Cerita Dewasa Memori SMA - 2

Cerita Dewasa Memori SMA - 2 | Setelah diantarkan oleh room boy, kami langsung masuk kamar dan menguncinya.

"Santai dulu ahh..", kata Galuh sambil merebahkan badannya di ranjang.
Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Karena aku memang lapar, aku mengajak Galuh untuk langsung menyantap makanannya. Tapi dia malah pergi kekamar mandi.

Cerita Dewasa Memori SMA - 2

Walaupun aku sudah lapar, tapi aku ingin makan dan menikmatinya bersama dengan Galuh. Tanpa sepengetahuannya, aku mengintip dia (kebetulan pintu kamar mandinya tidak ditutup). Aku melihat dia sedang membasuh muka, membersihkan leher, dan kemudian membasuh memeknya dengan air. Melihat memeknya, kontolku langsung "ngaceng", aku tidak mempedulikan lagi perutku yang lapar, aku hanya ingin bercumbu sepuasnya dengan Galuh. Begitu Galuh keluar, aku langsung menarik tubuhnya sehingga handuk yang melekat ditubuhnya copot. Alangkah indahnya Tuhan menciptakan wanita, apalagi yang bernama Galuh ini, semua yang ada ditubuhnya, sanggup membuat laki-laki manapun berkhayal untuk bisa merasakannya. Beruntungnya aku, karena bisa memiliki dan merasakan hangat dan indahnya tubuh Galuh.

Wajahnya sangat cantik, dengan mata yang lentik, hidung mancung, bibirnya pun merah dan merekah, dengan postur tubuh yang ideal, dan sesuai dengan seleraku, yang tidak terlalu kurus, tapi bisa dibilang montok, karena dengan ukuran susunya yang agak besar, ditambah dengan bentuk pantatnya yang..ah, pokoknya tidak bisa diomongin dech, karena jujur saja, sampe sekarangpun (walaupun dia sudah menjadi milik orang), aku masih mengingat dan tidak bakalan berusaha ngelupain segala tentang dia, walau seandainya aku telah mempunyai istri, hati kecilku tetap tak akan bisa dibohongi, kalau aku masih mencintai wanita yang bernama Galuh, karena cuma dialah satu-satunya wanita yang sampai sekarangpun masih mengisi hatiku dan menjadi impianku.

Sambil tersenyum, dia membuka satu persatu pakaian yang yang aku kenakan, hingga akupun sama seperti dirinya, dalam keadaan bugil. Aku berpikir, bagaimana caranya agar aku bisa merasakan semua yang ada ditubuhnya, tanpa ada yang terlewatkan. Terlalu sayang jika ada satu inch saja yang tidak aku sentuh, karena bagiku, kesempurnaan ada padanya. Akhirnya aku membelai dan mencumbui semua lekuk tubuhnya, mulai dari ujung rambut, sampai dengan ke ujung kaki. Tanpa ragu akupun menciumi kakinya, terus bergerak kebetis, naik lagi kepaha, dan setelah mencumbui pangkal pahanya, cumbuanku aku pindahkan kebagian atas, sengaja aku tidak langsung mencumbui memeknya, (padahal Galuh sudah merintih agar aku mencumbui kemaluannya), karena aku tidak ingin ada bagian tubuhnya yang tidak aku sentuh.

Aku belai rambutnya, kuciumi lehernya, kuremas susunya, kujilati putingnya, tidak lupa pula aku menciumi telapak tangannya, terus merambat naik ke atas, sampai daerah ketekpun, aku tetap menciuminya. Harum wangi keringat ditubuhnya membuat gairahku semakin menggila. Aku buat Galuh seperti seorang ratu, yang tinggal menikmati semua kenikmatan yang aku berikan. Akupun mulai menciumi bagian lehernya lagi, pelan pelan turun kedaerah dua gundukan besar, aku mulai menciumi dan memainkan putingnya, dan aku pun merasa, kontolku juga ingin menyentuh seluruh tubuhnya. Akhirnya aku membelai semua bagian tubuhnya dengan kontolku, setelah bagian tangan dan kakinya terlewati, kontolku makin menegang, kemudian aku usap kontolku keseluruh permukaan wajahnya, sesekali kontolku aku tampar-tamparkan kepipi dan bibirnya, ketika ku turunkan menuju susunya, kontolku langsung ku gesekan diantara kedua susunya, sedangkan Galuh aku suruh untuk menghimpitkan kedua susunya agar bisa lebih "menggigit" kontolku. Enak sekali rasanya ketika aku menggesek-gesekan kontolku diantara susunya, dan aku akui, aku sangat menikmatinya. Agak lama aku bermain disana hingga akhirnya, aku langsung mengeluarkan spermaku dan membasahi wajahnya.

Sejenak aku terdiam, tidak lama kemudian, setelah Galuh mengelap wajahnya, Galuh aku suruh berbaring kembali. Aku suruh dia mengangkang, dan aku letakkan bantal untuk mengganjal pantatnya, karena aku ingin menjilati memek Galuh hingga kedalamnya. Sangat indah sekali "lubang kenikmatan" yang dimiliki Galuh, warna memeknya yang merah agak kemuda-mudaan, dan dihiasi bulu-bulu halus yang menambah indaHPenampilannya. Dengan keharuman yang khas, memek itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya.

Galuh terus mendesah dan meracau tak karuan. Semakin aku percepat memainkan lidahku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya. Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang memeknya yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku. Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi memek Galuh, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Galuh makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang memeknya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.

Akhirnya dengan tersenyum bangga, aku melihat tubuh kekasihku yang sepertinya sudah tidak berdaya setelah dia merasakan nikmatnya permainan yang baru saja aku suguhkan. Namun aku ingin agar dia bisa merasakan sensasi yang lebih dasyat lagi, aku langsung mengarahkan kontolku yang sudah "tegang" itu, kearah lubang memeknya, aku gesekan kepala kontolku itu disekitar mulut kemaluannya, pelan-pelan aku mulai memasukkan kontolku, karena memek Galuh sudah sangat banyak mengeluarkan cairan, akhirnya itu mempermudah kontolku memasuki memeknya.

"Galuh, kamu masih kuat khan sayang?, Fik ingin, kamu merasakan semua keindahan yang terjadi pada malam ini".
Sambil terus mengocok kontolku di dalam memeknya, mulutku tak henti-hentinya menciumi seluruh wajahnya. Kuciumi juga lehernya, kuremas dan kutekan pantatnya, agar kontolku masuk semuanya. Galuh yang sudah sangat lelah, hanya bisa menggoyang pantatnya, dan terus menikmati desakan kontolku di dalam memeknya. Berkali-kali tubuhnya menegang, pelukannya pun makin erat, dan akhirnya diapun terkulai lagi, sepertinya untuk berbicarapun rasanya sudah sangat lelah, karena dia hanya bisa mendesah, dan meracau tak karuan.

Walaupun makin banyak cairan yang keluar dari lubang memeknya, karena Galuh sudah berkali-kali mengalami orgasme, tapi kontolku tidak begitu merasa terganggu, karena memang lubang memek yang dimiliki Galuh tetap terasa mencengkram, mungkin karena dia rajin ikut BL (Body Language). Kontolku semakin keras saja, seperti gunung yang hendak meletus, dan akan mengeluarkan semua laharnya, kepala kontolku bertambah tegang, urat-urat di batang kontolku semakin jelas terlihat, ketika aku mencabut kontolku dari memeknya.

Aku ingin merubah posisi agar aku bisa lebih cepat keluar. Meski Galuh sudah terlihat sangat lelah, tapi ketika aku meminta agar dia nungging, dia langsung membalikan tubuhnya dan mengangkat pantatnya seperti apa yang aku inginkan. Hatiku tambah bahagia, ternyata, untuk bisa membahagiakanku, semua yang aku mau, dia akan berusaha melakukannya. Sebenarnya aku tidak tega melihat kondisi tubuhnya yang demikian lelah, tapi Galuh tetap melakukan apa yang aku inginkan.

Dengan sekali dorong, kontolku langsung memasuki lubang memeknya, dalam posisi menungging, Galuh tetap berusaha menahan berat badannya sendiri, aku tarik kedua tangannya kebelakang, Galuh hanya bertumpu pada kedua lututnya. Kedua tangannya tetap aku pegangi, seperti kuda pacu, aku mempercepat gerakan pantatku yang terus bergerak maju mundur untuk mengeluar masukan kontolku ke memeknya. Makin lama makin cepat, dengan keringat bercucuran aku terus "menggenjot"nya. Galuh yang sudah lelah, makin tidak berdaya lagi ketika gerakanku makin kupercepat, akhirnya secara reflek, aku langsung menjambak rambutnya dan menarik wajahnya kebelakang sekaligus menciuminya ketika kontolku memuncratkan spermanya. Lama juga aku memeluk Galuh dari belakang, dengan nafas yang masih ngos-ngosan, aku berbisik ketelinganya dan mengucapkan terima kasih, karena telah memberiku pengalaman yang sangat menggairahkan.

Galuh langsung tergeletak ketika aku melepaskan pelukanku, dia bilang, sepertinya seluruh tulangnya terasa copot, mungkin karena posisi yang terakhir, ketika kedua tangannya kutarik kebekakang, dan berat seluruh tubuhnya hanya ditahan oleh kedua lututnya.

Ketika aku selesai membersihkan kemaluanku dari kamar mandi, kulihat Galuh sedang menikmati soft drinknya. Dia langsung menyambut dan menciumku.
"Fik, makasih yach, Fik udah bisa memberikan Galuh kepuasan yang selama ini cuma menjadi khayalan Galuh, tapi Fik jangan lalu bangga dulu, mungkin besok-besok, Galuh bisa mengalahkan Fik".

"Fik, kalau masalah uang jangan terlalu dipikirkan, pokoknya mulai minggu depan, semua biaya Check-in, Galuh yang tanggung. Tapi Galuh harap, Fik juga mau kalau setiap minggu, kita harus check-in dan melakukan ini semua, karena jujur saja, kalau ketemu Fik, Galuh pengen sekali selalu dekat dengan Fik, tapi itu kan tidak mungkin, karena setiap hari kita masih disibukkan dengan kegiatan sekolah. Mau khan Fik, please..".
Sambil mencium keningnya, aku hanya mengangguk dan tersenyum, karena kontolku sudah mulai ngaceng lagi, melihat Galuh yang belum memakai baju. Akhirnya kamipun melakukannya lagi, hingga beberapa kali.

Setelah semua kenikmatan telah kami rasakan, akhirnya kami segera menuju kearah kamar mandi. Disana kami awalnya hanya saling membersihkan badan, namun karena tubuh Galuh sangat menggairahkan, akhirnya kontolku ngaceng lagi, dan dengan sedikit tergesa-gesa, aku ngentot dia sambil berdiri, karena rupanya Galuh juga sudah tidak tahan.

Tamat

Sebelumnya : Cerita Dewasa Memori SMA - 1

No comments:

Post a Comment