Cerita Dewasa Perawan Kampung - 3 | Setelah kami saling membersihkan badan di kamar mandi dalam kamar saya, saya gandeng dia untuk sama-sama berdiri di depan kaca lemari pakai kami yang cukup tinggi agar dia bisa lihat kita sedang berbugil ria dan sambil saya dekap dia dengan mesranya dengan di iringi rabaan-rabaan sex tangan saya ke bukit kembarnya yang masih segeeer juga ranum sedangkan tangan saya yang satunya coba mengobel mem*knya dengan lembut (Pembaca…hal ini sengaja saya lakukan agar dia bisa saya ajak lebih lanjut lagi gicu…lho…).
Ternyata siasat saya membuahkan hasil yang okey dari ening, dia menggelinjat keenakan pentil susunya di usap-usap dan lehernya saya kecup-kecup kecil sambil sesekali saya jilat dengan lidah siasat itu terus saya jalanin sambil kecupan saya ke sekujur tubuhnya sampai saya berada tepat di bukit kembarnya dan saya ledek dia bak anak kecil yang pengen nenen ke ibunya Say…aku mo..memem..dong aku haus… neh…,tanpa ragu saya serang bukit kembarnya dan diapun diam saja sambil meracau..ah…oh...ah… enaaaak…pak..gelii….kena kumis bapak.., Ening…ga kuat berdiri… nech ,dengan perlahan tapi pasti saya ajak dia untuk di celentangin di atas springbad dan tanpa susah payah diapun sudah pasrah celentang tanpa sehelai benagpun di atasnya.
Saya mulai dengan menciumi mem*knya yang masih perawan itu sambil di jilati dengan lidah yang pengalaman ini, baru juga berselang 5 menit saya mainkan lidah ini si ening sudah mulai basah dan mengeruh ach…ach…oh…ya..ya..terusin pak..enak bwanget jilatannya, tidak hanya di situ saja menjilatinya lidah ini terus nyelusuri ke bagian duburnya dan di antara keduanya itulah saya pacu menjilatinya lagi oh…enak..pak..ach..ach….ee…bapak joroqqq..kok dubur ening di jilatin juga…ah..ach tapi enaaaaakkkk…akh terusin…oh…oh…oh…karena melihat gelagat seperti itu tangan sayapun mulai gerelya ke bagian bukit kembarnya untuk di usap-usap dan tanpa di duga-duga dia menarik paksa torpedo saya untuk di kulum lagi dengan buasnya…(he…he…he rupanya dia sudah bener-bener horney..pembaca) dan sekarang di sudah tidak ragu & malu lagi untuk mengulumnya.
Serangan itu terus berlangsung +/- 20 menitan sampai akhirnya di terkulai lemas sambil bilang : aaah…ahh..ah.. oh..oh.. eing mo pipis lagi niiich…oh pak awas nanti kena pipis ening…ah…dan keluarlah semua yang ada di dalamnya, saya benar-benar sudah konak banget ngeliat dia seperti itu dan tanpa tunggu-tunggu lagi dan buang-buang waktu lagi saya pun langsung memantapkan posisi torpedo pas di depan KUEH PEPE perawan kampung itu, dengan lemah lembut saya bimbing torpedo itu memasuki lubang kenikmatan itu sambil bibir ini terus menciumi dan mengisap kedua bukit kembarnya si ening dan karena sudah terbuai kenikmatan diapun tidak ada perlawanan yang berarti sampai pada saat akan memasukan torpedo ini dia meracau Pak…jangan…pak…jangan …nanti….. achk…achk….achk…aduuh…. sakiiiit, tenang ajach sayang…sakitnya Cuma sebentar kok..nanti pasti..enaaakkk…step by step torpedo ini memasukinya dan dengan berirama saya ayun maju… mundur…maju…mundur berulang kali sampai akhirnya ening tidak bersuara lagi bahkan dia sudah mulai menikmati irama birahi kami, oh…mem*k kamu masih perawan saying...oh… enak ..banget ..sempit...bwbwangeett….ening.. oh.. oh..enak, ening mulai mengimbangi permainan saya, torpedo ini masukin pelan-pelan…saya tarik pelan-pelan terus itu keluar masuk beberapa kali saya kerjain suara ening..oh..pak enank..pak terus..pak di genjotin oh..oh..oh..akh…akh tanpa sadar dia sudah mulai menggoyang pantatnya kekiri kekanan, saya makin semangat melihat goyangan perawan kampung ini apalagi melihat susunya yang turun naik terdorong gerakan badanya yang erotis, medadak saya cabut kont*l ini dari sarangnya dan ening berteriak : Oooh..jangan di cabut..oohh lagi enaaak… neechhh.. .
sengaja ini saya lakukan untuk memancing kepenasaran dia..dan ternyata berhasi…, dia langsung mendorong saya ke atas tempat tidur untuk merubah posisi agar dia berada di atas daaannn di langsung naik ke atas perut saya mengambil posisi yang pas untuk memsukan kont*l ini ke dalam sarangnya dan setelah pas posisinya diapun langsung bergoyang laksana kuda yang kehilangan kendali, oh…yes…ah…ya…ya..ya.. enak…juga terdengar suara keluar masuk mem*k…preetttt…preetttt…dalam kondisi seperti itu saya pegang pantatnya agar gerakan erotisnya tambah berirama turun naiknya dan tepat di atas kepala saya terlihat indah duabuah bukit kembar yang bergelantungan seakan meminta untuk di lahap dan tanpa ragu-ragu lagi sayapun melahapnya dengan penuh gairah ohh…susu kamu..enak bwanget Ning….terus goyang ning…,mulut ini memainkan lidahnya di kisaran pentil susunya sementara dia terus bergoyang dan akhirnya gerakan-gerakannya semakin cepat..semaking..cepat tanpa terkendali sampai-sampai dia mencakar saya…. Sambil berteriak..oh…pak….pak…saya mo..mo.. pipis lagi okh..okh..
karena gerakannya yang semakin dahsyat sayapun menurun-naikkan pantat saya agar dian cepat keluar dan alhasil dia mengejang lalu terkulai jatuh di atas dada sangat terasa air kehangatan yang keluar dari dalam mem*k itu menguyur kont*l yang masih berada di dalam sarangnya, saya tidak mau kehilangan kesempatan yang enak itu hanya di renggut sama ening saja dan setelah dia sampai, saya copot kont*l ini dari sarangnya dan ening saya suruh nungging (Dogy style) untuk saya masukin lagi torpedo ini, walaupun saya tahu dia masih belum hilang rasa nikmatnya dan setelah dia pada posisi saya masukan kont*l ini ke mem*k perawan kampung itu dengan mudahnya lalu saya gerakan keluar masuk dan karena mem*k itu masih basah bekas cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya maka gerakan itu bisa langsung pada yang inti yaitu tusukan panjang dan pendek, dia pasrah kont*l ini keluar masuk dengan bebasnya dan antara pantat dengan pangkal kont*l ini saling beradu sampai menghasilkan suara cret…cret..cret.. prêt…prêt.prêt… permainan ini berjalan +/- sampai 30 menitan dan akhirnya sayapun hampir sampai ke klimax yang saya tunggu-tunggu, gerakan saya tambah di percepat dan si eningpun ikut bergoyang juga sampai akhirnya saya bilang Eniiiing….saya..mo sampe ..nech….oh…ah…terus goyang sayang…oh…oh…ooooh……cret..cret..crett…seeer ,ooh enak pak…jangan di cabut..dulu kont*lnya…oh..enaaaaakkk terasa…oh…biarin aaajaah…dulu di dalem..pak ening lagi eenaaakkkk …please … jangan di lepaaassss..oh…oh…,-
Rupanya si eningpun mencapai oragnsmenya untuk yang kesekian kalinya, dia hanya terdiam dan kamipun lunglai berduaan di atas springbad telanjang bulat setelah bergelut dengan birahi selama +/- 3,5 jam (saya bilang 3,5 jam karena sejak saya menciumi tangannya pada saat memijit saya sempat melihat jam dinding menunjukan waktu jam 20.30 dan selesai +/- jam 24.00), Si Ening saya belai rambut hitamnya dengan mesra,saya cium pipinya dan saya kulum sebentar bibirnya, sebagi tanda terima kasih dan tidak terlihat di wajahnya rasa penyesalan sedikitpun bahkan sepertinya dia mau mengulang lagi pertemouran malam itu.
Maka sejak saat itu apabila ada kesempatan untuk ML sama dia selalu kami lakukan kapan saja dan dimana saja tidak mengenal tempat dan waktu, sampai akhirnya dia pulang ke kampunya karena di panggil sama orangtuanya untuk kawin dan sejak itu saya tidak pernah ketemu lagi sama dia.. Oh..sungguh pengalaman yang sangat nikmat, selamat jalan eningku, Perawan Kampung yang Manis. Selesai.
Baca Juga Cerita Dewasa Perawan Kampung | 1 | 2 | 3 |
Ternyata siasat saya membuahkan hasil yang okey dari ening, dia menggelinjat keenakan pentil susunya di usap-usap dan lehernya saya kecup-kecup kecil sambil sesekali saya jilat dengan lidah siasat itu terus saya jalanin sambil kecupan saya ke sekujur tubuhnya sampai saya berada tepat di bukit kembarnya dan saya ledek dia bak anak kecil yang pengen nenen ke ibunya Say…aku mo..memem..dong aku haus… neh…,tanpa ragu saya serang bukit kembarnya dan diapun diam saja sambil meracau..ah…oh...ah… enaaaak…pak..gelii….kena kumis bapak.., Ening…ga kuat berdiri… nech ,dengan perlahan tapi pasti saya ajak dia untuk di celentangin di atas springbad dan tanpa susah payah diapun sudah pasrah celentang tanpa sehelai benagpun di atasnya.
Saya mulai dengan menciumi mem*knya yang masih perawan itu sambil di jilati dengan lidah yang pengalaman ini, baru juga berselang 5 menit saya mainkan lidah ini si ening sudah mulai basah dan mengeruh ach…ach…oh…ya..ya..terusin pak..enak bwanget jilatannya, tidak hanya di situ saja menjilatinya lidah ini terus nyelusuri ke bagian duburnya dan di antara keduanya itulah saya pacu menjilatinya lagi oh…enak..pak..ach..ach….ee…bapak joroqqq..kok dubur ening di jilatin juga…ah..ach tapi enaaaaakkkk…akh terusin…oh…oh…oh…karena melihat gelagat seperti itu tangan sayapun mulai gerelya ke bagian bukit kembarnya untuk di usap-usap dan tanpa di duga-duga dia menarik paksa torpedo saya untuk di kulum lagi dengan buasnya…(he…he…he rupanya dia sudah bener-bener horney..pembaca) dan sekarang di sudah tidak ragu & malu lagi untuk mengulumnya.
Serangan itu terus berlangsung +/- 20 menitan sampai akhirnya di terkulai lemas sambil bilang : aaah…ahh..ah.. oh..oh.. eing mo pipis lagi niiich…oh pak awas nanti kena pipis ening…ah…dan keluarlah semua yang ada di dalamnya, saya benar-benar sudah konak banget ngeliat dia seperti itu dan tanpa tunggu-tunggu lagi dan buang-buang waktu lagi saya pun langsung memantapkan posisi torpedo pas di depan KUEH PEPE perawan kampung itu, dengan lemah lembut saya bimbing torpedo itu memasuki lubang kenikmatan itu sambil bibir ini terus menciumi dan mengisap kedua bukit kembarnya si ening dan karena sudah terbuai kenikmatan diapun tidak ada perlawanan yang berarti sampai pada saat akan memasukan torpedo ini dia meracau Pak…jangan…pak…jangan …nanti….. achk…achk….achk…aduuh…. sakiiiit, tenang ajach sayang…sakitnya Cuma sebentar kok..nanti pasti..enaaakkk…step by step torpedo ini memasukinya dan dengan berirama saya ayun maju… mundur…maju…mundur berulang kali sampai akhirnya ening tidak bersuara lagi bahkan dia sudah mulai menikmati irama birahi kami, oh…mem*k kamu masih perawan saying...oh… enak ..banget ..sempit...bwbwangeett….ening.. oh.. oh..enak, ening mulai mengimbangi permainan saya, torpedo ini masukin pelan-pelan…saya tarik pelan-pelan terus itu keluar masuk beberapa kali saya kerjain suara ening..oh..pak enank..pak terus..pak di genjotin oh..oh..oh..akh…akh tanpa sadar dia sudah mulai menggoyang pantatnya kekiri kekanan, saya makin semangat melihat goyangan perawan kampung ini apalagi melihat susunya yang turun naik terdorong gerakan badanya yang erotis, medadak saya cabut kont*l ini dari sarangnya dan ening berteriak : Oooh..jangan di cabut..oohh lagi enaaak… neechhh.. .
sengaja ini saya lakukan untuk memancing kepenasaran dia..dan ternyata berhasi…, dia langsung mendorong saya ke atas tempat tidur untuk merubah posisi agar dia berada di atas daaannn di langsung naik ke atas perut saya mengambil posisi yang pas untuk memsukan kont*l ini ke dalam sarangnya dan setelah pas posisinya diapun langsung bergoyang laksana kuda yang kehilangan kendali, oh…yes…ah…ya…ya..ya.. enak…juga terdengar suara keluar masuk mem*k…preetttt…preetttt…dalam kondisi seperti itu saya pegang pantatnya agar gerakan erotisnya tambah berirama turun naiknya dan tepat di atas kepala saya terlihat indah duabuah bukit kembar yang bergelantungan seakan meminta untuk di lahap dan tanpa ragu-ragu lagi sayapun melahapnya dengan penuh gairah ohh…susu kamu..enak bwanget Ning….terus goyang ning…,mulut ini memainkan lidahnya di kisaran pentil susunya sementara dia terus bergoyang dan akhirnya gerakan-gerakannya semakin cepat..semaking..cepat tanpa terkendali sampai-sampai dia mencakar saya…. Sambil berteriak..oh…pak….pak…saya mo..mo.. pipis lagi okh..okh..
karena gerakannya yang semakin dahsyat sayapun menurun-naikkan pantat saya agar dian cepat keluar dan alhasil dia mengejang lalu terkulai jatuh di atas dada sangat terasa air kehangatan yang keluar dari dalam mem*k itu menguyur kont*l yang masih berada di dalam sarangnya, saya tidak mau kehilangan kesempatan yang enak itu hanya di renggut sama ening saja dan setelah dia sampai, saya copot kont*l ini dari sarangnya dan ening saya suruh nungging (Dogy style) untuk saya masukin lagi torpedo ini, walaupun saya tahu dia masih belum hilang rasa nikmatnya dan setelah dia pada posisi saya masukan kont*l ini ke mem*k perawan kampung itu dengan mudahnya lalu saya gerakan keluar masuk dan karena mem*k itu masih basah bekas cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya maka gerakan itu bisa langsung pada yang inti yaitu tusukan panjang dan pendek, dia pasrah kont*l ini keluar masuk dengan bebasnya dan antara pantat dengan pangkal kont*l ini saling beradu sampai menghasilkan suara cret…cret..cret.. prêt…prêt.prêt… permainan ini berjalan +/- sampai 30 menitan dan akhirnya sayapun hampir sampai ke klimax yang saya tunggu-tunggu, gerakan saya tambah di percepat dan si eningpun ikut bergoyang juga sampai akhirnya saya bilang Eniiiing….saya..mo sampe ..nech….oh…ah…terus goyang sayang…oh…oh…ooooh……cret..cret..crett…seeer ,ooh enak pak…jangan di cabut..dulu kont*lnya…oh..enaaaaakkk terasa…oh…biarin aaajaah…dulu di dalem..pak ening lagi eenaaakkkk …please … jangan di lepaaassss..oh…oh…,-
Rupanya si eningpun mencapai oragnsmenya untuk yang kesekian kalinya, dia hanya terdiam dan kamipun lunglai berduaan di atas springbad telanjang bulat setelah bergelut dengan birahi selama +/- 3,5 jam (saya bilang 3,5 jam karena sejak saya menciumi tangannya pada saat memijit saya sempat melihat jam dinding menunjukan waktu jam 20.30 dan selesai +/- jam 24.00), Si Ening saya belai rambut hitamnya dengan mesra,saya cium pipinya dan saya kulum sebentar bibirnya, sebagi tanda terima kasih dan tidak terlihat di wajahnya rasa penyesalan sedikitpun bahkan sepertinya dia mau mengulang lagi pertemouran malam itu.
Maka sejak saat itu apabila ada kesempatan untuk ML sama dia selalu kami lakukan kapan saja dan dimana saja tidak mengenal tempat dan waktu, sampai akhirnya dia pulang ke kampunya karena di panggil sama orangtuanya untuk kawin dan sejak itu saya tidak pernah ketemu lagi sama dia.. Oh..sungguh pengalaman yang sangat nikmat, selamat jalan eningku, Perawan Kampung yang Manis. Selesai.
Baca Juga Cerita Dewasa Perawan Kampung | 1 | 2 | 3 |
No comments:
Post a Comment