Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 3 - Tapi penisku sudah masuk semua. Aku diamkan penisku supaya Destia tenang dulu. Aku mulai menciuminya dan meremas-remas payudaranya. Setelah beberapa lama sepertinya sakitnya sudah hilang, badannya bergetar lagi dan lenguhannya mulai keluar “Ah…ah…ahhh…”.
Aku coba menggoyang penisku perlahan, vaginanya terasa mulai basah.
“Akh…akh..” lenguh Destia.
Yang sekarang menutup matanya. Merasa vaginanya sudah cukup basah, aku mulai menggoyang penisku lebih cepat. Destia hanya menggigit bibir bawahnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Bahkan sekali-sekali tangannya memegang pantatku membantu menekan penisku kedalam vaginanya. Setelah beberapa lama dalam posisi itu, aku coba bangkit.
“aaa… Andre mo kemana ?” kata Destia sambil memelukku erat.
Matanya memandangku dengan tatapan tidak rela.
“Ganti posisi ya biar enak” kataku.
“Gini aja yan, aku pengen dipeluk…please…” katanya memohon.
Aku mengurungkan niatku dan memeluknya kembali dan memulai mengeluar masukkan penisku divaginanya, mungkin Destia memang perlu dipeluk supaya tenang. Maklum ini pertama kalinya buat dia.
Setelah sekian lama, aku mau mencoba gaya lain. Aku mengangkat badanku kembali
“Andre mo kemana ?” katanya lagi dengan nada lebih tinggi.
Aku tetap mengangkat tubuhku, tubuh Destia ikut terangkat karena dia memelukku kuat. Akhirnya aku memilih untuk posisi duduk saja, dengan Destia diatas panggkuanku. Aku mulai menggoyang pinggulku.
“Destia… ikut goyang ya, biar enak” kataku ke Destia.
Destia mulai menggoyang pinggulnya.
“Enak yan….” katanya dengan menggoyang pinggulnya lebih kencang.
He..he..he.. kayaknya karena pinggulnya bebas dia menggoyang sesuai arah yang dia mau. Akhirnya aku rebahkan tubuhku menjadi terlentang. Destia tetap menegakkan badannya dengan tanggannya menahan didadaku. Sekarang Destia menaik turunkan tubuhnya, menghujamkan penisku ke vaginanya. Kadang-kadang dia memutar pinggulnya, sepertinya dia sudah mulai menemukan titik-titik nikmat vaginanya sendiri Tak lama Destia ambruk ke dadaku.
“Aduh yan enak banget, tapi aku capek banget” katanya ngos-ngosan.
Kemudian aku membalikkan tubuhnya supaya terlentang. Kini kembali aku diatasnya. Aku mulai menggenjot Destia lagi. Kali ini pinggulnya Destiar sekali.
“Hgh..Hgh..Hgh….” lenguhnya dan tiba-tiba dia memelukku erat
“AKHHHHH…..”pekiknya.
Destia mencapai orgasme pertamanya.Aku menghentikkan goyanganku, memberikan Destia kesempatan menikmati orgasmenya. Perlahan pelukkannya di lepas dan tangannya direntangkan.
“Andre aku udah…” katanya pelan.
Aku cuma terseyum. Wah emang perawan ting-ting…
“Sedikit lagi ya Destia…” pintaku halus.
Dia cuma mengangguk pelan. Aku mulai mengoyang pinggulku lagi. Kali ini Destia benar-benar diam tak bergerak, wah habis puas gak mau bantu aku nih Tapi karena vaginanya licin sekali, tak lama kemudian aku sudah tidak tahan. Aku cabut penisku dan memyemprotkan spermaku diatas perutnya.
“He..he..he.. lucu..” tawanya sambil mengusap-usap spermaku diperutnya.
“Wah…. ” kataku.
“Ya udah kita bersihin dulu yuk” ajakku ke kamar madi.
Setelah membersihkan badan dari kamar mandi, aku tidur terlentang di tempat tidur masih bugil. Destia yang masih bugil mengikutiku dan tidur diatas dadaku. Kemudian aku menarik selimut untuk kami berdua.
“Andre….” panggil Destia yang masih tidur didadaku pelan.
“Ya sayang…?” jawabku.
“Andre, kamu dah ngambil semuanya dari aku. Janji ya kamu mau nikahin aku” katanya manja.
Aku terseyum padanya dan berkata “Tentu aja sayang…”
SELESAI
Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3
Aku coba menggoyang penisku perlahan, vaginanya terasa mulai basah.
“Akh…akh..” lenguh Destia.
Yang sekarang menutup matanya. Merasa vaginanya sudah cukup basah, aku mulai menggoyang penisku lebih cepat. Destia hanya menggigit bibir bawahnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Bahkan sekali-sekali tangannya memegang pantatku membantu menekan penisku kedalam vaginanya. Setelah beberapa lama dalam posisi itu, aku coba bangkit.
“aaa… Andre mo kemana ?” kata Destia sambil memelukku erat.
Matanya memandangku dengan tatapan tidak rela.
“Ganti posisi ya biar enak” kataku.
“Gini aja yan, aku pengen dipeluk…please…” katanya memohon.
Aku mengurungkan niatku dan memeluknya kembali dan memulai mengeluar masukkan penisku divaginanya, mungkin Destia memang perlu dipeluk supaya tenang. Maklum ini pertama kalinya buat dia.
Setelah sekian lama, aku mau mencoba gaya lain. Aku mengangkat badanku kembali
“Andre mo kemana ?” katanya lagi dengan nada lebih tinggi.
Aku tetap mengangkat tubuhku, tubuh Destia ikut terangkat karena dia memelukku kuat. Akhirnya aku memilih untuk posisi duduk saja, dengan Destia diatas panggkuanku. Aku mulai menggoyang pinggulku.
“Destia… ikut goyang ya, biar enak” kataku ke Destia.
Destia mulai menggoyang pinggulnya.
“Enak yan….” katanya dengan menggoyang pinggulnya lebih kencang.
He..he..he.. kayaknya karena pinggulnya bebas dia menggoyang sesuai arah yang dia mau. Akhirnya aku rebahkan tubuhku menjadi terlentang. Destia tetap menegakkan badannya dengan tanggannya menahan didadaku. Sekarang Destia menaik turunkan tubuhnya, menghujamkan penisku ke vaginanya. Kadang-kadang dia memutar pinggulnya, sepertinya dia sudah mulai menemukan titik-titik nikmat vaginanya sendiri Tak lama Destia ambruk ke dadaku.
“Aduh yan enak banget, tapi aku capek banget” katanya ngos-ngosan.
Kemudian aku membalikkan tubuhnya supaya terlentang. Kini kembali aku diatasnya. Aku mulai menggenjot Destia lagi. Kali ini pinggulnya Destiar sekali.
“Hgh..Hgh..Hgh….” lenguhnya dan tiba-tiba dia memelukku erat
“AKHHHHH…..”pekiknya.
Destia mencapai orgasme pertamanya.Aku menghentikkan goyanganku, memberikan Destia kesempatan menikmati orgasmenya. Perlahan pelukkannya di lepas dan tangannya direntangkan.
“Andre aku udah…” katanya pelan.
Aku cuma terseyum. Wah emang perawan ting-ting…
“Sedikit lagi ya Destia…” pintaku halus.
Dia cuma mengangguk pelan. Aku mulai mengoyang pinggulku lagi. Kali ini Destia benar-benar diam tak bergerak, wah habis puas gak mau bantu aku nih Tapi karena vaginanya licin sekali, tak lama kemudian aku sudah tidak tahan. Aku cabut penisku dan memyemprotkan spermaku diatas perutnya.
“He..he..he.. lucu..” tawanya sambil mengusap-usap spermaku diperutnya.
“Wah…. ” kataku.
“Ya udah kita bersihin dulu yuk” ajakku ke kamar madi.
Setelah membersihkan badan dari kamar mandi, aku tidur terlentang di tempat tidur masih bugil. Destia yang masih bugil mengikutiku dan tidur diatas dadaku. Kemudian aku menarik selimut untuk kami berdua.
“Andre….” panggil Destia yang masih tidur didadaku pelan.
“Ya sayang…?” jawabku.
“Andre, kamu dah ngambil semuanya dari aku. Janji ya kamu mau nikahin aku” katanya manja.
Aku terseyum padanya dan berkata “Tentu aja sayang…”
SELESAI
Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3
No comments:
Post a Comment