Inilah SMS Porno yang Mengharukan

Inilah SMS Porno yang Mengharukan - Tanpa rembulan malam terasa senyap, hanya diam menatap kebisuan, tiba-tiba kudengar dering HP dengan nada SMS yang kuhafal. Malam begini siapa nih yang kirim SMS, sahabatku atau SMS iklan yang datang tak diundang itu? Ternyata bunyinya seperti ini :

Inilah SMS Porno yang Mengharukan - Ilustrasi Tante Girang Toket Gede

“Butuh teman berfantasi call aku ya…Nikmati fantasi kita berdua, tanpa ada yangg ganggu, aku tunggu ya sayang……”

Ah SMS iseng rupanya. Celakanya isengku juga kumat dan kubalas dengan segera.

“Maaf, kalau boleh tahu, kenapa Anda melakukan itu?” Eh, ternyata ada balasan dengan cepatnya.

“Boleh tahu Anda siapa?”

“Panggil saja Tante Paku,” balasku singkat.

“Oh Tante Paku, nama yang unik. Aku salah kirim nih, kirain cowok rupanya tante-tante ya?”

“Begitulah, saya tertarik dengan SMS-mu, makanya kubalas, biasanya sih langsung saya HAPUS bila tak kenal nomornya. Pertanyaanku tadi belum dijawab tuh, bisa Anda menjelaskannya?”

“Apakah tante mau sabar bila mendengarkan ceritaku? Soalnya, panjang ceritanya.”

“Saya tidak ada pekerjaan malam ini, saya siap mendengarkan ceritamu, walau lewat SMS.”

“Begini tante, pada saat umurku 10 tahun, mamaku pergi jadi TKW, maklum tidak ada pekerjaan yang bisa mencukupi hidup kami. Sementara papaku kerjanya serabutan, dapat uang sedikit saja buat senang-senang sendiri.”

“Terus?” balasku singkat, saya mulai tertarik mendengarkan ceritanya.

“Setahun lebih mama tidak pulang hanya mengirimkan uang untuk biaya sekolahku, tapi papa sering memakai uang itu buat pergi entah kemana, kadang pulang dalam keadaan mabuk!”

“Oh, lanjutkan ceritamu.”

“Pada suatu hari, aku tidak tahu kok tiba-tiba ada darah menetes dan mengaliri pahaku. Di sekolah aku tidak berani bertanya, di rumah tidak tahu bertanya kepada siapa. Kuberanikan aku bertanya pada papaku ketika malam berurai rintik hujan.”

Saya mulai tegang membaca SMS-nya.

“Tiba-tiba papa meminta aku melepas semua bajuku, katanya mau diperiksa. Sungguh aku belum pernah telanjang di hadapan orang lain, telanjangku hanya di kamar mandi saja.”

“Papa tak sabar melihat keraguanku itu, ia dengan cekatan melucuti pakaianku.
Dengan kedua tangannya, papa mengusap seluruh tubuhku.
Putingku yang mulai membesar ia pegang, apakah ini bengkak?
Tanyanya tanpa aku bisa menjawabnya.”

“Oh darah itu mengalir dari sini, kata papa sambil merabanya. Aku sungguh malu dan bergetar gemetar. Papa bilang jangan takut, nanti akan berhenti sendiri, nanti saya berikan pembalut.”

“Aku baru tahu bahwa mengeluarkan darah itu adalah pengalaman berharga seorang perempuan dan aku mengalami pertama kalinya dengan kebingungan dan ketakutan.”

“Hm, itukah yang istimewa dari mens pertamamu?” tanya saya setelah hening beberapa saat.

“Tidak tante. Dan tragedi itu terjadi, ketika pada malam itu papa bertanya apakah sudah tidak mengeluarkan darah lagi? Aku mengangguk dan papa menyuruhku melepas semua bajuku lagi, ia ingin memeriksanya.
Aku terdiam hanya memandangnya ragu, dengan cekatan papa melucuti pakaianku. Dan ia mengatakan sangat mencintaiku sebagai anak satu-satunya. Papa tidak ingin aku kehilangan cintanya.”

“Beginikah cinta seorang papa kepada anak satu-satunya itu? Ia selalu mengelus tubuhku ketika tidur, bahkan lebih dari itu. Aku merasakan sakit yang luar biasa. Ini adalah CINTA PAPA dan jangan beritahukan kepada orang lain, biar mereka tidak SIRIK padamu nak.”

“Papa semakin menjadi-jadi, aku sudah tidak bisa konsentrasi di sekolah. Setiap pulang ke rumah bagaikan masuk neraka saja layaknya. Tapi aku harus masuk ke neraka itu, sebab aku tidak punya saudara di perantauan ini.”

“Setiap mama kirim SMS aku selalu menjawab baik-baik saja. Aku tidak berani menceritakan cintanya papa kepadaku ini. Papa selalu menakut-nakutiku dengan berbagai perkara.”

“Semakin hari tubuhku tampak semakin subur, dan membuat papaku semakin mencintaiku dan senang bukan kepalang. Ah tante, waktu itu rasanya ingin bunuh diri, tapi tidak tahu dengan cara apa? Ingin rasanya pergi tapi tidak tahu mau kemana? Ingin lapor mama tapi takut kalau mama marah dan tidak mengirimi uang, itu sama artinya kami tidak bisa makan.”

“Setiap hari, sepulang sekolah maupun setiap malam papaku benar-benar menjadikanku mainan. Bahkan kudengar ia menawarkan kepada seseorang dengan sejumlah uang yang nilainya jutaan.”

“Ah tante, aku tidak sanggup lagi menceritakan penderitaanku ini. Singkatnya aku sudah kabur dari rumah dan sembunyi di rumah sahabat dekat waktu sekolah. Maklum tante aku akhirnya keluar dari sekolah itu karena papa tidak membayar uang sekolah sama sekali.”

“Mama sahabatku itu kemudian menyembunyikanku di luar kota agar papa tak menemukanku. Ia menasehatiku untuk berterus-terang kepada mama, biar papamu tidak keenakan dikirimi uang terus tanpa tahu yang terjadi.”

“Akhirnya bagaimana?” tanya saya dengan tidak sabar untuk mendengar ending dari ceritanya itu.

“Mama kaget mendengar ceritaku itu, ia langsung menelepon dan ingin mendengar secara langsung dari mulutku. Dengan sesenggukan aku menceritakan semuanya.”

“Setelah mamamu tahu dan masih menerimamu, apakah kamu sekarang jadi perempuan panggilan?”

“Tidak tante, saya meneruskan sekolah di kota yang jauh dari papaku. Kalau SMS tadi memang cuma ISENG hihihihihi……..”

“Oh kamu sudah bisa tertawa nih, setelah sukses dengen keisenganmu?”

“Maaf tante sayaaang, tapi aku senang bisa curhat sama tante, padahal hanya beberapa orang saja yang aku ceritakan pengalaman gelapku itu. Oh iya tante, aku mau tidur, besok kita ngobrol lagi lewat SMS ya?”

“Ok dech, senang mengenal dan mendengar ceritamu itu. Saya ikut prihatin tapi bangga, kamu masih TEGAR bak KARANG dalam menghadapai BADAI. Saya tunggu SMS-mu selanjutnya. Salam.”

“Bye tante!”

Hidup memang sering tidak kita mengerti namun kita harus menjalaninya. Sungguh banyak cerita dan derita kaum perempuan dalam mengarungi hidupnya. Sebagai mahluk lemah, ia bisa berubah menjadi kuat bila didera keadaan. Seperti air yang lambat mendidih, namun bila sudah mendidih ia dapat terus dalam keadaan tersebut untuk beberapa lama.

Dan, saya belum bertanya siapa namanya. Ah masih ada hari esok, aku masih penasaran dengan cerita selanjutnya, semoga dia masih mau menghubungiku, batinku sambil merebahkan diri.

Sekian

Sumber: Kompasiana

No comments:

Post a Comment