Cerita Dewasa Mahasiswiku Pemecah Akal Sehatku - Seri 2 | Meluncur turun melewati bokongnya yang padat berisi itu, melewati pahanya yang begitu putih mulus menggoda, lutut-nya yang indah, turun lagi melewati betis Melan,..Oh tuhan tubuh itu seolah menari indah sekali, hingga celana jeans itu tertahan di kakinya, Melan meloloskan celana jeansnya dari kaki sebelah kiri dahulu, berganti kaki kanan hingga Jeans itu terlepas dari tubuh indahnya,..sebelum dia menaruh kaus dan celana jeansnya diatas meja kerja-ku,..
Mahasiswiku berdiri menantang dihadapan-ku, sinar matahari senja yang menyelinap dari balik meja kerja-ku, membuat keindahan di hadapan-ku ini makin mempesona, sinar mentari yang hangat itu tersenyum mesra memantulkan keindahan tubuh mahasiswiku,..
Berdiri mematung, tangannya berpindah kebelakang menarik lepas kait branya,..sebelum dia meloloskan Branya itu lewat lehernya,..dadanya kian menantang, bulat dan cukup besar, tidak turun sedikitpun, sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya, putingnya yang tidak terlalu besar itu berwarna merah kecoklatan, mengacung tegak yang membuat kesan sensual kian bertambah…
Mahasiswiku berdiri nyaris bugil dihadapan-ku,..
Tuhan,.. aku menarik nafas panjang,..jantungku berdegup kencang sementara Melanie melangkah mendekatiku,..
“Bapak,. Bapak bisa kan bantuin Melan,..” Dia mendekat ” Melan bakal nyenegin Bapak dech..” Rayunya
Jantung tua ini makin, payah, apalagi saat Melan tanpa tendeng aling lagi duduk di pangkuan-ku, bokongnya mendarat di paha kanan-ku, padat dan berisi sesuai dengan yang terlihat,..kedua tangannya langsung memeluk-ku melewati leherku, mesra bergelayut,..payudara indah-nya itu menempel di dadaku, membuatku yakin dia dapat merasakan degup jantung-ku yang begitu kuat berdebar, degup jantung yang makin menderu saat payudara itu bertempel di dadaku yang masih terbalut kemeja tua ini,..
Melan tersenyum, mungkin dia dapat merasakan jantungku yang berdebar keras,..
“Bapak, relaks ya,..” ,.” Melan yakin pasti bisa nyenegin bapak koq,..” dia tersenyum,..
Tangannya menempel di wajah-ku, halus lembut, sesaat kemudian bibir mungil itu kembali menempel, bukan lagi di pipi-ku yang berkerut, tapi di bibir tua berkarat ini,..
Menyentuh hangat di bibirku, lidahnya mulai berusaha menyelinap masuk dalam bibir-ku, persetan dengan semua ideologi, objektivitas dan Sumpah dosen, aku tak bahagia dengan itu semua, kini yang terfikir hanya keindahan tubuh Mahasiswi-ku ini,..
Aku tak lagi dapat menutup mulutku rapat, aku membiarkan lidah mudanya itu berpagutan dengan lidah tua-ku, ya-ya dia seolah tak sedikitpun jijik pada orang tua seperti-ku, aku pun tak lagi merasa malu, berhubungan dengan Gadis yang seumuran dengan putri-ku,,..
Birahiku mengalahkan akal-sehat-ku,..
Kami berciuman mesra, hidung kami sempat beberapa terantuk aku sudah tua untuk melawani frenckissnya ini, sedotan dibalas sedotan, kami berciuman dahsyat hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat,..
Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu, liur kami sudah saling tertukar, penis-ku pun sudah makin sest dibawah sana,..apalagi kala Melan menarik tangan-ku untuk mengapai dadanya, seolah menginginkan-ku meremas payudara-nya,..
Jemari orang tua ini menyisir payudara kencang itu,..jemariku terasa bergetar saat menyentuh kulit halusnya,..aku mengganti jari-jariku dengan telapak tangan tua ini,..menyentuh permukaan payudara itu,..sedikit memberanikan diri menggoyang dan meremas payudara itu, pemiliknya sedikit mendesah diantara ciuman kami,..
Ku-kumpulkan segenap keberanian-ku, kumainkan payudara yang menggantung itu, meremasnya dengan sisa tenaga tua yang ada,..merema payudar itu, menekannya ataupun menarik-narik puting payudara itu, putingnya sesekali kuremas, kupelentir puting itu, teringat dengan istri-ku Parni dahulu,..
“Ougghhh..” Melan mendesah nikmat, membuat-ku makin PD untuk mengerjai mahasiswiku itu,..ya aku makin terbakar birahi,..tak lagi kupedulikan status ” Dosen ” ku,..
Kupeluk tubuh indah itu, kudekatkan lagi tubuh tua ini dengan tubuh indahnya,. memeluk mesra mahasiswiku, sambil berciuman, sambil memainkan puting payudara-nya itu,..,..
Tangan-ku yang memeluknya itu mulai berani lebih dalam lagi,..menyelinap diantara celana dalamnya meremas bongkahan pantat itu,..
“Aww… Bapak bandel ya,..” Melan menghentikan ciumannya,..tersenyum lah dia,..
Ya Melan malah berdiri dihadapan-ku sekarang,..
“Turunin pak, celana dalam-nya..” Rengeknya manja,..
Aku tersenyum menatap wajah cantik mahasiswiku itu, ya aku tak lagi ragu untuk melakukannya,..
Kujulurkan kedua tangannku, menarik karet celana dalam itusebelum menariknya turun, gundukan bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah aroma, aroma khas wangi yang mematikan,..
“Hehehe, gitu donk pak,..” Melan kembali melompat dalam pelukan-ku, kini dia malah mengangakang dihadapanku,..
“Pak, Turn me On lagi donk,..” Pintanya,..
Aku pun tak menolak,..melakukannya,..
“Melan, Melan, sini sama bapak ya,..” aku memeluknya sekarang,..
Kujulurkan bibirku menciumnya, dari kening turun kebawah, teringat titik sensitif istriku dahulu, tepat di balik telingannya, kugayut telinga itu, kuhisap-hisap teliganya, sesekali lidah ini kusisipkan di lubang telinga itu,..
“Ahhh, ahhh pak,..enaaaak…” Desahan manja melucur dari telingannya, tangan Melan pun tak lagi diam, membuka kancing perkancing kemeja ku itu,..
Perlahan tapi pasti kancing kemejaku terbuka semua, sementara aku masih sibuk merangsang titik sensitifnya yang ternyata sama dengan istriku itu,..
Tubuhnya bergerak-gerak manja, sambil tangannya berpacu dibalik kaus dalam-ku itu,..merajahi dadaku yang juga mulai berkeriput dimakan usia
Jemari lentiknya bermain, ya mencoba merangsang diriku lebih lagi, puting ku dijelajahinya dengan tangannya yang halus itu menjepit payudaraku, sakit tapi ya nikmat sekali aku tak menyangkal kenikmatan yang diberikan mahasiswi-ku itu,..
Aku pun mendesir hebat saat Melan dengan begitu bernafsunya berkata,..
“Sekarang giliran Melan ya pak” pinta si cantik itu,.. “Melan yang bakal puasin Bapak”
Turunlah dia sambil tangannya menyibak kemeja dan kaus dalam-ku, tubuh tua yang sedikit buncit ini terpampang dihadapan Mahasiswi yang begitu cantik dan kontras dengan tua bangka seperti diriku,..
Lidahnya merangsang puting tua-ku itu, menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya membuat si tua ini mendesah kenikmatan,..nikmat sekali dia mngerayangi puting kanan-ku tak lama berganti ke kiri,..tubuh tua ini bergetar,..
“Enak pak,.?? ” tanya-nya tersenyum manja menatap-ku,..
Aku membalas dengan senyuman, ..kembali Melan menarik tangan-ku,..
ditaruhnya diselangkangan, agak ragu aku saat itu,..
“Ayo pak, Melan pengen…” Dia meminta,..
jempolku pun kugerakan,..menempel di Clitorisnya, sedangkan jemari telunjuk-ku itu kugerakan di depan bibir vaginanya,..
“Owhh,, pak, Enak,.. ahhh..” vaginanya sudah mulai basah, kugerakan jemariku makin cepat naik turun dipermukaan bibir vaginanya,..
Melan mendesisi, sembari tak henti menjilati puting payudara-ku,..tangan kirinya masih bergelayut memeluk-ku, sementara tangan kanan-nya digunakan merangsang permukaan dadaku,..
Kurasakan permukaan vaginanya bertambah basah, tangan-ku pun mencuri kesempatan menjamahi payudara kencangnya itu, ya makin lama kami makin terpacu birahi, terpacu dosa kenikmatan, entah berpura atau tidak, tapi gerakan tubuh Melan menggambarkan seolah Melan ikut menikmati ini, semua,..
“Pak… gak tahan, jangan di depan ajah.. ahhh, Pak masukin…” Pinta Melan,..
Kuturuti kemauan anak didik-ku itu,..telunjuk-ku ini kugunakan untuk melakukan penetrasi dalam vaginanya,..terasa sempit liang kemaluan-nya sedikit basah dengan cairan cintanya yang mulai berproduksi dalam rahim muda gadis itu,..
Telujuk itu kugunakan mendesak lebih dalam, kutatap wajah mahasiswiku, wajahnya tampak kesakitan, namun mulutnya berkata lain,..
“Terus pak, awwww… enak pak…” Dia terus menceracau,..akhirnya telunjuk-ku mentok juga, sesaat kudiamkan, Melan tampak menarik nafas panjang, sebelum akhirnya kugerakan telunjuk-ku naik turun dalam kemaluannya itu,..
“Owwww, ahhh pakk,, aaww…” Dia menceracau, berusaha memagut bibirku, kusodorkan saja bibir tua ini, kami berciuman mesra sementara tangan-ku terus keluar masuk menjelajahi kemaluannya,..
Jemari Melan seolah ingin membals kenikamatan yang kuberikan,..
Diraihnya kancing celana-ku, dipelorotkannya, sementara dengan jemari lentiknya dikeluarkan penisku yang sudah menegang itu,..
“Ich, keras juga ya pak, awww..” Dia berkata disela desahan-nya,..
aku makin liar, rasanya mendengar gadis secantik itu mendesah dalam pelukan-ku, makin membuat ku bergairah,….
Makin kupacu jemariku keluar masuk dalam vagina-nya, sementara Melan membalas dengan sentuhan tangannya yang membelai kemaluan-ku, membelai sambil mengocok kemaluan-ku, jemari tangan yang halus, begitu nyaman menggengam kemaluan-ku,..
Desah nikmat kami diantara ciuman Frenchkiss, nikmat menggema di Kantor dosen yang kosong itu,..beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu, hingga akhirnya tubuh Melan menggelinjang hebat, menggelinjang panjang disertai desahan dasyat tubuhnya mengeras, giginya menggelayut, Melanie mahasiswi-ku terhantam gelombang organsme dahsyat, membuatnya tak karuan mendesah, aku merasakan vaginanya yang seolah menarik jemariku, menyedot hebat sebelum cairan vaginanya merembes keluar,..
“Awhhhhh…Oughhh…” Dia memeluk-ku mesra saat Organsme itu tiba, nafasnya tersengal sengal, sebelum dia merambat turun,..Penis-ku masih tegar berdiri saat itu,..
Dia melangkah mengambil air minum di meja, menegaknya,..
“Bapak, dasar,.. hebat banget..” celetuknya manja,..
Aku kembali hanya tersenyum membalas,..
“Sini Melan bales,..” Dia kembali mendekatiku, berjongkok dihadapan-ku, meraih penis-ku ditangannya meremasnya mesra, sebelum dibuka-nya bibir mungil miliknya,..
Penis ku dijilatnya, tubuh tua-ku mendesir nikmat,..merasakan basuhan hangat lidah Melan yang menari di penis-ku,..
“OWhh…” geli nikmat yang dahsyat, berlanjut kebuah Zakar-ku, agak susah membuatnya harus melepas celana panjang-ku turun, jadilah kami berdua dosen dan Mahasiswinya saling bertelanjang,..
Bersambung... KLIK DISINI Kelanjutannya.
Baca Juga : Cerita Dewasa Mahasiswiku Pemecah Akal Sehatku - Seri 1 | Seri 2 | Seri 3
No comments:
Post a Comment