Inilah Tips Mudah Mendapatkan Tante Girang

Inilah Tips Mudah Mendapatkan Tante Girang - Kamu mau Tante kasih tips agar bisa mendapatkan teman kencan seumuran tante? Tenang, tante akan kasih tipsnya. Pelajari baik-baik yah sayang.

Inilah Tips Mudah Mendapatkan Tante Girang

Pada ga sabaran kan gimana Tips Mudah Mendapatkan Tante Girang?

Yup, kita langsung crott aja ke inti nya.
Yang pasti gw ga tanggung jawab atas konsekwensi apapun setelah ini. Khusus untuk Tante Girang Cantik Kesepian biasanya ga pernah sembarangan kalau mencari pasangan lelaki,
Yu, kita langsung aja ke Info tips Tante Girang !

1. Pertama lu harus kudu wajib harus udah kenal dulu sama terget entah dari temennya, pernah ketemu sebelumnya or at least lu curi2 denger namanya abis tu coba tegor kebanyakan sih ga pernah sendiri, entah itu ma banci or ma geng-nya (baca: Komunitas tante girang)

2. kalo cari TEGE di mall susah, karna sekarang dah nyebar n mall tambah banyak. biasana sih banyak di Plaza indonesia, Kelapa gading n Plaza senayan abis itu ITC kuningan, ITC cempaka mas, yang paling gampang cari di gym aja or biasanya lebih ke tempat clubbing yang exlusive kaya X2, Nu CHINA, K7, Blowfish, red square.

3. Cara kurang lebih sama. Lo tatap 1-3x. Tampang pertama jual mahal, tampang ke dua lebih serius, seakan2 lw tertarik sama dia. Tampang ke tiga senyum abis tu datengin pake kata2 manjur. Misal e : "kayanya kita pernah ketemu ya", "sering dateng kesini ya", "lagi nunggu siapa" (biar terkesan akrab) kalo lagi di gym, "udah lama nge gym disini, ko ga pernah ngelihat, or lagi program apa nih" kalo di cuekin, tiba tiba langsung pergi or mandang lw dengan sinis, ya udah gagal tu namanya, kalo sukses lanjut ke langkah berikut.

4. Bisa juga abis itu tanya, ada acara ga setelah ini, mau kemana, sudah makan blum, mau ngopi2, banyak deh.

5. Abis itu baru cuap-cuap tuker no telp..sukur-sukur kalo bisa langsung janjian ketemuan berikut.karena jarang banget pas ketemu pertama langsung sukses...karena mereka biasanya milih2 pasangan...kalo ada yang bilang ketemu pertama langsung sukses..luar biasa lah..

6. Trus pastiin loe tentuin orientasi lw...mau cari duit, Ngentot gratis, temen ngobrol or long term relationship..

7. Tante Girang banyak modelnya...ada yang Tante girang cantik kesepian tajir, Tante Girang Cantik kesepian, Tante girang biasa tajir kesepian, Tante girang biasa tajir, Tante girang muda biasa kesepian, minus tajir berat, minus kesepian..or yang gila banget entah itu yang sadis, maniak, pelit, rese, over protective...

8. Kalo dia yang udah kecantol berat sama loe... Minta ampuuuun.dach!! apa aja di kasih.

9. Jangan lupa juga bro lw harus siap ma segala konsekuensinya...stress cry or very sad, kudu ati² bro n euits jangan waiting hit ya !

Nah... Segitu kira² yang bisa gw bagi Info TAntE Girang - Tips Mudah Mendapatkan Tante Girang X ini. Yang GATOT or baru mo nyoba² atao mo just say Hello, komentar aja di mari..

Sumber : http://abg-tante.blogspot.com/2013/02/tips-mudah-mendapatkan-tante-girang.html

Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja

Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja - Saat Tante berkunjung ke rumah teman Tante, sebut saja dia namanya Dina. Tante Dina ini sudah berpose pasrah mau diapain saja. Mungkin saat ke kamarnya bukan waktu yang tepat. Tapi bagi dia sih bukan masalah. Apalagi Tante Dina suka pamer kok. Maksudnya pamer Keseksian Tubuhnya yang aduhai.

Silahkan deh lihat sendiri Foto Hot Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja di bawah ini.

Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja

Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja

Tante Dina Pasrah Mau Diapain Saja by Tante Alexa.

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang - Keseksian Tante Alexa memang tidak bisa dipungkiri. Dari posisi mana pun tetap seksi dan hot. Plus menggoda. Lihat saja foto-foto seksi dan hotnya di bawah ini. Kamu pasti akan setuju dan menyukainya.

Bagaimana bila Tante Alexa Bugil, atau sedang bermesraan dengan anda. Kamu pasti mengidamkannya bukan. Dari pada lama-lama, silahkan lihat deh Foto Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang di bawah ini. Dari depan ada lo sebagai Bonus.

Inilah Foto Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang

Tante Alexa Tetap Seksi dan Hot dari Belakang, by Tante Alexa.

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap - Viona namanya. Meski bukan nama sebenarannya. Cuma dia suka dipanggil dengan sebutan itu. Dia wanita muda yang memiliki Payudara besar. Lihat saja Foto Hotnya di bawah ini. Kamu akan tertarik dan tergoda.

Inilah penampilan Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap dalam sebuah Hot Photo alias Foto Panas.

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap

Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap

Itulah Tante Viona Yang Muda Nakal Toket Besar Meluap, by Tante Alexa.

Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria

Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria - Biar dikata sudah setengah tua atau STW. Namun masih bisa mempesona pria. Salah satunya adalah kamu yang sedang melihat Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria ini.

Inilah Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria

Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria

Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria

Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria

Itulah Foto Hot Tante Girang Muda Mempesona Pria by Tante Alexa.

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan - Buah Dada alias Payudara yang besar adalah impian banyak wanita. Namun bukan itu saja, pria pun menyukainya. Karena dengan melihat dada besar atau toket besar, nafsu akan bertambah.

Untuk itu, lihatlah beberapa Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan di bawah ini.

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan

Foto Hot Tante Girang Toket Gede Menggaraihkan, by Tante Alexa.

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3 - Kembali memajang Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa. Silahkan dinikmati dan dihayati. Lanjutkan diri untuk memandangi Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa di bawah ini.

Inilah Foto Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 3 by Tante Alexa.

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 2

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 2 - Masih dengan Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa. Untuk memudahkan kamu menikmati sajian-sajian Cerita Dewasa dari Tante Alexa.

Inilah Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1 by Tante Alexa.

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1 - Ini adalah Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1 yang selalu menemani kamu. Selamat menikmati dan yuhuuuuuuuuuu

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1

Model Seksi Cerita Dewasa Tante Alexa 1 by Tante Alexa

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2 - Ini adalah kelanjutan dari Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1. Biar kamu senang dan bahagia. Simak dan nikmati yah...

Inilah Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 2 by Tante Alexa.

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1 - Facebook sebagai ajang untuk mencari teman juga dilakukan sebagai ajang pamer foto seksi. Seperti yang dilakukan oleh Cewek satu ini.

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1
Inilah Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1

Itulah Andini Foto Seksi di Facebook Hot Bagian 1. Dari Tante Alexa.

Cerita Dewasa : Dewi 4 Some Dengan Teman Anaknya

Cerita Dewasa : Dewi 4 Some Dengan Teman Anaknya - Siang itu Dewi sedang gelisah, gejolak birahinya menggelegak, saat ini Dewi sedang menginginkan sodokan-sodokan kontol di vagina dan dianusnya, sudah 3 hari ini Dewi tidak merasakan sentuhan dan cumbuan lelaki, terakhir lubang kemaluannya merasakan sodokan kontol adalah saat persetubuhannya dengan Parmin dan Sugito. Ini karena suaminya sudah ada di Jakarta kembali, dan selama 3 hari ini suaminya tidak menyentuh dia sama sekali.

Cerita Dewasa : Dewi 4 Some Dengan Teman Anaknya

Saat itu Dewi sedang mengenakan rok terusan warna putih dengan bagian depan yang cukup terbuka sehingga belahan payudaranya yang putih mulus terlihat jelas, kedua putingnya pun tercetak dengan jelas di roknya, karena saat itu Dewi memang tidak mengenakan BH, sementara bagian punggungnya terbuka lebar sampai pinggulnya, karena model rok yang Dewi kenakan ini adalah model yang bagian atasnya diikat dileher, sementara bagian bawahnya hanya sampai pertengahan pahanya saja.

Mata Dewi terpaku di TV tetapi pikirannya menerawang, Dewi membayangkan kejadian hari itu dimana ia disetubuhi oleh Parmin dan Sugito, tanpa terasa tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya bergantian sementara tangan kanannya mengelus-ngelus vaginanya dari luar celana dalamnya, dari mulutnya terdengar desahan-desahan lirih.

Saat Dewi sedang asyik-asyiknya self service, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi, Dewi sedikit kaget mendengar bel rumahnya berbunyi, dengan segera ia menghentikan kegiatannya dan segera merapihkan roknya, iapun menuju kepintu depan.

Sesampainya dipintu depan Dewi lalu membukanya dan dihadapannya berdiri 3 anak muda, yang ternyata adalah teman kuliah anak tirinya, Dewi mengenali 3 anak muda ini karena mereka sering bertandang kerumahnya, mereka adalah Roni, Dedi dan Anto, perawakan mereka semua hampir sama seperti anaknya Doni.

“Siang Tante, Doni ada?” tanya Roni.

“Waduh, Doni sedang pergi, katanya sih mau kerumah temannya, tapi Doni tidak menyebutkan nama,” jawab Dewi.

“Oh…udah lama, Tan?” sahut Anto.

“Udah lumayan lama sih,” Dewi menjawab.

Ketiga anak muda ini kemudian saling bertatapan, seolah bertanya apa yang hendak mereka lakukan lagi, karena Doni tidak ada tapi pemandangan yang ada dihadapan mereka sekarang ini sangat sayang untuk dibuang begitu saja, rupanya mata ketiga anak muda ini dari tadi selalu mencuri pandang kebelahan payudara Dewi, dan mereka tahu bahwa Dewi tidak mengenakan BH karena mereka melihat puting Dewi yang tercetak dengan jelas, karena saat itu Dewi memang sedang bernafsu sehingga kedua putingnya telah mengeras dan mencuat.

Saat ketiga anak muda itu sedang bertatapan dan sambil memberi kode, Dewi sendiri sedang berpikir bagaimana caranya agar ke 3 anak muda ini dapat memadamkan gejolak birahinya.

“Kalian mau menunggu Doni pulang, atau nanti kalian balik lagi?” Dewi bertanya dan memberikan pilihan kepada mereka, dalam hatinya mudah-mudahan mereka memilih menunggu sehingga ia ada kesempatan merasakan kontol-kontol mereka.

“oohh..eehh…kami tunggu saja Tante,” sahut mereka berbarengan.

“Pucuk dicinta ulam tiba,” kata batin Dewi dan ke 3 anak muda itu

“Yach. sudah kalau kalian mau tunggu Doni pulang, ayo masuk,” kata Dewi.

Merekapun masuk kedalam rumah, Dewi lalu menutup pintu dan menguncinya, iapun lalu beranjak keruangan keluarga dimana tadi ia sedang menonton TV diikuti ketiga anak muda itu.

Sesampainya diruangan tersebut Dewi menyuruh mereka duduk dan menawari mereka minuman, kemudian Dewi menuju kedapur untuk membuatkan minuman untuk mereka, seperginya Dewi kedapur, ketiga anak muda itu sibuk berbisik-bisik entah apa yang mereka ributkan, nampaknya mereka seperti membuat sebuah rencana.

Tak lama berselang Dewi kembali dari Dapur membawa minuman untuk mereka, saat Dewi menaruh minuman dimeja , mata ketiga anak muda itu terbelalak karena mereka melihat dengan jelas kedua payudara Dewi bergantung dengan indahnya dari balik roknya, nampaknya Dewi sengaja memancing nafsu birahi ketiga anak muda itu dengan hanya membungkukkan tubuhnya saat menaruh minuman.

“Ayo diminum,”sahut Dewi, sambil ia duduk disamping Anto.

“Eeehhh…iya..makasih Tante,” sahut mereka berbarengan

“Bagaimana kuliah kalian,” tanya Dewi sambil tangannya menepuk paha Anto, dan dengan sengaja Dewi tetap membiarkan tangannya diatas paha Anto dan dengan sedikit agak mengelus.

“Baaaik, taan,” Anto menjawab sedikit gelagapan, darah mudanya bergejolak mendapat perlakuan tersebut.

“Kalau Doni, nakal tidak dikampus?” kembali Dewi bertanya, matanya ia arahkan ke Roni, sementara tangannya masih tetap berada diatas paha Anto dan masih mengelus-elus dan kadang kadang ditingkahi dengan remasan lembut.

Aksi Dewi membuat Anto semakin panas dingin, darah mudanya semakin bergejolak, Anto mulai merasakan batang kemaluannya mulai menegang, sementara matanya tidak lepas dari memandang belahan payudara Dewi.

“Tidak Tante, Doni gak pernah nakal, dia kan salah satu mahasiswa kesayangan dosen-dosen,” sahut Dedi.

“Oohh..syukurlah..kalau begitu,” kata Dewi.

Dari tatapan mata mereka Dewi tahu bahwa ketiga anak muda ini menginginkan tubuhnya, membayangkan itu iapun tersenyum, melihat Dewi tersenyum simpul dan melihat aksi tangannya dipaha Anto, ketiga anak muda ini menyadari bahwa Dewi menginginkan mereka.

Dengan memberanikan diri Dedi, beranjak dari tempat duduknya dan berpindah duduk kesamping kiri Dewi, setelah ia duduk disamping Dewi tanpa basa-basi lagi tangannya meraih dagu Dewi dan memalingkan mukanya kearah muka dia, dikecupnya perlahan bibir Dewi yang dibalas oleh Dewi dengan pagutan mesra, kedua bibir mereka bercumbu dengan mesra, kedua lidah mereka bertautan, mereka berciuman dengan penuh nafsu, melihat itu Anto yang berada disamping kiri Dewipun ikutan beraksi, ia memeluk Dewi dari belakang dan kedua tangannya segera beraksi meremas-remas kedua payudara Dewi.

Ronipun tidak mau kalah dengan aksi kedua temannya itu, iapun menghampiri mereka, lalu Roni berjongkok dan mulai menciumi lutut dan paha Dewi bergantian dari kiri kekanan, dari kanan kekiri, serangan mereka bertiga membuat Dewi mendesah-desah.

“Hhhmmmm…aaahhhh….hhhmmmm…ssslrrrpppp….hhhhhmmmm…a aaahhh,” Dewi mendesah sambil tidak melepaskan ciuman mulut Dedi.

Dewi merasakan tangan Anto sedang mencoba membuka ikatan rok dilehernya, dan ia juga merasakan tangan Roni yang menyelusup masuk kedalam roknya, mencoba untuk menarik celana dalamnya, saat Anto berhasil melepaskan ikatan roknya, Ronipun berhasil melepaskan celana dalamnya, tanpa melepaskan ciumannya Dedi merebahkan tubuh Dewi disandaran sofanya, sehingga payudaranya yang tidak tertutupi oleh sehelai kain terpampang dengan jelas dimata ketiga anak muda ini, tanpa membuang kesempatan lagi Anto mulai menjilati dan menghisap puting payudaranya yang sebelah kiri, Dedipun tidak mau kalah iapun mengalihkan serangannya kepayudara yang sebelah kanan, aksi mereka membuat rintihan dan desahan Dewi semakin terdengar, dengan posisi tubuh Dewi yang agak sedikit rebah memudahkan Roni untuk menarik rok Dewi, setelah rok Dewi terlepas seluruhnya, Roni melihat pemandangan yang menakjubkan belahan bibir vagina Dewi yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang tertata rapi dan tidak terlalu banyak, dengan tidak sabar Roni membuka kedua kaki Dewi lalu dengan kedua jari tangannya ia kuakkan bibir kemaluan Dewi, sehingga kelentit Dewi terlihat oleh matanya, dijilatinya dan dihisapnya kelentit Dewi yang berwarna merah muda itu, aksi tambahan Roni semakin membuat Dewi semakin merintih dan mendesah kenikmatan.

“Sssshhhhh…..aaaahhhh….ssshhhh….aaahhhh..teruusss. .hisaap..iiiittiiilllkkkuu…oooohh….yyaa putingkuuuu..jugaaa…aaaahhhh….nnikkkmmaat….” desah Dewi.

“Sslrrpppp….ssslrrrppp…..Hhhmmmm…sslrrppp…”Roni sibuk dengan jilatan dan hisapannya di kelentit dan vagina Dewi, ia merasakan vagina Dewi semakin banjir oleh cairan kenikmatannya.

Tak tahan oleh serangan ketiga anak muda ini, nafsu birahi Dewi yang sudah tiga hari tidak terlampiaskan ini akhirnya meledak, tubuh Dewi tampak mengejang dan mengejut-ngejut, puncak pendakian bukit birahinya tercapai.

“Ooooohhhh…..aaakkuuu..keluaaaaar….aaahhhh….” erang Dewi.

Sssrrrrrr…..cccrrrtttt…..sssssrrrrr….cccrrrrtttt…. lubang kenikmatan Dewi menyemburkan lahar kenikmatannya, Roni yang merasakan hal ini menimpali dengan hisapan-hisapan kuat sehingga membuat Dewi merasakan kenikmatan yang luar biasa, tangannya meraih kepala Roni dan menekan kuat-kuat kearah kemaluannya sementara tubuhnya mengejut-ngejut.

Dedi dan Anto menghentikan aksi mereka untuk memberikan kesempatan kepada Dewi merasakan puncak kenikmatannya, sambil menyaksikan Dewi yang sedang orgasme mereka berdua melucuti pakaian mereka sehingga telanjang bulat, batang kemaluan mereka sudah sangat menegang sekali, sudah siap untuk bertempur dengan memek Dewi.

Akhirnya tubuh Dewi rebah kembali setelah tetes terakhir cairan kenikmatannya menetes, Ronipun bangkit dan mulai melucuti pakaiannya. Nafas Dewi yang tadi memburu sudah mulai mereda, matanya yang terpejam merasakan kenikmatan itu mulai terbuka dan Dewi melihat pemandangan yang luar biasa, ia melihat 3 batang kontol yang seukuran dengan punya anaknya baik dari besar dan panjangnya, iapun tersenyum simpul.

“hari ini aku akan betul-betul mendapatkan kepuasan” Dewi membatin.


Gairah birahi Dewi kembali menggelora melihat pemandangan didepan matanya saat ini, 3 sosok tubuh atletis dengan batang kemaluan yang panjang dan besar, betul-betul menggugah selera Dewi untuk merasakan ke 3 batang kemaluan itu, tanpa membuang waktu Dewi meraih kontol Roni kemudian ia mulai menjilati dan mengulu-ngulum kontol Roni, sementara kedua tangannya meraih kontol Anto dan Dedi, kedua kontol itu ia remas-remas dengan lembut dan diselingi dengan kocokan-kocokan ringan. Aksi Dewi membuat birahi ke 3 anak muda itu semakin memuncak.

Tak lama berselang Dewi menghentikan aksinya itu, lalu ia menyuruh Roni untuk duduk, setelah Roni duduk Dewi menaiki tubuh Roni dan meraih kontol Roni, dioles-oleskannya kepala kontol Roni dengan kelentitnya, lalu ia selipkan kepala kontol Roni dilubang kemaluannya, dengan perlahan-lahan Dewi menekan turun pantatnya sleeeppp….bleessss….bleessss….kontol Roni perlahan-lahan menyeruak masuk kedalam lubang senggama Dewi.

Dewi merasakan nikmat saat kontol Roni mulai menerobos masuk divaginanya, sementara Roni sendiri merasakan lubang senggama Dewi sangat erat menjepit batang kemaluannya, desahan dan lenguhan terdengar dari mulut kedua insan ini.

“Ouughhh…kontolmuuu…bessaaar….eenaakk..sekali…meme kkuuu…penuuuh….sesaaakkk… dibuatnya…aaahhh…,” desah Dewi yang merasakan jejalan kontol Roni di memeknya.

“Taannnn….memekmuu…sseeemmpiit..sekalii…,”Ronipun melenguh yang merasakan eratnya gesekan lubang kemaluan Dewi di batang kemaluannya.

Bleesss……dengan sekali hentakan Dewi menurunkan pantatnya sehingga seluruh batang kemaluan Roni tertanam seluruhnya di lubang senggamanya.

“Oohhh..ssshhh….Ded, sekarang giliranmu, masukkan kontolmu kelubang pantatku,” pinta Dewi.

“Eehhh…” Dedi terperanjat dengan permintaan Dewi.

“Iya…cepat…jangan bengong,”Dewi kembali menegaskan permintaannya.

Tanpa menunggu Dewi mengulang permintaanya lagi, Dedi mulai mengarahkan batang kemaluannya kelubang pantat Dewi, diselipkannya kepala kontolnya dilubang pantat Dewi slleeppp, kepala kontolnya mulai terjepit bibir lubang pantat Dewi.

“Oouugghhh…ssshhhh….peelaaan..pellaan…masukinnya…, ” Dewi mengerang saat merasakan kepala kontol Dedi mulai menyeruak masuk di lubang pantatnya.

“Iyaahh..Tan,”jawab Dedi.

Bleesss…. Dedi mulai mendorong masuk kontolnya….blesssss….sedikit demi sedikit batang kemaluannya mulai melesak masuk…bleesss…setengah dari kontolnya sudah tertelan oleh lubang pantat Dewi.

“Ouugghhh….aagaakk…saakiitt….tapii..enaakk…terusss ss…masukiiinn..semua kontolmuuu..” Dewi melenguh.

Bllleeeesssssss..dengan kuat Dedi mendorong lagi kontolnya sehingga batang kemaluannya terbenam seluruhnya dilubang pantat Dewi.

“Aaaagghhh…..,” Dewi menjerit akibat hentakan Dedi itu.

Sesaat kemudian nampak Dedi dan Roni mulai bergerak, dengan gerakan perlahan mereka mulai mengeluar-masukkan kontol mereka, Dedi dengan berpegangan pada pinggul Dewi mulai memaju mundurkan kontolnya, sementara Roni dengan berpegangan pada pinggang Dewi mulai menaik-nurunkan kontolnya, aksi mereka berdua betul-betul kompak, Dewi dibuat merem-melek merasakan gesekan-gesekan kontol mereka berdua di kedua dinding lubangnya. Lenguhan dan desahan nikmat keluar tanpa hentinya dari mulut Dewi.

“Ooohhh…ssshhh….eenaakk…terusss…enntoottt…oohhh…yy aahh…teeekaann..yang dalaaam. Aaahhh….yyaa…..ooohhh…yyaang kuat….eenttoott…akkuu…terusss…puaskaaannn..aku….’’ Dewi merintih keenakan.

Dedi dan Roni mulai menambah kecepatan gerakan mereka, akibatnya kedua payudara Dewi bergoyang seirama dengan gerakan mereka berdua, Antopun yang melihat kedua payudara Dewi yang berguncang itu menjadi tidak sabar untuk menunggu gilirannya, apalagi batang kemaluannya sudah sangat mengeras melihat kedua temannya yang sedang beraksi, dengan berlutut di sofa, Anto mengarahkan kontolnya ke mulut Dewi, yang segera disambut oleh Dewi, kontol Antopun mulai diselomoti oleh Dewi, karena gerakan Dedi dan Roni dengan sendirinya kon tol Anto keluar masuk dalam mulut Dewi seirama dengan gerakan Dedi dan Roni, saat Dedi dan Roni menekan masuk kontol mereka, tubuh Dewipun ikut maju sehingga kontol Anto yang sedang ada dimulut Dewipun menyeruak masuk lebih dalam, kemudian saat Dedi dan Roni menarik mundur batang kemaluannya, tubuh Dewi ikut tertarik kebelakang sehingga mulut Dewipun tertarik mundur, sehingga kontol Antopun yang sedang terkulum dalam mulut Dewipun ikut keluar.

Sambil menikmati kuluman mulut Dewi dikontolnya tangan Anto tidak mau diam, diremas-remasnya kedua payudara Dewi yang sedang berguncang itu diselingi dengan pilinan-pilinan lembut dikedua putingnya, aksi tambahan dari Anto ini semakin menambah sensasi nikmat Dewi, apalagi ini pertama kalinya Dewi merasakan 3 batang kemaluan yang menyumpal ke 3 lubangnya, rintihan nikmat semakin kerap terdengar.

“Hhhmmm…ssllrrpppp..aaahhhh…teruusss…hhmmm..ssslrr pp…entoot..aaakuu..hhmmppp…… sllrrpppp….oohhh…enaakk..sekaallii…” Dewi merintih-rintih keenakan, sambil mulutnya tetap mengulum-ngulum kontol Anto.

“Taan…memeekkkmuuu….eenaaak…daaann…seeempit sekaliii…oooooohhhh…..,” lenguh Roni.

“aaakkuu…jugaaa…enaaak….Taaan, aaannuusssmuu…jugaaa..semppiitt….hhmmm…,” desah Dedi.

“Taann…tteerrruusss….seeloommotii…koontoollkuuu….y yaaahhh…aaahhhh…mulutmuu..hebat.. oohhhh…niikmmaattt…,”erang Anto.

Desahan, lenguhan dan rintihan serta erangan keenakan dari mulut mereka berempat menambah hebohnya suasana siang itu, keringat mereka berempat mengalir dengan derasnya, bunyi beradu tubuh mereka yang sudah berkeringat menambah sensasi persetubuhan mereka.

Tak lama berselang gerakan mereka berempat semakin cepat dan tidak beraturan, nampaknya mereka berempat akan mencapai puncak kenikmatan dari pergulatan ini.

“Hhhmmmpp….sslrrppp…eenttoot akkuu…yang lebih kuaaattt…dan..lebih ddaaalllaaammm…… ooouughhhh….yaaaahhh beegiittuuu…teruussss….aakkuuu…mau kelluaaar….sshhhhhh………. hhhhmmmmppp…ssslrrrpppp….,” Dewi mengerang, tubuhnya mulai mengejang-ngejang, puncak kenikmatan dari persetubuhan ini hampir diraihnya.

“Aaakuuu…jugaaa….mauuu..keluuuaarr….ooooohhh…Taaan n,” erang Roni, yang mulai merasakan kontolnya hendak menyemprotkan lahar kenikmatannya, gerakannya semakin bertambah cepat dan semakin tidak beraturan, dan dengan sekali hentakan kuat ia menekan dalam-dalam kontolnya didalam lubang vagina Dewi.

“Taaannnn….ooohhh…..aaakkuuuu….keellluuaaar….aaaah hhhhhh…..eenaaakkk…sekali…...,” Dedi melenguh, saat itu kontolnya mulai berdenyut dengat kuatnya, puncak kenikmatan dari ngentot lubang anusnya Dewi berhasil ia rengkuh, kontolnya menyemburkan cairan spermanya, dan iapun menekan dalam-dalam kontolnya dilubang anus Dewi.

“Kocookk…koontolkuu…Taaan….aaakuu..juga…maauu…munc raaat.,..niichhh…aarrrghhhh…..,” Antopun mengerang, ia merasakan cairan pejuhnya mulai berdesakan ingin keluar, Dewi yang mendengar permintaan Antopun mulai mengocok-ngocok kontol Anto dengan cepat.

Creeeetttt…..sssrrrrrr…cccreeeett….creeettttt…cccr eeettt….sssrrrr…ccreeettt…ssrrrr…creetttttt.. dengan waktu hampir bersamaan keempat kemaluan mereka mulai memuntahkan lahar kenikmatan mereka.

Tubuh Anto, Dedi dan Roni tampak mengejang saat kemaluan mereka menyemburkan sperma mereka, kontol mereka berkedut-kedut saat menembakkan sperma, sementara itu tubuh Dewi terlihat bergetar dan mengejut-ngejut saat lubang senggamanya memuntahkan cairan kenikmatannya, dinding vaginanya berkedut-kedut saat cairan kenikmatannya keluar, Roni yang kontolnya berada dalam vagina Dewi merasakan kontolnya seperti dipijat-pijat lembut oleh dinding vagina Dewi.

Setelah badai nafsu birahi mereka mereda, dan setelah tetes terakhir cairan kenikmatan mereka menetes keluar dari kemaluan mereka, mereka berempat akhirnya terkapar, Dewi dengan wajah penuh oleh sperma Anto telungkup diatas tubuh Roni, diwajahnya tersungging senyum kepuasan, sambil memeluk tubuh Dewi, Roni memejamkan matanya, kontolnya masih terbenam dalam lubang vagina Dewi, ia masih merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut lemah, Dedi sendiri setelah kontolnya tuntas menumpahkan sperma dilubang pantat Dewi, ia mencabut kontolnya kemudian ia merebahkan tubuhnya diatas karpet, dan Anto sendiri terlihat duduk bersandar disofa saat kontolnya tuntas menembakkan sperma diwajah Dewi, sementara kontolnya masih tetap berada dalam genggaman tangan Dewi.

Setelah beristirahat sejenak, mereka melakukan kembali persetubuhan itu, dengan berbagai posisi dan pertukaran tempat diantara ketiga anak muda itu, mereka lakukan ini sampai waktu menunjukkan pukul 5 sore, dan sampai pada waktu itu batang hidung Donipun tidak kelihatan, akhirnya ketiga anak muda itu berpamitan pulang kepada Dewi, Dewi mengantar mereka kepintu depan dan memberitahu mereka untuk lebih sering berkunjung walaupun tidak ada Doni terutama kalau suaminya sedang tidak ada di Jakarta, yang di iyakan oleh mereka bertiga. agar mereka bisa melakukan, setelah mengantar mereka Dewi menuju kekamarnya dan langsung menuju kekamar mandinya, ia segera membersihkan dirinya agar sisa-sisa sperma yang menempel ditubuhnya hilang agar tidak ketahuan oleh suaminya.

Cerita Dewasa : Permainan Dewi dengan Sugito & Parmin

Cerita Dewasa : Permainan Dewi dengan Sugito & Parmin - Malam itu Dewi sendirian menonton TV diruangan keluarga, suaminya belum kembali dari tugas luarkotanya, sementara Doni sedang pergi kerumah temannya, malam ini Dewi mengenakan daster 1 tali berwarna pink dengan belahan berbentuk V dibagian dadanya sehingga belahan payudaranya putih mulus terlihat dengan jelas, kedua putingnya terbayang dengan jelas dari balik dasternya, sementara bayangan hitam di selangkangannya terlihat dengan jelas dari balik dasternya yang berbahan satin dan agak tipis itu.

Cerita Dewasa : Permainan Dewi dengan Sugito & Parmin

Sayup-sayup Dewi mendengar suara ketukan dipintu rumahnya, dengan sedikit malas Dewi beranjak dari tempat duduknya menuju kepintu depan untuk melihat siapa yang datang, sesampainya di depan pintu Dewi membuka kunci pintu dan membukanya, ternyata Sugito (Baca: Dewi - Sugito Satpam Perumahannya) dan temannya yang datang.

“Ada apa, pak Sugi?” Dewi bertanya maksud kedatangan Sugito.

“Ini, Bu, maaf kalau kedatangan kami mengganggu waktu istirahat ibu,” Sugito memohon maaf atas kedatangannya malam-malam.

“Ini, teman saya Parmin sedang ada sedikit masalah dengan keuangan, siapa tahu ibu bisa membantunya,” lanjut Sugito menjelaskan kedatangannya.

“Oh, untuk apa dan berapa banyak, “ Dewi bertanya kembali

“Gak banyak kok, Bu, si Parmin ini butuh 500ribu untuk ngongkosin istrinya pulang kampong karena orang tua istrinya sakit, “ Sugito kembali menjelaskan

“Oh, kalau segitu sich ada, ayo masuk dulu pak, saya ambilkan uangnya” Dewi berkata kepada mereka.

Sementara Dewi masuk kedalam kamarnya untuk mengambil uang, Sugito dan Parminpun masuk kedalam rumah Dewi, merekapun duduk diruang tamu menunggu Dewi kembali.

Tak lama berselang Dewi kembali dari dalam, lembaran uang terlihat digenggaman tangannya.

“Ini pak uangnya, mudah-mudahan cukup untuk ongkos istri bapak,” Dewi berkata kepada Parmin sambil menyerahkan uangnya.

“Terima kasih banyak, bu, atas bantuannya,” kata Parmin.

“Sama-sama, Pak,” kata Dewi.

“Oh iya Bu Dewi, ada satu lagi, saya hampir lupa menyampaikannya,” Sugito berkata kepada Dewi.

“Apa tuch, pak Sugi,” Dewi bertanya kepada Sugito.

Bukan menjawab pertanyaan Dewi tapi malahan Sugito tersenyum dengan penuh arti, tingkahnya ini membuat Dewi menjadi bingung.

“Ini pak Sugi, ditanya malah tersenyum,” Dewi mengomel melihat tingkah Sugito.

Dengan senyuman yang tetap tersungging di wajahnya, Sugito menghampiri Dewi yang sedang berdiri didekat Parmin, kemudian dengan gerakan yang cepat tubuh Dewi dipeluknya dan mulutnya memagut bibir Dewi yang saat itu terbuka karena terperangah atas tindakan Sugito, sementara itu Parmin tanpa perlu diperintah langsung menutup pintu depan rumah Dewi dan menguncinya, setelah itu iapun ikut memeluk tubuh Dewi dari arah belakang.

Dewi betul-betul terkejut mendapat serangan seperti ini dari mereka berdua, apalagi tidak pernah terbersit dalam pikirannya bahwa kedua orang ini akan menyerang dia.

“Hmmmhhhh….hmmhhhh….” Dewi menggumam sambil berusaha berontak dari sekapan Sugito dan Parmin, tapi apa daya tenaga Dewi tidak dapat menandingi kedua orang ini, Dewipun tidak dapat berteriak karena mulutnya sedang dilumat oleh mulut Sugito.

“Sssstttt….tenang Bu, jangan berteriak, kita akan buat ibu merasakan surga dunia,” Parmin berbisik ditelinga Dewi.

“Hmmhhhh…hmmmhhh…,” Dewi tetap meronta-ronta sambil bergumam.

“Sssttt….gak usah takut Bu, bukannya kemaren ini malah ibu yang minta dipuasin ama siGito,” kembali Parmin berbisik ditelinga Dewi.

“Sekarang ini bukan hanya si Gito yang bakalan muasin ibu, tapi saya juga akan muasin ibu, dijamin pasti ibu ketagihan nantinya, “ lanjut Parmin sambil kedua tangannya mulai beraksi, tangan kirinya mulai meremas kedua belah payudara Dewi, sementara tangan kanannya mulai meluncur kebawah keselangkangan Dewi dan mulai mengelus-ngelus lembah kenikmatan Dewi.

Sementara Parmin asyik bergerilya ditubuh Dewi, Sugito asyik mencumbu Dewi, serangan kedua orang ini akhirnya membuat pertahanan Dewi runtuh, rontaan-rontaannya berhenti, pagutan Sugito sekarang dibalasnya dengan penuh nafsu, gumamannya berubah menjadi desahan-desahan.

“Nah, gitu Bu, kita jamin kok, ibu bakalan ketagihan sama kita berdua,” Parmin berbisik lagi, sambil menjilati telinga Dewi, sementara kedua tangannya semakin menjadi-jadi beraksi ditubuh Dewi.

Kedua tangan Sugito mulai beraksi di tali daster Dewi, diturunkannya kedua tali daster Dewi dari bahu Dewi perlahan-lahan menuruni kedua tangan Dewi, Kedua bukit kembar Dewi perlahan-lahan mulai terlihat oleh mata Sugito, aksi Sugito ditingkahi oleh Parmin dengan memegangi pundak Dewi yang sudah telanjang dan menciuminya, membuat Dewi menggelinjang kegelian karena merasakan kumis Parmin bergesekan dengan kulit pundaknya, Sugito terus menurunkan tali daster itu sampai terlepas dari tangan Dewi sehingga membuat tubuh bagian atas Dewi terpampang dengan jelas, tidak berhenti sampai disitu saja, daster yang sudah setengah jalan itu dia turunkan terus sehingga kekaki Dewi, sehingga lembah kenikmatan Dewi yang tertutupi oleh semak-semak hitam terlihat dengan jelas oleh Sugito.

Sugito dengan penuh nafsu mulai menciumi, menjilati dan menghisap-hisap lubang kenikmatan Dewi, slrrpppp…sslrpppp…..terdengar bunyi hisapan-hisapan Sugito di kemaluan Dewi, ditimpali oleh desahan-desahan Dewi, tubuh Dewi semakin menggelinjang mendapat serangan atas-bawah dari kedua orang ini.

“Ooohhhh…..sssshhhhh…aaagghhhh……” lenguhan dan desahan keluar dari mulut Dewi….

“Hmmmmhhh…ssllrrppp…enaaakkk..memek bu Dewi nich, harum…,” gumam Sugito sambil asyik menjilati dan menghisap-hisap memek Dewi.

“Tubuhnya juga harum, dan ini toketnya…hhhmmmm…ranum betul….,” Parmin ikut mengomentari, sambil kedua tangannya asyik meremas-remas toket Dewi, sementara mulutnya bergerilya menciumi telinga, tengkuk, dan leher Dewi…

Sementara itu Sugito semakin menggila dengan perbuatannya, bukan saja mulutnya yang beraksi tapi sekarang jari-jari tangannya mulai beraksi dilubang kemaluan Dewi, pertama hanya jari tengahnya saja yang Sugito masukkan kedalam lubang kemaluan Dewi dan dikocok-kocokannya, lama-lama jari telunjuknyapun ikut keluar masuk di memek Dewi, membuat memek Dewi semakin basah oleh cairan kenikmatannya, desahan dan lenguhan Dewi semakin menjadi-jadi, gelinjangan tubuh Dewipun menggila, kelihatannya Dewi akan segera mencapai puncak kenikmatannya, terlihat kedua tangan Dewi meremas-remas kepala Sugito, sementara kepala Dewi bergerak liar kekanan dan kekiri, pantatnya kadang-kadang ditekan kebawah menyambut sodokan-sodokan jari tangan Sugito, merasakan gerakan tubuh Dewi yang semakin tak beraturan Parmin mengalihkan ciuman-ciumannya ke payudara Dewi, kedua payudara dan puting susunya bergantian dihisap dan dijilati oleh Parmin, tangan kirinya memeluk punggung Dewi sementara tangan kanannya bergantian meremas-remas payudara Dewi.

“Ooogghhhh…..aaaagghhhhh…aaakhhuuu…gaakkk..tahan laagiiii….,,oohhh…aku keluaarr… sssshhhh aaaacchhh,” Dewi melenguh dan mendesah saat mencapai puncak kenikmatannya.

Ssseerrrr……ssseeeerr…..lahar kenikmatan Dewi menyembur dari lubang senggamanya…Sugito merasakan hangatnya cairan kenikmatan Dewi, tanpa segan-segan Sugito menghisapnya dalam-dalam…semua cairan kenikmatan Dewi tertelan oleh Sugito…tubuh Dewi mengejang menikmati pencapaian puncak kenikmatannya ini.

Setelah ombak kenikmatannya mereda, Dewi mengajak Sugito dan Parmin untuk meneruskan aksi mereka diruang tidurnya, sesampainya ditempat tidur Dewi berduduk dipinggir tempat tidur dan menyuruh kedua orang itu untuk membuka pakaian yang mereka kenakan, Dewi terperangah saat melihat tubuh telanjang Parmin, kontol Parmin ternyata lebih besar dari punya Sugito sementara panjangnya hanya lebih panjang sedikit dari punya Sugito.

Melihat kontol Parmin yang sudah ngaceng tanpa sabar lagi Dewi segera meraih kontol Parmin itu dan mulai menciumi, menjilati dan mengulum-ngulumnya, lenguhan dan desahan Parmin bersahutan dengan decakan mulut Dewi yang sedang asyik bermain dikontolnya.

Melihat Dewi mulai beraksi dengan kontol Parmin, Sugito tidak mau membuang waktu lagi, didorongnya tubuh Dewi sehingga Dewi terlentang diatas tempat tidur, sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjang Dewi tidak mau melepaskan pegangan dan kulumannya di kontol Parmin, sehingga membuat Parmin sedikit kelabakan mengikuti tarikan tangan Dewi di kontolnya, dengan bertumpu diatas kedua lututnya Parmin bersujud disamping kepala Dewi, sementara tangannya mengangkat kepala Dewi dan menahan posisi kepala Dewi sehingga Dewi dengan leluasa bermain dikontolnya.

Sugitopun segera beraksi dengan mengangkangkan kaki Dewi, diselipkannya kepala kontolnya dibelahan bibir kemaluan Dewi, slleeeppp….dengan perlahan-lahan Sugito mulai menekan kontolnya, kontol Sugito mulai merangsek masuk kedalam lubang kemaluan Dewi…. Bleeessss…..ssrrrttttt….blleeesss….sssrtttt…..akhi rnya kontol Sugito terbenam seluruhnya didalam lubang kenikmatan Dewi.

Saat lesakan kontol Sugito di dalam lubang kemaluannya Dewi merasakan kenikmatan yang sangat, lenguhannya terdengar ditengah-tengah suara kulumannya dikontol Parmin, sementara matanya merem-melek merasakan kenikmatan gesekan kontol Sugito dimemeknya.

“ssllruppp…hhhmmmhhh…aaaagghhhh…..sssshhsss…sssllr rpppp….ooohhh….hhhmmmm,” Dewi melenguh saat merasakan kontol Sugito mulai menerobos lubang kenikmatannya sambil mengulum-ngulum kontol Parmin.

Sugito mulai memaju-mundurkan kontolnya, ssssrrrttt….bleeesss…..sssrttttt….bleeesssss… kontol Sugito mulai keluar masuk di memek Dewi, Sugito bergerak dengan perlahan-lahan ia ingin betul-betul merasakan geseran dinding vagina Dewi di batang kontolnya, lama-lama ritme gerakannya mulai meningkat, seiring dengan memuncaknya nafsu birahi Sugito.

Biarpun kali ini untuk kedua kalinya Sugito merasakan jepitan memek Dewi dikontolnya, tapi Sugito merasakan memek Dewi betul-betul sempit, sempitnya lubang kenikmatan Dewi membuat Sugito merem-melek, lenguhan dan dengusan terdengar dari mulutnya, bersahutan dengan lenguhan dan desahan Dewi dan Parmin yang juga sedang sama-sama menikmati persetubuhan ini, sementara Dewi betul-betul merasakan kenikmatan senggama yang baru.

Baru sekali ini Dewi merasakan mulut dan memeknya penuh dengan kontol secara berbarengan, tak lama berselang saat Dewi sedang asyik-asyiknya merasakan kedua kontol itu keluar masuk di mulut dan di memeknya, Sugito menghentikan gerakannya dan mencabut keluar kontolnya, kemudian Dewi melihat Sugito merangkak keatas tempat tidur lalu duduk bersandar disandaran tempat tidur lalu Sugitopun mengangkangkan kakinya.

“Aku udah mau keluar…tapi aku ingin ibu memuaskan kontolku dengan mulut ibu, Min, giliranmu sekarang menggenjot memek ibu tuch,” kata Sugito sesaat setelah ia duduk bersandar.

Mendengar itu Parmin menarik kontolnya yang sedang berada digenggaman tangan dan dikuluman mulut Dewi, Parmin menarik bangun Dewi dan menyuruh Dewi untuk merangkak, dan Parmin mengarahkan kepala Dewi tepat berhadapan dengan kontol Sugito, ditekannya kepala Dewi sehingga kepala kontol Sugito bersentuhan dengan mulut Dewi, Dewi mengerti keinginan mereka, kemudian Dewi mulai membuka mulutnya dan mulai mengulum-ngulum kontol Sugito, Sugito mulai mengerang-ngerang merasakan hisapan dan kuluman mulut Dewi dikontolnya, sementara itu Parmin mulai beralih kebelakang Dewi dan mulai mengarahkan kontolnya kelubang memek Dewi, diselipkannya kepala kontolnya di bibir vagina Dewi, dan perlahan-lahan Parmin mulai mendorong masuk kontolnya.

Sleeepppp….bleessss…. kontol Parmin yang lebih besar ukurannya dari punyanya Sugito mulai menerobos masuk kedalam lubang vagina Dewi.

“Uuggghhhh…..peelaaannn….hhmmmhhh…ssshhhh…ssssllrr rpppp..,” Dewi melenguh saat kontol Parmin mulai melesak masuk, ia merasakan memeknya seperti robek saat kontol Parmin mulai melesak masuk itu.

Mendengar itu Parmin mendiamkan gerakannya, ia memberikan kesempatan kepada lubang vagina Dewi untuk beradaptasi dengan ukuran kontolnya, beberapa saat kemudian dengan sekali sentakan Parmin menekan kontolnya dalam-dalam dilubang vagina Dewi, perbuatannya membuat Dewi menjerit, tapi yang terdengar dari mulut Dewi hanya gumaman saja karena gerakan Parmin tadi membuat tubuhnya terdorong kedepan dan akibatnya kontol Sugito masuk hampir seluruhnya kedalam mulut Dewi.

“Hhhhmmppphhhh……sssssllrrrpppppp..”Dewi menjerit tertahan.

Dewi merasa memeknya seperti sobek, tapi ia juga merasakan kenikmatan yang sangat, Dewi merasakan denyutan di batang kontol Parmin yang terjepit erat oleh dinding vaginanya, dan ia sendiri merasakan otot dinding vaginanya berdenyut juga.

Dewi mulai merasakan Parmin dengan perlahan-lahan menarik kontolnya…gesekan batang kontol Parmin didinding vaginanya membuat Dewi merem-melek karena kenikmatan yang sangat, sementara karena gerakan menarik Parmin membuat tubuh Dewipun tertarik kebelakang dengan sendirinya mulutnya mulai bergerak juga, kontol Sugito yang hampir terbenam semuanya didalam mulutnya perlahan-lahan mulai keluar sedikit-demi sedikit dari kuluman mulut Dewi, kemudian Parmin mulai mendorong kembali kontolnya masuk kedalam lubang senggama Dewi sehingga membuat kontol Sugito mulai melesak masuk lagi kedalam mulut Dewi, Sugito merasakan kenikmatan yang luarbiasa saat kontolnya tergesek-gesek oleh mulut Dewi, lenguhan-dengusan dan desahan dari mereka bertiga kembali terdengar, keringatpun mulai mengalir keluar dari tubuh mereka.

Gerakan maju-mundur Parmin mulai tidak beraturan, sementara pantat Sugitopun semakin terangkat, kedua tangannya memegangi kepala Dewi, tubuhnya mengejang, Dewipun mulai merasakan hal yang sama dengan Sugito dan Parmin, puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka hampir mereka raih, lenguhan dan desahan Dewi semakin sering terdengar, kepala Dewi semakin cepat naik turun dan tidak seirama lagi dengan gerakan maju mundur Parmin, sementara Dewipun mulai menggerakkan pantatnya untuk menyambut sodokan Parmin.
Akhirnya puncak kenikmatan itu mereka raih hampir berbarengan, dimulai dengan Sugito yang melenguh panjang lalu Dewi dan terakhir Parmin yang melepaskan lahar kenikmatannya.

“Ooohhhhh…..aaaakkuuuu….keeellluaaaarrr….,’ Sugito melenguh panjang.

Creeeetttt…..ccccreeeetttt…cccreeet….. kontol Sugito menyemprotkan cairan kenikmatannya di mulut Dewi, disambut dengan lenguhan Dewi yang juga merasakan puncak kenikmatannya.

“Akkhuuuu…juuuggaaa….ooohhhhh…sssssllrppppp….sslll rpppp….,” Dewipun melenguh sambil menelan sperma Sugito yang keluar dalam mulutnya.

Sssseeerrr….ssseeerrr….ssseerrrr….. vagina Dewi menyemburkan lahar kenikmatannya, Parmin merasakan semburan hangat dibatang kontolnya.

“Akkuuuu….kheeellluaaaarr….juuggaaaa….aaaaggghhhh… .eeenaaakkk ssekalii…,” lenguhan Parmin terdengar merasakan puncak kenikmatannya.

Creeeettt….creettt…creettt…..kontol Parmin menyemburkan lahar kenikmatannya didalam lubang vagina Dewi, Dewi merasakan kehangatan sperma Parmin didinding vaginanya.

Nampak tubuh mereka bertiga mengejang menikmati puncak kenikmatan dari persetubuhan ini. Setelah badai nafsu mereka mereda serta tetesan terakhir dari lahar kenikmatan mereka telah menetes, akhirnya tubuh merekapun terkapar kelelahan, nafas mereka terlihat masih memburu, mata mereka terpejam merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka raih.

Jam di dinding kamar Dewi menunjukkan pukul 02.00 pagi, saat itu Dewi terbangun dari tidurnya dan ia baru menyadari bahwa sehabis pergumulan semalam dengan Sugito dan Parmin yang cukup menguras ten****ya, ia jatuh tertidur begitu pula dengan Sugito dan Parmin yang ikutan jatuh tertidur dengan posisi keduanya memeluk tubuhnya, hawa dingin AC di kamarnya membuat Dewi kembali bergairah ingin disetubuhi kembali oleh kedua orang ini, nafsu birahinya kembali bangkit membayangkan kejadian semalam, perlahan-lahan kedua tangannya menggapai kebawah mencari kedua batang kemaluan Sugito dan Parmin.

Kemudian setelah kedua batang kemaluan itu berada dalam genggamannya, dengan lembut kedua kontol itu diremas-remasnya, perlahan-lahan kedua batang kemaluan itu bangun, seiring dengan semakin menegangnya kedua batang kemaluan itu, siempunya barangpun mulai melenguh menikmati remasan-remasan tangan halus Dewi, mata mereka masih terpejam tapi naluri lelaki mereka sudah bangun terlebih dahulu, Dewi yang mendengar lenguhan mereka semakin bernafsu meremas-remas kedua batang kemaluan mereka.

Kedua batang kemaluan mereka sudah betul-betul tegang dan siap untuk berperang dengan kemaluan Dewi yang sudah mulai basah, setelah merasakan bahwa kedua batang kemaluan mereka betul-betul tegang Dewi mulai bangkit dari posisi tidurnya kemudian Dewi mulai berjongkok diatas tubuh Parmin, perlahan-lahan batang kemaluan Parmin diarahkan kelubang kemaluannya, dioles-oleskannya kepala kontol Parmin dengan bibir vagina dan kelentitnya, Dewi melenguh kegelian merasakan gesekan kepala kontol Parmin dikelentit dan dibibir vaginanya, selang beberapa saat kepala kontol Parmin ia selipkan di lubang kemaluannya…sleepp…, kemudian perlahan-lahan Dewi mulai menurunkan pantatnya…bleessss… srrttt…bleesss…., kontol Parmin mulai masuk perlahan-perlahan dilubang kemaluan Dewi.

“Aaggghhh…sssshhhh…oouughhh…” terdengar Dewi melenguh menikmati terobosan kontol Parmin dilubang kenikmatannya.

“Ouuuuggghhh………..” Parminpun melenguh menikmati jepitan vagina Dewi di batang kemaluannya, kedua matanya mulai perlahan-lahan terbuka.

Kontol Parmin akhirnya terbenam seluruhnya di lubang kenikmatan Dewi, Dewi merasakan kembali lubang kenikmatannya penuh sesak oleh jejalan batang kemaluan Parmin yang besar, sesaat Dewi tidak melakukan gerakan, ia ingin merasakan denyutan-denyutan batang kemaluan Parmin didinding lubang kenikmatannya, Dewi merasakan sensasi yang luar biasa saat batang kemaluan Parmin berdenyut-denyut sehingga membuat dinding lubang kenikmatannyapun berdenyut juga menimpali denyutan yang dibuat batang kemaluan Parmin, Parmin sendiri merasakan batang kemaluannya seperti diremas-remas dengan lembut.

“Aagghhhh….ssshhhh…aaaaahhh..kooontolllmmuu enak sekaliiii…” Dewi mengerang keenakan.

“Memeeeekk..ibuu…ssshhhh…aaaahhhh…juga enaakkk….bissaaa…ngempoot…” Parmin juga merintih keenakan.

Erangan mereka berdua membuat Sugito terbangun, dan ia melihat Dewi sudah menduduki Parmin dan tangan Dewi sedang memegangi kontolnya yang sudah tegang, tidak menunggu diperintah Sugito mulai bangun dan mulai menyerbu tubuh Dewi, mulutnya mulai menyerang kedua payudara Dewi bergantian dengan tangannya, saat mulutnya menjilati dan menghisap payudara yang kiri, tangannya meremas-remas dan memilin-milin payudara yang kanan, aksi Sugito membuat rintihan dan erangan Dewi semakin menjadi.

“Ouugghhh…ssshhhh…aaaahhh…ggeeeliii….ouughhh..teru sss…yaaa….hisaaappp..putingku….ooohhh…niikkmmaatt… ” Dewi merintih keenakan dan kegelian.

Melihat itu Parmin tidak mau diam, kedua tangannya memegang pantat Dewi menyangga posisi Dewi yang sedang berjongkok diatas tubuhnya, lalu Parminpun memulai gerakannnya, perlahan-lahan pantatnya mulai naik turun ssrrtttt…bleesss…ssssrrrttt…bleesss, kontolnya keluar masuk dilubang kenikmatan Dewi, aksi Sugito dan gerakan Parmin membuat rintihan Dewi semakin menjadi-jadi, Dewi dibuat merem-melek oleh aksi mereka berdua, Dewi merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa berbeda dari yang ia rasakan semalam.

Dewi tidak dapat bertahan lama menghadapi serangan kedua orang ini, puncak kenikmatannya sudah hampir diraihnya, lenguhannya semakin sering terdengar, tubuhnya mulai bergetar menikmati serangan kedua orang ini, tiba-tiba tubuh Dewi mengejang, tangannya memeluk erat Parmin sementara pantatnya ia tekan dalam-dalam menyambut sodokan Parmin, kemudian gerakan tubuhnya terdiam,

“Ouuugghhhh….aaagghhhh…..nniikkmaat…aakuuu…keeellu uaaarr…sssssshhhh…aagghhhhh” Dewi mengerang menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia raih.

Creet…sssssrrrr…ccreett…sssrrr…

Dinding vaginanya berdenyut-denyut kencang saat lubang kenikmatannya memuntahkan lahar kenikmatannnya, Parmin merasakan hangatnya cairan kenikmatan Dewi yang menyembur membasahi batang kontolnya, dan Parmin merasakan denyutan-denyutan yang sangat kuat meremas-remas batang kontolnya.

Sesaat Dewi tengkurap diatas tubuh Parmin, nafasnya memburu, matanya terpejam merasakan kenikmatan yang baru saja ia rengkuh, Parmin dan Sugito membiarkan Dewi menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja direngkuhnya.

“Oohh…nikmat sekali..hhmmmh…”Dewi bergumam sambil matanya masih terpejam, sementara bongkahan pantatnya terlihat mengejut-ngejut, nampaknya lubang kenikmatan Dewi masih menyemburkan sisa-sisa cairan kenikmatannya.

Parmin dengan lembut mulai menciumi Dewi, bibir Dewi dipagutnya dengan lembut yang dibalas oleh Dewi, kedua lidah mereka bertautan, melihat kedua orang itu berpagutan Sugito perlahan-lahan memulai kembali aksinya dengan menciumi punggung Dewi sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bongkahan pantat Dewi dengan lembut, ciuman-ciuman Sugito dan remasan-remasan tangan Sugito dikedua bongkahan pantatnya membuat Dewi menggelinjang kegelian, sementara Parmin tidak melepaskan lumatan-lumatan dibibir Dewi.

“Hhhhhmmmmhhh…slllllrrppp….hhhhmmm…sssllrrppp…” Dewi dan Parmin bergumam dan melenguh bersamaan.

Saat itu ciuman Sugito perlahan-lahan semakin menurun kebawah kearah pantat Dewi, Dewi semakin menggelinjang kegelian, entah apa yang merasuki Sugito atau karena Sugito pernah melihat film BF yang ada “Double Penetration”, ciuman Sugito mulai beralih ke pantat Dewi, lubang pantat Dewi yang terpampang dimata Sugito tanpa merasa jijik mulai Sugito ciumi, aksi Sugito semakin membuat Dewi menggelinjang, entah kenapa Dewi merasakan nafsunya perlahan-lahan mulai bangkit kembali, tak lama berselang Sugito menghentikan ciuman dilubang pantat Dewi, Sugitopun mulai memposisikan tubuhnya dengan dibelakang tubuh Dewi yang masih tengkurap diatas tubuh Parmin, kemudian Sugito mulai mengoles-oleskan kepala kontolnya dilubang pantat Dewi, aksinya ini membuat Dewi menggelinjang karena geli dan kaget, tapi Dewi tidak dapat berbuat banyak karena tubuhnya sedang dipeluk dengan eratnya oleh Parmin, Dewi hanya bisa pasrah merasakan gesekan-gesekan kepala kontol Sugito dilubang pantatnya.

“Eeehhh….Git!..aaapppaa..yang kamu lakukan…ooohhh…..geelii….jjanggaan..dimasukkan kontolmu kesitu…sssshhh…” Dewi merintih kegelian dan ketakutan, Dewi takut kalau Sugito memasukkan kontolnya kelubang pantatnya.

“Tenang bu, nanti juga enak..ibu pasti ketagihan…” Sugito menjawab dengan tenang.

Sleeppp….Sugito menyelipkan kepala kontolnya dilubang pantat Dewi, Dewi mengerang saat lubang pantatnya mulai disesaki kepala kontol Sugito, Dewi tidak dapat berbuat banyak, karena pelukan Parmin yang erat ditubuhnya dan tangan Sugito yang memegangi pinggangnya, yang hanya Dewi bisa lakukan hanya menggerakkan kepalanya, Dewi merasakan perih saat kepala kontol Sugito mulai menerobos lubang pantatnya.

Srrttttt…bleeesss…ssssrrrttt….bleessss…ssssrttt…bl leessss….perlahan-lahan Sugito mulai mendorong masuk kontolnya dilubang pantat Dewi, Sugito merasakan jepitan lubang pantat Dewi sangat ketat sekali melingkari batang kemaluannya, dan Sugito merasakan ketatnya gesekan dinding lubang pantat Dewi dibatang kemaluannya, sementara Sugito merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa dengan jepitan lubang pantat Dewi, Dewi sendiri merasakan kesakitan dan perih yang luar biasa dilubang pantatnya.

“Ouugghhh….sssshhhhh…sssaaakkkitttt..peeriihhh…uuu gghhh….amppuunn..Git..cabut kontolmu …peeriihh..ssshhh…saakiittt…” Dewi menjerit kesakitan.

“Shhh…aaggghh…sssebeeentar bu,…nanti perihnya juga hiilllaang…nnantiii..ibu juga akan merasakan eenaaakkk…” Sugito menjawab.

Bleessss…..Dengan sekali hentakan akhirnya seluruh batang kemaluan Sugito terbenam seluruhnya di lubang pantat Dewi, hentakan Sugito membuat Dewi melenguh kesakitan, sementara Sugito sendiri dan Parmin merasakan kenikmatan yang sangat luarbiasa, mereka merasakan jepitan dikontol mereka sangat erat sekali, baik Sugito maupun Parmin merasakan kedutan-kedutan yang tiada taranya, selain kedutan-kedutan dari dinding kedua lubang Dewi mereka masing merasakan kedutan-kedutan batang kemaluan mereka, Sugito merasakan kedutan batang kemaluan Parmin, Parmin sendiri merasakan kedutan batang kemaluan Sugito.

Tak lama berselang Sugito dan Parmin mulai memaju-mundurkan kontol mereka, mereka tidak memperdulikan jeritan kesakitan Dewi, yang mereka pikirkan saat ini adalah kenikmatan yang sangat luar biasa, nampak kontol mereka keluar masuk dengan perlahan dikedua lubang Dewi.

Ssrrrttt…bleess….ssrrtttt…bleesss….ssrttt…bleeess…

“Ouughh….aaagghhh..enak..sekallii….” Sugito melenguh keenakan.

“Iyaaahh…memeknya …jaddiii.,..ttaammbah seempitt…mememang.,…eenaakk..” Parminpun mengerang keenakan.

“Ouughh….ssaakiiit…sudaaaahh…akkuu….tidddakk..kkua tt…pperiihhh…ooouughhh..ampunn..” Dewi merintih kesakitan.

Sugito dan Parmin mendengar rintihan Dewi bukannya menghentikan gerakan mereka, tapi malah menambah ritme gerakan mereka… gerakan kontol mereka semakin cepat keluar masuk dilubang kemaluan dan pantat Dewi. Gerakan keluar masuk kontol mereka semakin lancar dikarenakan lubang kemaluan Dewi yang semakin banyak mengeluarkan cairan pelican ini, dan kedua kontol mereka yang juga semakin banyak mengeluarkan cairan pelicinnya.

Perlahan-lahan rintihan kesakitan Dewi berganti menjadi erangan dan lenguhan kenikmatan, rasa perih yang tadi dirasakan oleh Dewi berganti menjadi rasa nikmat yang belum pernah Dewi alami selama ini, Dewi mulai bisa merasakan gesekan-gesekan kedua batang kontol Sugito dan Parmin pada dinding lubang kemaluan dan pantatnya. Terlebih Dewi merasakan sensasi yang sangat luarbiasa pada dinding yang membatasi antara lubang vagina dan lubang pantatnya, karena didinding itu ia merasakan pergesekan yang sangat luar biasa. Dewi merasakan kontol Parmin dan Sugito menggesek-gesek dinding tersebut dengan eratnya, mata Dewipun dibuat merem-melek, lenguhan-lenguhan kenikmatannya semakin kuat.

“Ouughhh….sssshhh…aaaaghhh…enaakk…sssshhh..terusss ….aaaagghhh….oouughhh….kontoooolll…kalian mmeemmbuuaatkkkuu….mellaaayang….oougghh….terusss…. .jjangaan..berhenti..” Dewi meracau keenakan.

“Akkuu…ssudah…bbillanng…tadi…pasti ….. ibuuuu…akaaaann..keeenakaann…hhhhmmmm… lubang pantat ibu gaaakkk…kalahh..dengan…hhmmm….aaaggg…mmeemek ibu…enaakknya..’ Sugito menjawab sambil mengerang keenakan..merasakan sempitnya lubang pantat Dewi.

“Iyaaahhh…akuu juggaaa…keeenakaan..memeknya tambah seeempiitt…niiihhh…aaaagghhh… ooughhh…aakuu juga pengen nyobaaiiinnn…anusssnya …nanti…” Erang Parmin yang juga sedang merasakan kenikmatan yang sangat luarbiasa.

Keringat mereka semakin banyak keluar, bunyi beradu tubuh mereka yang penuh dengan keringat menambah nafsu mereka semakin memuncak, lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar, gerakan kontol Parmin dan Sugito semakin cepat keluar masuk di kedua lubang Dewi, tak lama berselang gerakan tubuh Sugito dan Parmin semakin tidak beraturan, nafas mereka semakin memburu.

“Ouugghhh…akuuu…tidakk..tahhaan…lagi…akku…mmaaaau. .keluuaaarr…aarrrgghhh…sshhss …..eenaaakkk…memmekkmm…ibbuuu….” Parmin mengerang keenakan saat merasakan puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh kembali.

“Iyyyaaaa….aargghhhh…akuuu…jugga..tidak….taahhhaan n…llagii…aakuuu…juga..mau..keluar…oouggghh…eenaaak kk..betul…ngentooottt….sssaaama..ibuuu…..” Sugito pun mengerang menimpali erangan Parmin, iapun merasakan puncak kenikmatannya yang berhasil direngkuhnya kembali.

“Akkkuuu……jugggaaa….oouggghhh….aaaaaaarrghhh…..kon tooooll…kaliiiaaannn…mmemang.. betulll….eenaaakkk…..aaaaahhhh..sssshhh….akkuuu…be tuuulll…pppuuaaasss…oohhhh..” Dewi melenguh keenakan menyambut penggapaian dari puncak pendakian kenikmatanya yang untuk kedua kalinya ia capai di dinihari ini.

Creeettt…ssrrrrr….creetttt…ssssrr….ccrreettt..sssr r….ccreettt….lahar kenikmatan mereka menyembur berbarengan, kemaluan mereka mengejut-ngejut bersamaan menembakkan cairan kenikmatan mereka, tubuh mereka mengejang bersamaan, erangan dan lenguhan mereka terdengar bersahutan.

Akhirnya setelah tetes terakhir dari lahar kenikmatan mereka keluar dari kemaluan mereka, dan badai nafsu mereka mereda, ketiganya terkapar, tubuh mereka terlentang berdampingan sementara nafas mereka masih memburu, dan mata mereka terpejam menikmati sisa-sisa dari pergulatan birahi mereka yang baru saja mereka raih sampai kepuncaknya.

Pergulatan mereka bertiga masih dilanjutkan terus sampai matahari terbit, dengan berbagai perubahan posisi, kadang Parmin yang menggarap lubang pantat Dewi sementara Sugito menggenjot memek Dewi dari bawah, atau Sugito menggenjot anus Dewi dengan gaya doggie style sementara Parmin didepan memaju-mundurkan kontolnya dimulut Dewi, berbagai posisi mereka coba dan nafsu Dewi betul-betul terlampiaskan oleh aksi Parmin dan Sugito.

Cerita Dewasa : Adikku Sayang

Cerita Dewasa : Adikku Sayang - Segar sehabis mandi, Evi keluar dari kamarnya dan dari teras di depan kamarnya di lantai 2, ia melihat adiknya, Nita, memasuki rumah dengan wajah merah kepanasan, namun tampak ceria. Nita baru pulang dari sekolah, kemeja putih dan rok birunya tampak lusuh. Tak melihat siapa pun di rumah, Nita langsung naik dan masuk ke kamarnya lalu menyalakan AC. Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saat mendengar kakaknya bertanya, "Hey, gimana pengumumannya?"

Cerita Dewasa : Adikku Sayang

Nita keluar dari kamar mandi mendapatkan Evi bersandar di pintu kamarnya dengan tangan ke belakang.
"Nita diterima di SMA Theresia, Kak!" jawab Nita dengan ceria.
Evi berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.
"Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini."
"Duuh, thank you, Kak!" Nita setengah menjerit menyambar kado itu.

Evi duduk di ranjang Nita sementara adiknya duduk di meja belajarnya membuka kado itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie the Pooh, karakter kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan "Hunny". Kali ini Nita benar-benar menjerit, "Aaah, bagus banget! Thank you, Kak!"

Nita melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengan tiba-tiba mencium bibir Evi. Evi tersentak, bukan karena Nita menciumnya, tapi karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibir adiknya yang basah menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Ciuman yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itu membuat jantung Evi berdebar. Nita melepas ciumannya, namun tak melepas pelukannya yang erat. Evi tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup bibir adiknya dengan lembut. Nita meletakkan gelas itu di meja kecil di sisi ranjangnya dan merebahkan diri. Ia menarik Evi agar berbaring di sisinya, lalu kembali memeluknya.

"Kak, Nita kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Evi pacaran ama Mbak Anna, kapan kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran? Nggak pernah kan?"
"Bukan gitu, Nit," jawab Evi, "Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karena pacaran ama Anna."
Evi kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk oleh adiknya yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lama sekali tak pernah sedekat ini dengan Nita.
"Lagian ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papa baru tahu lho!" kata Nita sambil mengernyitkan dahinya seakan memarahi kakaknya.
Wajah Nita begitu dekat dengan wajahnya, membuat Evi merasa canggung dan semakin berdebar. Evi berusaha keras meredam ketegangannya dan menutupi perasaannya dari adiknya.

"Sok tahu kamu," kata Evi, "Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna. Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol ama Papa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emang lesbian."
Hangatnya hembusan napas Nita di lehernya membuat Evi semakin berdebar dan ia merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Evi tahu ia tak mampu menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulai terasa lembab.

"Sana mandi dulu kamu!" tukas Evi sambil mendorong adiknya, "Kamu bau matahari!"
"Ngg.." balas Nita kolokan walau tetap melepaskan lengannya yang melingkari pinggang Evi.
"Tapi Kakak jangan pergi dulu. Nita masih kangen ama Kakak," kata Nita sambil berjalan ke kamar mandi.

Evi duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Ia memeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghela napas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.
"Kenapa aku sampai begitu, sih!" ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.
"Nita kan adikku sendiri!"
"Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi dan aku kangen pada pelukan dan sentuhan lembut wanita?" Evi menyelonjorkan kakinya di kasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Evi meraba-raba dadanya sendiri, sementara tangan kanannya naik meremas-remas selangkangannya.

Evi tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya dari bagian-bagian vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia tak ingin terlihat bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.

Tak memakan waktu lama, Nita keluar dari kamar mandi dalam keadaan bugil. Ia mengambil celana dalam dan daster dari lemari. Evi menatap adiknya memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembali normal langsung berdebar lagi melihat tubuh Nita yang langsing namun berisi itu. Nita tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung duduk bersila di sisi kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya di pangkuannya.

Evi tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya. Nita memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata, "Kak Evi kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan.." Nita tampak agak ragu sebelum akhirnya melanjutkan, "Dia kan nggak cantik." Bukannya marah, senyum Evi malah berubah jadi tawa, "Kamu nggak boleh menilai orang dari penampilan fisiknya. Anna kan baik banget orangnya, lembut dan penuh pengertian. Lagian fisiknya juga nggak jelek-jelek amat. Toket dan pantatnya kan gede banget, Nit. Asyik banget untuk diremas. Dan ciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman."
"Iya sih. Toket Nita nggak gede ya, Kak?" kata Nita sambil memandang payudaranya.
"Siapa bilang?" balas Evi, "Toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuh melebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belum segede kamu."
Dengan polos, Nita bertanya, "Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?"

Belum sempat Evi menjawab, Nita meraih tangan kakaknya dan meletakkannya di atas dadanya. Evi tersentak, namun membiarkan Nita menggerakkan tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasa lembab dan segar itu. "Mmmhh.." Nita mendesah dan matanya setengah menutup. Gairah Evi yang sudah sulit dikendalikan semakin meledak melihat reaksi adiknya yang sangat merangsang itu. Evi mulai meremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin puting dada Nita yang terasa semakin membesar dan mengeras.

"Uhh.." Nita kembali mendesah dan membiarkan Evi meraba dan meremas dadanya, sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya. Tak lagi berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Evi meraih dagu adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terus meremas dada Nita dengan semakin bernafsu. Evi menarik wajah Nita dan mengecup bibirnya yang basah.

"Mmmhh.." reaksi Nita yang hanya berupa desahan itu membakar nafsu Evi. Sambil meremas dada adiknya dengan bergairah, Evi mengulum bibir bawah adiknya yang segera membuat Nita membalas dengan mengulum bibir atas Evi. Kakak beradik ini saling menghisap bibir selama beberapa saat, sampai akhirnya Evi melepas ciuman mereka. Nita membuka mata mendapatkan ia dan kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciuman dengan penuh gairah.

"Ohh, ternyata enak ya, Kak? Nita nggak nyangka deh. Kak Evi juga enak?" tanya Nita dengan polos.
"Gila kamu, Nit! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakak gara-gara kamu peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!" jawab Evi, "Kamu sih! Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?"

Nita tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, "Sorry, Kak. Nita cuma kangen aja ama Kak Evi dan pengen disentuh. Sorry.." katanya sambil menundukkan kepala.
"Ssstt.." Evi menarik dagu adiknya lagi hingga mereka saling bertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis, "Tapi kamu suka kan?" Nita hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

Evi menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding, "Sini," ia menarik lengan Nita agar duduk di sisinya. Mereka duduk berdampingan, Evi membelai rambut Nita, lalu dengan tangan di belakang kepala adiknya, Evi menarik wajah Nita mendekati wajahnya, "Nih ajaran Anna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak." Evi kembali mencium bibir Nita.

Kendali diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadari bahwa Nita juga menikmati semua ini, Evi mengatur alur percintaan tanpa tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya. Kini Evi hanya mengulum bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalu mengulumnya lagi. Kadang ia biarkan Nita yang menghisap bibirnya dengan lebih bernafsu, lalu melepasnya untuk melihat adiknya maju mengejar mulutnya yang sedikit ia buka, memancing gairah Nita.

Evi mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagi dengan penuh gairah. "Kak.." Nita mendesah. Evi menjawab dengan menyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Nita yang sedikit terbuka. Tenggorokan Nita tercekat saat merasakan lidahnya bersentuhan dengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar biasa sebagai akibatnya.

Jilatan lembut Evi pada langit-langit dan lidah Nita membuat Nita terangsang, namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatu dengan kakaknya. Nita mulai membalas gerakan lidah Evi dengan gerakan lidahnya sendiri. Mengetahui adiknya sudah bisa menikmati ini, Evi membelitkan lidahnya pada lidah Nita sambil menghisap bibir adiknya. Evi melepas lidahnya dari mulut adiknya, lalu berkata, "Hisap lidah Kakak, Sayang."

Kata-kata lembut Evi membuat Nita semakin bergairah, seakan sedang bercinta dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Evi yang kembali menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantian saling menghisap lidah untuk waktu yang lama. Merasa gairah adiknya dan gairahnya sendiri semakin membara, Evi mulai meningkatkan kecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan Nita. Nita mendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah disentuh siapa pun itu. Evi melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulai menjilati telinga dan leher Nita. Desahan Nita mulai berubah menjadi erangan kenikmatan.

Tanpa melepas tangannya dari selangkangan Nita, Evi menurunkan jilatannya ke dada adiknya yang montok itu. "Ah..!" Nita menjerit kecil saat pertama kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya, "Ooohh.. aahh.. Kak.." desahnya dengan penuh kenikmatan. Nita membuka matanya menyaksikan Evi menjilati puting dan payudara Nita dengan semakin cepat dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras. Kadang Evi menggigit puting Nita membuat Nita menjerit kecil dan memaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Evi di selangkangannya, sehingga tangan Evi terasa semakin menekan dan meremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.

Bangkit dari dada Nita, Evi menduduki adiknya dengan selangkangan tepat di atas selangkangan adiknya. Evi menarik kaosnya lalu melemparkannya ke lantai. Kedua tangan Nita meremas dada kakaknya saat Evi sedang berusaha melepas BH-nya. Evi melempar BH-nya dan Nita semakin bernafsu meremas dada dan puting telanjang kakaknya. Mereka saling menghujam selangkangan hingga saling menekan. "Hhh.." desah Evi yang menikmati remasan adiknya pada dadanya yang telah membesar dan mengeras itu. Tak tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Evi bangkit membuka celana pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarik celana dalam Nita hingga terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulu tipis yang menutupi kemaluan yang telah membengkak penuh gairah. Bau seks menyebar dari vagina Nita, membuat isi kepala Evi serasa berputar penuh gairah tak tertahankan.

Evi meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah. "Ohh, Kakaak!" Nita tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titik terlarang itu. Tak tahan lagi, Evi segera menjilati bibir vagina Nita dengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Nita. "Ah! Ah! Kak! Ah!" Nita menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya menggelinjang merasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.

Dua jari Evi membuka bibir vagina Nita, menampilkan klitoris yang telah membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Evi menari pada klitoris adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Nita, membuat Nita terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjang tubuhnya yang semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahan jeritannya yang semakin keras "Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat, Kaak! Jangan berhen.. aagghh!" Nita telah terlontar ke dalam dunianya sendiri.

Memang tak berniat berhenti, lidah Evi masuk ke dalam vagina Nita dan menjilatinya tanpa ampun. Nita meluruskan kedua lengannya di sisi menopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan kepala kakaknya di antara kedua pahanya. Tak mampu mengendalikan kenikmatan seks yang terus meningkat ini, Nita menghunjamkan selangkangannya ke wajah kakaknya berulang kali, sementara lidah Evi semakin cepat bergetar di dalam vagina Nita, sambil menikmati lendir vagina adiknya yang terus mengalir ke dalam mulutnya.

Hunjaman selangkangan dan gelinjang tubuh Nita yang semakin kasar dan tak terkendali membuat Evi tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebih lama lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina, bibir vagina serta klitorisnya. Tepat dugaannya, tak lama kemudian kedua paha Nita menghentak kaku menjepit kepala Evi, tubuh Nita bergelinjang semakin kasar dan liar, sementara vaginanya berkontraksi dan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir seks yang tak mampu lagi ia bendung.

"Aaakk.. aahh.. ahh Kakk.." jerit Nita tak peduli lagi pada dunia, hanya kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Evi membuka mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendir orgasme yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes dari bibirnya ke dagu dan lehernya.

Orgasme demi orgasme melanda Nita selama semenit penuh, hingga akhirnya ia merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur dengan penuh kenikmatan dan kepuasan. Evi menjilati lendir yang lolos ke sisi selangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya dan menindih tubuh adiknya. Sambil terengah-engah, ia menyaksikan Nita yang memejamkan mata penuh kepuasan. Evi mengecup bibir Nita, membuat Nita membuka matanya dan tersenyum. Ia memeluk tubuh telanjang Evi, lalu membalas kecupan kakaknya dengan ciuman penuh pada mulut Evi. Lidah mereka terpaut, Nita menghisap lidah kakaknya, lalu melepaskannya untuk menjilati wajah, pipi dan leher Evi yang berlumuran lendir orgasmenya sendiri. Lendir seks ini terasa nikmat dan manis baginya.

Nita tahu Evi terengah-engah bukan hanya karena habis memakan vaginanya dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telah memuncak. Nita melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkan payudaranya pada payudara Evi. Wajah Nita tiba di depan payudara Evi saat Evi mengangkat tubuhnya dengan menopangkan dirinya pada sikunya. Tanpa ragu Nita mulai menjilati puting payudara kakaknya hingga napas Evi semakin tersenggal-senggal menahan gairah yang semakin melonjak dalam dirinya. Selangkangannya semakin memanas dan lendir seksnya meleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes di paha Nita.

"Ohh, Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!" erang Evi.
Memahami maksud kakaknya, Nita melorotkan tubuhnya kembali hingga wajahnya tiba di depan vagina Evi, dan tanpa menunda lagi, Nita langsung menyusupkan lidahnya ke dalam vagina kakaknya.
"Aaahh! Ahh! Sayaang!" Evi menjerit selagi Nita sibuk menjilati vaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.

Dengan bernafsu, Evi menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkan tubuhnya, menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang. Sambil meremas pantat Evi, Nita meluruskan lidahnya hingga kaku dan menghujam wajahnya seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini. Lendir gairah meleleh ke wajah dan pipi Nita saat ia memaikan kakaknya dengan lidahnya. Tak lama Evi mampu bertahan setelah gelombang rangsangan bertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun meledak dan Evi tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan orgasme demi orgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Nita berulang kali.

Nita berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Evi yang memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Evi tumpahkan ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipi Nita. Dari kaku, perlahan-lahan tubuh Evi mulai melemas dan jepitan pahanya pada kepala Nita pun mulai mengendur, hingga akhirnya Evi jatuh terbaring lemas di atas ranjang. Nita mendekati wajah kakaknya yang menantinya dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya. Mereka berpelukan dan berciuman beberapa saat. Evi membelai rambut adiknya, sementara Nita meremas pantat kakaknya. Lelah berciuman, Evi menghela napas panjang sebelum akhirnya mengatakan, "Aku cinta kamu, Sayang.." Nita hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalam rasa lelah yang penuh dengan kepuasan.

TAMAT
Support : Tante Alexa | Tante Alexa | Tante Alexa
Copyright © 2012. Tante Alexa - All Rights Reserved
Template ReCreated by Tante Alexa Published by Tante Alexa
Proudly powered by Blogger