Cerita Dewasa Perawan Kampung - 2

Cerita Dewasa Perawan Kampung - 2 | Singkat cerita sayapun sudah selesai membersihkan badan dan menuju kemeja makan untuk menyantap makan malam yang telah di siapkan sama si ening,sayapun menyantapnya dengan penuh semangat maklum lapeeer..bwanget pembaca. Selesai makan saya istirahat di ruang keluarga untuk nonton acara tv, sedang asyik-asyiknya saya nonton datanglah OMES (Otak Mesum) saya untuk memancing si ening dan sayapun atur strategi untuk minta tolong di pijat sama si ening, maka saya panggillah dia : Ning..tolong kesini, Ya..pak Jawabnya, Tolong pijitin pundak saya dong…kamu bisa kan..??? Tanya saya sambil pura-pura cuex, diapun bilang ya..pak bisa, dipijitnya mau pakai minyak apa..??tanyanya, kalau bisa sich pakai minyak kayuputih campur minyak goring ajach jawab saya dengan santai, maka diapun berjalan ke kotak obat untuk ambil minyak kayuputih terus ngeluyur ke dapur untuk ambil minyak goring, setelah itu dia mendekati saya dan bertanya : Mau di pijit di mana pa…???, disi saja (Diruang keluarga) jawab saya, tapi tolong di periksa dulu pintunya sudah di tutup apa belum kata saya ke dia dan diapun memeriksanya, sudah pak. Maka sayapun sudah tengkurap di depan tv seperti orang yang sudah siap untuk di pijat.

Cerita Dewasa Perawan Kampung - 2

Si Eningpun sudah siap memijat di belakang saya, pada saat dia mulai membalur minyak-minyak tersebut di badan sudah mulai terasa darah ini naik tapi masih tetap saya tahan dan ternyata tangan si hitam manis ini memang bisa di andalkan untuk memijat tapi di samping itu saya coba curi-curi pandang kewajahnya yang manis itu dan wangi shampoo itu masih saja tercium di hidung saya sampai-sampai si Otong saya sudah mulai naik menegang tapi untuk memecah keheningan saya coba ngobrol sama dia ngalor-ngidul sampai akhirnya tertuju kepada dia yang masih belum punya pacar. Disinilah saya coba untuk agak berani memegang tangannya yang mungil itu dan diapun tidak menolaknya, dia hanya bilang : Jangan ….pak nanti ada yang lihat, tapi saya tidak peduli dengan omongannya dan bahkan membuat saya semakin bersemangat, Ga ..apa-apa kok Ning..,disinikan Cuma kamu sama saya aja kan si teteh lagi di Bandung, birahi setan saya ruapnya sudah tidak bisa terkendali lagi, maka sayapun langsung mencium jari-jarinya terus berlanjut ke tangannya terus ke atas dan akhirnya saya cium bibirnya diapun diam saja tanpa ada penolakan seperti waktu tadi pertama saya pegang tanganya, Maklum Orang belum pernah di cium sama cowok bibirnya agak gemetaran dan masih kaku.

Sayapun coba membimbingnya dengan sabar sampai akhirnya dia mulai bisa mengimbangi serangan bibirnya, saya masukan lidah ke dalam mulutnya dan saya permainkan sampai diapun mulai benar-benar pasrah bahkan dia mencoba membalas serangan bibir saya yang memiliki kumis tipis yang membuat semua mantan cewek-cewek saya dulu pasrah kalau sudah kena ciuman maut saya ini. Tidak hanya di situ saja, setelah dia pasrah maka sayapun sudah mulai berani lagi bergerelya di ke dua bukit kembarnya yang masih sangat ranum dari luar dengan lemah lembut saya usap-usap berulang kali sampai terasa sama saya kalau pentil susunya sudah mulai menonjol karena birahinya yang naik dan krena dia makin pasrah sayapun serang dia lagi kebagian lehernya saya cium dengan nafsunya sampai diapun mulai tersengal-sengal nafasnya menahan gejolak jiwa, tidak hanya di situ sayapun sudah memasukan tangan saya ke balik BH-nya yang berukuran 34 dan diapun membiarkannya, sayapun mulai gerelya lagi tangan ini mengangkat daster yang di pakainya sampai hanya tersisa BH & CD yang berwarna Phing (Pembaca warna ini adalah warna Favourite saya dan selalu membuat saya bernafsu kalau cewek pakai pakaian dalam dengan warna ini),

tanpa buang-buang waktu lagi saya pun langsung memainkan itilnya dari luar CD-nya yang sudah mulai basah, saya putar-putar terus berulang kali, sampai-sampai keluarlah omongan dari mulut si ening : Pa..ampun..pak ening ga tahan geli banget oh….oh…oh…ampun ..pak oh..oh..oh, saya bukannya kasihan tapi malah makin nafsu ajach..nich, saya turunkan cdnya sampai terlihatlah KUEH PEPE perawan yang sudah basah oleh cairan kenikmatan dan tanpa ampun lagi sayapun mengobel-ngobel mem*knya dengan penuh perasaan dan kelembutan sampai akhirnya si ening kepalanya bergerak ga beraturan kekirikekanan sampai meracau ah..pa.aah pa ening kok mau pipis …nich..ah…,jari ini malah semaking memainkannya sambil bilang tenang ning..kamu pipisin ajach biar enak….., dan ga lama kemudian diapun mengeluarkan cairan keninkmatan seerrr….seerrrr …seerrr dengan derasnya membasahi jari-jari ini sambil menggapit keduabelah pahanya sampai-sampai tangan saya tidak bisa di tarik berada di antara kedua belah pahanya yang hitam manis.

Si ening terpejam setelah merasakan kenikmatan yang tidak ada duanya keluar dari vagina keperawanannya, sayapun tidak tinggal diam saja melihat kepasrahannya, maka dengan cekatannya sayapun melumat kembali bibirnya sambil mengusap-usap dua bukit kembarnya yang sudah tanpa BH lagi, tidak lama saya menikamti bibirnya lalu turunke leher dan terus saya sapu dengan lidah menuju ke bukit kembarnya, diapun sudah pasrah..rah..rah tanpa daya ketika bibir ini mulai melumat pentil susunya yang masih ranum dan mulai mengeras karena terangsang oleh permainan bibir yang berkumis tipis ini, dia hanya meracau..pak.. jangan…pak.. saya ..takut ada nyang lihat…ah..oh..ah..oh, tenang aja ning teteh ga ada koq…aduh…ning nikmat bwanget susu kamu…segeeerrr. Sayapun dengan nafsunya melumat susu si ening,saya permainkan lidah ini di atas pentilnya beberapa kali dan sedikit saya gigit kecil diapun menjerit manja… oh…ah..ampun pak…ening ga tahan mo..pipis lagi….aaahhh sayapun semakin ganas memainkan lidah ini mengemut bak anak yang lagi memem sama ibunya dan eningpun semakin tidak karuan gerakannya dan akhirnya diapun sampai untuk yang keduakalinya sambil ngomong aah…ahh..ening mo..pipiiiiis achk…achkk… enak…..akhirnya eningpun sampai untuk yang kedua kalinya.

Puas juga rasanya sudah bikin perawan kampung ngerasain kenikmatan yang luar biasa, maka sayapun tanpa piker panjang lagi saya buka CD yang dari tadi sudah keras torpedo di dalamnya dan menyodorkannya ke mulut dia yang lagi digigit sambil ngerasain sisa-sisa kenikmatan, emang sich dia agak kaget sambil bilang : iiii…ini apaan pak kok di deketin ke mulut ening…????, Tenang ..Ning, coba kamu jilatin ajach nanti juga kamu bisa ngerasain enaknya… rayu saya ke dia, Ah..engga ..ah .. ening takut..pak., akhirnya saya paksakan untuk di kulum kemulutnya sambil saya bilang : kamu harus coba dulu..anggap ajach kamu makan Ice Cream, caranya kamu jilatin dulu ujungnya trus kamu sedot-sedot terus kamu kulum pake lidah … dan diapun mau juga mencobanya walaupun agak jiji juga ragu. Awalnya memang agak kasar dia memainkannya, tapi saya coba sambil mengusap-usap rambutnya yang hitam terus turun ke lehernya untuk merangsang dia dan ternyata berhasil diapun mulai bisa memainkannya, Ening…terus di isap..terus enaaak…ning, mainin lidahnya…ning..trus keluar masukin…dari mulut kamu..ning, Wow….enaakkk… bwanget..kamu mulai pinter ..nich…puji saya ke dia, saya sudah mulai terangsang dengan permainannya, saya dorong dia ke ujung sofa dan saya coba mencari selangkangannya, setelah saya dapatkan maka saya mencari KUEH PEPE perawan yang ada di antara kedua selangkangannya lalu saya jilatin dengan nafsunya.

Dia agak kaget juga waktu saya mulai menjilati mem*knya yang sudah basah dari tadi dan sempat nolak sambil bilang : Pak…jangan..pak..ening malu…tadikan abis kencing…nanti bau lho…katanya sambil meracau oh…ah…oh....ah….pak jangan sambil menutupi mem*knya dengan kedua pahanya yang hitam manis dan dengan sedikit paksaan saya buka pahanya lalu menyerangnya lagi dengan jilatan-jilatan kenikmatan oh…oh.. akh…katanya, saya masukan lidah ini ke dalam mem*knya dan tampak jelas bagian itil yang memerah serta tercium bau khas mem*k perawan kampung yang membuat siapaun menciumnya pengen ngerasain juga dan setelah saya terus memainkannya diapun akhirnya pasrah dan tidak ada lagi penolakan bahkan dia makin pintar lagi memainkan torpedo saya di dalam mulutnya. Permainan 69 sembilan itu berjalan +/- sekitar 15 menit sampai akhirnya kedua pahanya menjepit kepala saya sebagai tanda kalau dia mau keluar lagi dan saya bilang kedia..ening…oh…. tolong jangan di keluarin dulu…honey…please….dech… tapi rupanya dia sudah ga tahan lagi maka keluarlah cairan kenikmatan itu lagi..dan…. ach….ening…. pipis lagi…..pak nich….bapak nakal sih, terlihat dwajahnya yang memerah karena menikmatinya dan karena dia sudah keluar untuk ke 3 kalinya sedangkan saya belum keluar,maka saya paksa di untuk mengulum torpedo ini dengan segala kemampuannya dan setelah berjalan +/- 5 menit di mainkan oleh bibir mungilnya itu akhirnya sayapun hampir sampia keluar dan sengaja saya tidak bilang ke ening kalau saya mau keluar,

saya Cuma bilang..oh…oh…enaaak….ning…kamu sudah pinter..oh ..ah enak bwanget dan akhirnya creeett….creettt…crettt…muncrat juga peju itu dari torpedo yang ada dalam mulutnya dan pada saat keluar itu saya tahan kepalanya ening supaya tetap mengulum torpedo saya itu dan alhasil diapun menelann semua peju yang keluar bahkan sampai keluar luber dari mulutnya, dia hanya diam dan menatap saya dengan sendu sambil bilang…eeeh...bapak jahat…sama ening….kok ga di bilangin ..kalo mo pipis..ening jadi minum air pipis bapak…nich dan dasar perawan kampung dengan polosnya di tanya ke saya : Pak…kok air pipisnya kentel..yach..trus agak asin..lagi…, ening takut pak…. (dasar perawan kampung pake tanya segala lagi..gerutu saya dalam hati, setelah saya keluar saya minta ening untuk membersihkannya dan dia saya ajak ke kamar mandi untuk sama-sama membersihkannya di kamar mandi yang ada di kamar saya dan diapun saya gandeng ke kamar dengan sama-sama kami telanjang bulat (Bugil..gitu ..loh…).

Bersambung... KLIK DISINI Kelanjutannya.

Baca Juga Cerita Dewasa Perawan Kampung | 1 | 2 | 3 |

No comments:

Post a Comment