lirih sambil tangan kanannya meraih kontol Doni lalu mengelus-elusnya.
“Eehh…Mih, oouughh…ssshhhh…aachhh” Doni terperanjat kaget akan perbuatan Dewi, tapi ia menikmati sentuhan tangan Dewi yang halus di kontolnya, kagetnya hilang berganti dengan kenikmatan.
Aksi Dewi semakin bertambah, dari tengkuk dan telinga ciumannya menjalar kedepan kedada Doni, dijilatinya kedua puting Doni bergantian, sementara tangannya semakin gencar mengelus-elus kontol Doni, membuat Doni semakin mengerang keenakan, lenguhan-lenguhan kenikmatan keluar dari mulut Doni, Dewi lalu mendorong tubuh Doni sehingga telentang diatas karpet, ciuman dan jilatan Dewi semakin menggila dari dada turun keperut, dari perut turun ke selangkangan Doni, Doni semakin menggelinjang mendapatkan serangan Dewi, tubuh Doni melenting menikmati jilatan Dewi ditubuhnya.
“Aaghhhh….Miiihh, eenaaakkkkk….Aaaaaggghh” Doni mengerang keenakan ketika kontolnya dijilati dan dikulum-kulum oleh Dewi.
Sllrrppp….sssllrrpppp….. Dewi asyik menjilati dan mengulum-ngulum kontol Doni.
“Miihhh, aakkuu gak taahhaann…ouughh..aakkuu..mau keluaar nich..ooughh” Doni merintih.
Mendengar Doni mau keluar Dewi semakin cepat mengulum-ngulum kontol Doni, tak lama kemudian,
Creettt…creeettt..cccreeettt…kontol Doni menyemburkan lahar kenikmatannya didalam mulut Dewi.
“Ougghh..” Dewi tersedak akibat tembakan sperma dari kontol Doni
“Gleekkk..ssllrppp….gleekkk..sslrrppp” terdengar Dewi menelan sperma Doni sambil menghisap-hisap kontol Doni, membuat Doni semakin merem-melek, kontolnya mengedut-ngedut semakin kencang.
Sesaat kemudian kontol Doni berhenti mengedut-ngedut, Dewipun puas mendapatkan sperma perjaka, dan Dewi kaget melihat bahwa kontol Doni tetap keras meskipun barusan telah mengeluarkan sperma, Dewi tidak merasakan kontol Doni yang sedang dalam genggamannya akan mengecil.
“kamu puas, Don” Dewi bertanya lirih.
“Iyach, Mih, “ Doni menjawab
“kamu masih pengen khan,” kembali Dewi bertanya
“heeh” Doni mendesah
Kemudian Dewi berjongkok diatas tubuh Doni, kontol Doni ia arahkan kelubang memeknya yang sudah basah dari tadi. Dioles-oleskannya kepala kontol Doni di itilnya, Dewi merasakan geli-geli nikmat saat itilnya tersentuh oleh kepala kontol Doni, sementara Doni sendiri menggelinjang kegelian saat kepala kontolnya menyentuh itil mamihnya, belum pernah Doni merasakan sensasi seperti ini, biasanya kontolnya itu ia kocok sendiri kalau lagi tegang karena nonton BF, jadi Doni belum pernah merasakan kontolnya itu bersentuhan dengan itil apalagi sampai merasakan dijepit memek.
Setelah puas mengoles-ngoleskan kontol Doni, Dewi mulai menyelipkan kepala kontol Doni dibelahan memeknya, Dewi melenguh saat kepala kontol Doni mulai terjepit dilubang senggamanya, Dewi merasakan lubang senggamanya penuh sesak oleh kepala kontol Doni, perlahan-lahan Dewi mulai menurunkan pantatnya,
Sleepp…Bleeessss….
“Uuugghhh….” Dewi melenguh saat kontol Doni mulai menerobos masuk dalam lubang senggamanya,
“Doni sayang, kontolmu besar sekali, sesak memekku dibuatnya,” lanjut Dewi sambil mulai menekan pantatnya lagi.
Bleeesss…..
“aaagghhh….Mih, sempit sekali memekmu,” Doni mengerang merasakan kontolnya yang terjepit erat oleh memek Dewi.
“bukan memekku yang sempit sayang, tapi kontolmu yang besar, ooohhhhh, enak sekali kontolmu ini,” Dewi mengerang manja, sambil menekan lagi pantatnya kebawah perlahan-lahan,
Bleesss….bleessss…..
Dan,
“Uuuugghhhh….,” Dewi menjerit lirih, saat kepala kontol Doni menyentuh dinding rahimnya,
Sensasi nikmat yang Dewi rasakan kali ini berbeda dengan sensasi nikmat yang pernah ia dapatkan sebelumnya, lubang senggamanya betul-betul penuh sesak oleh jejalan kontol Doni, ini membuat dinding vaginanya berkedut-kedut sendiri, sementara Doni merasakan batang kontolnya seperti dipijat-pijat oleh dinding vagina Dewi, yang membuat ia merem melek.
Kemudian Dewi mulai mengangkat turunkan pantatnya perlahan-lahan, tangannya bertumpu di dada Doni, Dewi merasakan batang kontol Doni menggesek dengan erat dinding vaginanya, memeknya yang sudah basah tidak terlalu berpengaruh karena besarnya kontol Doni, gesekan-gesekan didinding vaginanya sangat terasa ketat sekali, Donipun merasakan yang sama, apalagi persetubuhan ini adalah kali pertama buat Doni, Doni merasakan perbedaan yang sangat besar antara gesekan tangan dia dibandingkan dengan gesekan memek mamih tirinya ini.
Keduanya mulai melenguh, mendesah dan merintih menikmati persetubuhan ini, gerakan naik turun Dewi semakin lancar seiring semakin membasahnya lubang kenikmatannya, cairan-cairan kenikmatan dari kedua kemaluan mereka semakin banyak, sehingga memudahkan pergeseran kelamin mereka.
Keirngat mulai mengalir dari kedua tubuh mereka, goyangan Dewi yang semakin cepat membuat kedua bukit payudaranya bergoyang naik turun, pemandangan ini membuat Doni semakin bernafsu, Donipun bangkit dari posisi telentangnya, dipeluknya tubuh Dewi, mulutnya bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, membuat puting susu Dewi semakin mengeras, perbuatan Doni merubah gaya naik turun Dewi menjadi maju mundur, kuluman dan hisapan Doni di kedua payudaranya membuat Dewi semakin bernafsu, lenguhan-lenguhan kenikmatannya semakin terdengar.
Dengan posisi duduk seperti ini itil Dewi lebih sering bersentuhan dengan batang kontol Doni, sehingga menambah sensasi kenikmatan Dewi semakin menjadi, gerakan maju mundur Dewi bertambah cepat, mengimbangi kuluman dan hisapan Doni dikedua payudaranya. Kedua tangan Doni yang tadinya hanya memeluk Dewi, mulai beraksi juga, Doni mulai meremas-remas kedua bongkah pantat Dewi, sambil meremas-remas Donipun membantu menekan pantat Dewi bertepatan dengan gerakan maju Dewi, sehingga membuat kontolnya masuk lebih dalam kedalam memek Dewi, aksi Doni ini membuat Dewi mengerang karena sodokan kontol Doni didinding rahimnya semakin terasa.
“Aaagghhh…ssshhhh….ooouucchhhh…terussss..Doon, yaachhh..hisaaappp..teeetekku,”erang Dewi.
“Hhmmmm…sssllrrppp…hhmmmhhmm..ssssllrppp,” Doni mengiyakan permintaan mamihnya.
“Yaaacchh… teeekaaann…paantatkuu…ooucchhh…aaaagghhh…,” lagi-lagi Dewi mengerang saat Doni menekan pantatnya membantu gerakan majunya.
Tak lama kemudian,
“Miiihhhh, hhmmmhh…sssllrpp….aaakkkuu..ssslrpp….mauu..keluaar r..laaagiiii..,” Doni melenguh, sambil mulutnya tetap menghisap-hisap tetek Dewi.
“Taaahhaan…sebeentaarrr..ssaaayaang….kita saamaaan…keeluarnya,” jawab Dewi.
“Slllllrrrpppp….aaaaacchh…aaaaakkkuuu tiddak..ssslrpppppp…” Doni melenguh lagi dan,
Creeetttt…..creeetttt….cccreeeetttt..
Kontol Doni menembakkan spermanya dalam lubang senggama Dewi,
“Aaagghhhhh….miiihhh…aaaku kelluaaar…meemek mamihhh enaaakk sekaliii…aaaagghhh..,” Doni mengerang keenakan saat kontolnya memuntahkan sperma dilubang kemaluan Dewi.
Dewi merasakan semburan hangat didinding rahimnya, dan Dewi juga merasakan kontol Doni berdenyut-denyut, merasakan ini semua Dewi semakin mempercepat gerakannya, iapun mendorong tubuh Doni sehingga telentang lagi, dipeluknya tubuh Doni, bibirnya memagut bibir Doni yang, pantatnya digerakkan naik turun dengan cepat, nampaknya Dewi tidak mau kehilangan kesempatan untuk merengkuh kenikmatannya.
“Hmmmhhh….sslllrpp….hhmmmhh…ssllrppp….,” rintihan nikmat keluar dari kedua mulut Dewi dan Doni yang sedang berpagutan.
Tak lama kemudian, gerakan Dewi semakin tidak beraturan dan bertambah cepat, lalu dengan sekali hentakkan Dewi menekan pantatnya dalam-dalam,
“Aaaggghhh….Dooonnn…mamiihhh keluaaar jugaaaa..ooohhhh..eenak kontol besaaarmu ini,” Dewi melenguh.
Ssssrrrr….sssssrrrrr…..sssssrrrr…… lubang senggama Dewi menyemburkan lahar kenikmatan yang menyirami batang kontol Doni.
Doni merasakan pijatan-pijatan kuat dibatang kontolnya, saat lubang vagina Dewi memuntahkan lahar kenikmatannya.
Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatannya, Dewi menciumi Doni dengan mesra, keduanya berpagutan dengan mesra, beberapa saat kemudian setelah gairah nafsu mereka mereda, Dewi mengangkat pantatnya, kontol Doni yang mulai mengecilpun terlepas dari jepitan memeknya, Nampak kontol Doni mengkilat oleh sperma dan cairan kenikmatan dari memeknya, Dewipun merebahkan tubuhnya disamping Doni.
“Makasih yach, sayang, kamu telah memberikan Mamih kepuasan,” Dewi berkata sambil mengecup pipi Doni.
“Aku juga, Mih, “ kata Doni sambil memeluk Dewi dan memberikan kecupan ringan dibibir Dewi.
Keduanya kemudian berpelukan sambil memejamkan mata mereka, di bibir mereka tersungging senyum kepuasan.
Setibanya di dapur Dewi melihat Doni anak tirinya sedang membuat kopi, saat itu Doni hanya memakai celana boxer saja, Dewipun menyapa Doni sesaat ia berada disamping Doni.
“Kamu tidak sekolah, Don??” Dewi bertanya.
“Eh, mami, mami lupa yach!!, kan kemarin hari terakhir aku ujian, jadi hari ini libur sampai pengumuman hasil ujian,” jawab Doni.
“baru bangun mih??, Doni balik bertanya, “mau kubuatkan kopi”
“Heeh, boleh tuch, “ jawab Dewi.
Dewi memperhatikan tubuh anak tirinya ini, Doni mempunyai tubuh yang sangat atletis, dadanya bidang dan berotot, Dewi tahu Doni sering sekali berolahraga, tingginya sekitar 180 cm, berbeda dengan ayahnya yang pendek, dari samping Dewi mengagumi tubuh anak tirinya ini, saat pandangan mata Dewi jatuh di boxer Doni, ia melihat tonjolan di celana boxer Doni, melihat itu Dewi menelan ludahnya, dan ia tahu bahwa Doni saat ini tidak mengenakan celana dalamnya dan kontolnya sedang tegang-tegangnya, dari balik celana boxernya Dewi tahu juga bahwa Doni mempunyai kontol yang besar dan panjang.
“Mih, nich kopinya,” Doni berkata.
“Eehh..iyach, makasih, Don!” sahut Dewi.
Doni tidak mengetahui bahwa dari tadi mamihnya memandangi tonjolan di celananya dengan penuh nafsu.
“Papih, kapan pulang, mih??” Doni bertanya
“Masih lama,” Dewi menjawab.
“Ooohh, aku kekamar dulu yach, mih!” lanjut Doni, “mo chatting dulu ama temenku”
“Heeh, “ Dewi mengiyakan.
Seperginya Doni, Dewi merasakan lubang senggamanya berdenyut-denyut, ingin merasakan kembali sodokan-sodokan kontol-kontol yang besar, sambil menikmati kopinya, tangan kanannya mulai mengelus-elus vaginanya, sementara pikirannya membayangkan pemandangan tadi, membayangkan seandainya kontol Doni dielus-eluskan di itilnya dan dibibir memeknya. Batinnya menjerit memanggil nama Doni sambil merasakan sentuhan tangannya di memek dan itilnya, lubang senggamanya mulai basah karena gelora birahinya yang mulai bangkit, Dewi sendiri merasa heran sendiri kenapa sekarang ini birahinya cepat sekali terangsang, sekarang ini Dewi merasa selalu kehausan ingin dipuaskan, libido seksnya semakin meninggi dibandingkan dengan sebelum ia pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya.
Semakin lama elusan tangannya semakin cepat, gairahnya semakin memuncak, lubang senggamanya semakin gatal ingin digaruk kontol besar, gairah birahinya ingin cepat dipuaskan, batinnya berkecamuk antara ingin dientot oleh Doni merasakan kontol Doni mengaduk-aduk lubang senggamanya dengan ketakutan seandainya Doni tidak mau lalu melaporkan hal itu ke papihnya atas kelakuan dia.
Tapi nampaknya nafsu birahinya yang menang, akhirnya Dewi melangkah menuju kamar anak tirinya, sesampainya didepan pintu kamar Doni, dengan perlahan-lahan Dewi membuka pintu kamar Doni, Dewi terkejut melihat pemandangan di depan matanya, Dewi melihat Doni sedang telanjang dan duduk diatas karpet membelakangi pintu, sementara kedua telinga Doni tertutup oleh earphone dan dilayar komputer Dewi melihat adegan seks, rupanya Doni sedang menonton film BF, dan Dewi juga melihat Doni sedang mengelus-elus kontolnya yang sudah ngaceng, melihat ini semua membuat birahi Dewi semakin memuncak, Dewipun melangkah masuk kekamar Doni lalu menutup pintunya, didekatinya Doni dari arah belakang, Doni yang sedang asyik tidak mengetahui bahwa Mamihnya sedang menyaksikan perbuatannya itu.
Setelah menanggalkan dasternya, Dewi kemudian mendekati Doni, dipeluknya tubuh Doni, diciuminya tengkuk dan telinga Doni, kedua payudaranya ia tempelkan dipunggung Doni, sambil berbisik,
“Doonn,.. sini mamih bantuin,” Dewi mendesah lirih sambil tangan kanannya meraih kontol Doni lalu mengelus-elusnya.
“Eehh…Mih, oouughh…ssshhhh…aachhh” Doni terperanjat kaget akan perbuatan Dewi, tapi ia menikmati sentuhan tangan Dewi yang halus di kontolnya, kagetnya hilang berganti dengan kenikmatan.
Aksi Dewi semakin bertambah, dari tengkuk dan telinga ciumannya menjalar kedepan kedada Doni, dijilatinya kedua puting Doni bergantian, sementara tangannya semakin gencar mengelus-elus kontol Doni, membuat Doni semakin mengerang keenakan, lenguhan-lenguhan kenikmatan keluar dari mulut Doni, Dewi lalu mendorong tubuh Doni sehingga telentang diatas karpet, ciuman dan jilatan Dewi semakin menggila dari dada turun keperut, dari perut turun ke selangkangan Doni, Doni semakin menggelinjang mendapatkan serangan Dewi, tubuh Doni melenting menikmati jilatan Dewi ditubuhnya.
“Aaghhhh….Miiihh, eenaaakkkkk….Aaaaaggghh” Doni mengerang keenakan ketika kontolnya dijilati dan dikulum-kulum oleh Dewi.
Sllrrppp….sssllrrpppp….. Dewi asyik menjilati dan mengulum-ngulum kontol Doni.
“Miihhh, aakkuu gak taahhaann…ouughh..aakkuu..mau keluaar nich..ooughh” Doni merintih.
Mendengar Doni mau keluar Dewi semakin cepat mengulum-ngulum kontol Doni, tak lama kemudian,
Creettt…creeettt..cccreeettt…kontol Doni menyemburkan lahar kenikmatannya didalam mulut Dewi.
“Ougghh..” Dewi tersedak akibat tembakan sperma dari kontol Doni
“Gleekkk..ssllrppp….gleekkk..sslrrppp” terdengar Dewi menelan sperma Doni sambil menghisap-hisap kontol Doni, membuat Doni semakin merem-melek, kontolnya mengedut-ngedut semakin kencang.
Sesaat kemudian kontol Doni berhenti mengedut-ngedut, Dewipun puas mendapatkan sperma perjaka, dan Dewi kaget melihat bahwa kontol Doni tetap keras meskipun barusan telah mengeluarkan sperma, Dewi tidak merasakan kontol Doni yang sedang dalam genggamannya akan mengecil.
“kamu puas, Don” Dewi bertanya lirih.
“Iyach, Mih, “ Doni menjawab
“kamu masih pengen khan,” kembali Dewi bertanya
“heeh” Doni mendesah
Kemudian Dewi berjongkok diatas tubuh Doni, kontol Doni ia arahkan kelubang memeknya yang sudah basah dari tadi. Dioles-oleskannya kepala kontol Doni di itilnya, Dewi merasakan geli-geli nikmat saat itilnya tersentuh oleh kepala kontol Doni, sementara Doni sendiri menggelinjang kegelian saat kepala kontolnya menyentuh itil mamihnya, belum pernah Doni merasakan sensasi seperti ini, biasanya kontolnya itu ia kocok sendiri kalau lagi tegang karena nonton BF, jadi Doni belum pernah merasakan kontolnya itu bersentuhan dengan itil apalagi sampai merasakan dijepit memek.
Setelah puas mengoles-ngoleskan kontol Doni, Dewi mulai menyelipkan kepala kontol Doni dibelahan memeknya, Dewi melenguh saat kepala kontol Doni mulai terjepit dilubang senggamanya, Dewi merasakan lubang senggamanya penuh sesak oleh kepala kontol Doni, perlahan-lahan Dewi mulai menurunkan pantatnya,
Sleepp…Bleeessss….
“Uuugghhh….” Dewi melenguh saat kontol Doni mulai menerobos masuk dalam lubang senggamanya,
“Doni sayang, kontolmu besar sekali, sesak memekku dibuatnya,” lanjut Dewi sambil mulai menekan pantatnya lagi.
Bleeesss…..
“aaagghhh….Mih, sempit sekali memekmu,” Doni mengerang merasakan kontolnya yang terjepit erat oleh memek Dewi.
“bukan memekku yang sempit sayang, tapi kontolmu yang besar, ooohhhhh, enak sekali kontolmu ini,” Dewi mengerang manja, sambil menekan lagi pantatnya kebawah perlahan-lahan,
Bleesss….bleessss…..
Dan,
“Uuuugghhhh….,” Dewi menjerit lirih, saat kepala kontol Doni menyentuh dinding rahimnya,
Sensasi nikmat yang Dewi rasakan kali ini berbeda dengan sensasi nikmat yang pernah ia dapatkan sebelumnya, lubang senggamanya betul-betul penuh sesak oleh jejalan kontol Doni, ini membuat dinding vaginanya berkedut-kedut sendiri, sementara Doni merasakan batang kontolnya seperti dipijat-pijat oleh dinding vagina Dewi, yang membuat ia merem melek.
Kemudian Dewi mulai mengangkat turunkan pantatnya perlahan-lahan, tangannya bertumpu di dada Doni, Dewi merasakan batang kontol Doni menggesek dengan erat dinding vaginanya, memeknya yang sudah basah tidak terlalu berpengaruh karena besarnya kontol Doni, gesekan-gesekan didinding vaginanya sangat terasa ketat sekali, Donipun merasakan yang sama, apalagi persetubuhan ini adalah kali pertama buat Doni, Doni merasakan perbedaan yang sangat besar antara gesekan tangan dia dibandingkan dengan gesekan memek mamih tirinya ini.
Keduanya mulai melenguh, mendesah dan merintih menikmati persetubuhan ini, gerakan naik turun Dewi semakin lancar seiring semakin membasahnya lubang kenikmatannya, cairan-cairan kenikmatan dari kedua kemaluan mereka semakin banyak, sehingga memudahkan pergeseran kelamin mereka.
Keirngat mulai mengalir dari kedua tubuh mereka, goyangan Dewi yang semakin cepat membuat kedua bukit payudaranya bergoyang naik turun, pemandangan ini membuat Doni semakin bernafsu, Donipun bangkit dari posisi telentangnya, dipeluknya tubuh Dewi, mulutnya bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, membuat puting susu Dewi semakin mengeras, perbuatan Doni merubah gaya naik turun Dewi menjadi maju mundur, kuluman dan hisapan Doni di kedua payudaranya membuat Dewi semakin bernafsu, lenguhan-lenguhan kenikmatannya semakin terdengar.
Dengan posisi duduk seperti ini itil Dewi lebih sering bersentuhan dengan batang kontol Doni, sehingga menambah sensasi kenikmatan Dewi semakin menjadi, gerakan maju mundur Dewi bertambah cepat, mengimbangi kuluman dan hisapan Doni dikedua payudaranya. Kedua tangan Doni yang tadinya hanya memeluk Dewi, mulai beraksi juga, Doni mulai meremas-remas kedua bongkah pantat Dewi, sambil meremas-remas Donipun membantu menekan pantat Dewi bertepatan dengan gerakan maju Dewi, sehingga membuat kontolnya masuk lebih dalam kedalam memek Dewi, aksi Doni ini membuat Dewi mengerang karena sodokan kontol Doni didinding rahimnya semakin terasa.
“Aaagghhh…ssshhhh….ooouucchhhh…terussss..Doon, yaachhh..hisaaappp..teeetekku,”erang Dewi.
“Hhmmmm…sssllrrppp…hhmmmhhmm..ssssllrppp,” Doni mengiyakan permintaan mamihnya.
“Yaaacchh… teeekaaann…paantatkuu…ooucchhh…aaaagghhh…,” lagi-lagi Dewi mengerang saat Doni menekan pantatnya membantu gerakan majunya.
Tak lama kemudian,
“Miiihhhh, hhmmmhh…sssllrpp….aaakkkuu..ssslrpp….mauu..keluaar r..laaagiiii..,” Doni melenguh, sambil mulutnya tetap menghisap-hisap tetek Dewi.
“Taaahhaan…sebeentaarrr..ssaaayaang….kita saamaaan…keeluarnya,” jawab Dewi.
“Slllllrrrpppp….aaaaacchh…aaaaakkkuuu tiddak..ssslrpppppp…” Doni melenguh lagi dan,
Creeetttt…..creeetttt….cccreeeetttt..
Kontol Doni menembakkan spermanya dalam lubang senggama Dewi,
“Aaagghhhhh….miiihhh…aaaku kelluaaar…meemek mamihhh enaaakk sekaliii…aaaagghhh..,” Doni mengerang keenakan saat kontolnya memuntahkan sperma dilubang kemaluan Dewi.
Dewi merasakan semburan hangat didinding rahimnya, dan Dewi juga merasakan kontol Doni berdenyut-denyut, merasakan ini semua Dewi semakin mempercepat gerakannya, iapun mendorong tubuh Doni sehingga telentang lagi, dipeluknya tubuh Doni, bibirnya memagut bibir Doni yang, pantatnya digerakkan naik turun dengan cepat, nampaknya Dewi tidak mau kehilangan kesempatan untuk merengkuh kenikmatannya.
“Hmmmhhh….sslllrpp….hhmmmhh…ssllrppp….,” rintihan nikmat keluar dari kedua mulut Dewi dan Doni yang sedang berpagutan.
Tak lama kemudian, gerakan Dewi semakin tidak beraturan dan bertambah cepat, lalu dengan sekali hentakkan Dewi menekan pantatnya dalam-dalam,
“Aaaggghhh….Dooonnn…mamiihhh keluaaar jugaaaa..ooohhhh..eenak kontol besaaarmu ini,” Dewi melenguh.
Ssssrrrr….sssssrrrrr…..sssssrrrr…… lubang senggama Dewi menyemburkan lahar kenikmatan yang menyirami batang kontol Doni.
Doni merasakan pijatan-pijatan kuat dibatang kontolnya, saat lubang vagina Dewi memuntahkan lahar kenikmatannya.
Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatannya, Dewi menciumi Doni dengan mesra, keduanya berpagutan dengan mesra, beberapa saat kemudian setelah gairah nafsu mereka mereda, Dewi mengangkat pantatnya, kontol Doni yang mulai mengecilpun terlepas dari jepitan memeknya, Nampak kontol Doni mengkilat oleh sperma dan cairan kenikmatan dari memeknya, Dewipun merebahkan tubuhnya disamping Doni.
“Makasih yach, sayang, kamu telah memberikan Mamih kepuasan,” Dewi berkata sambil mengecup pipi Doni.
“Aku juga, Mih, “ kata Doni sambil memeluk Dewi dan memberikan kecupan ringan dibibir Dewi.
Keduanya kemudian berpelukan sambil memejamkan mata mereka, di bibir mereka tersungging senyum kepuasan.
Post a Comment