Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah 1 - Cerita dewasa terbaru ini baru cerita dewasa yang paling hot, kalau kalian pernah dengan cerita seks terbaru macam ini mungkin kalian juga akan membenarkan tindakanku melakukan hubungan seks dengan temanku ini, dari sinilah cerita terbaru ini bermula, ya memang bro namanya cowok kalo udah gabung ama cewek cakep apalagi dengan kondisi yang mendukung maka ya beginilah jadinya, aku dulu sering denger orang berkata bahwa sahabatan antara cewek dan cowok adalah sesuatu yang enggak mungkin. Hmm… mungkin ada benarnya kalo melihat persahabatan aku dengan Destia, seorang gadis imut teman sekelasku sewaktu kuliah. Aku mulai bersahabat dengan Destia sejak aku masuk kuliah.
Sampai lulus kuliahpun kami tetap bersahabat. Hmm… dalam hati kecilku sebenarnya aku ingin lebih dari sahabat. Aku sangat menyukai Destia, gadis imut yang selalu ceria. Gadis yang tidak pernah melepaskan seyum dan tawa dari bibirnya, gadis yang selalu mewarnai mimpi indahku. Tapi sial, Destia selalu mengenalkan aku ketemannya sebagai sahabat. Dan lebih parahnya lagi, begitu semangatnya dia bercerita pada orang-orang kalo kami berdua tuh seperti kakak adik. Hal itu yang selalu menghalangi aku untuk menyatakan kalau aku suka padanya, bahkan lebih, aku jatuh cinta padanya.
Kejadian ini terjadi saat kami baru selesai wisuda dan sama-sama berusaha untuk mencari pekerjaan. Suatu saat ada panggilan kerja di jakarta yang aku dan Destia ikut dalam panggilan itu. Oh iya, aku belum bilang kalau aku tetap tinggal dibandung setelah wisuda.
Setelah menjalani test kerja, aku mengajak Destia ke rumahku sebentar sebelum kembali ke bandung. Orangtuaku tinggal dijakarta, tapi aku lebih memilih tinggal dibandung setelah wisuda karena aku lebih suka tinggal dibandung, relatif gak ada macet, dan tentu saja ada Destia yang sangat aku sayangi di bandung. Aku mengajaknya kerumahku untuk sekedar berganti baju dan beristirahat sebelum kembali ke bandung. Sesampainya dirumahku, aku menemui rumahku kosong. Oh ya aku juga punya cerita dewasa tukar pasangan yang dilakoni temanku, tapi tar aj kuceritakan disini setelah cerita ini selesai.
“Wah, pada kemana nih ??” kataku ke Destia
“Telepon aja yan !” kata Destia padaku
Aku mendial no hp ibuku dari ponselku.
“Ma.. Ada dimana ?” tanyaku lewat telpon saat sambungannya terhubung.
“Loh kamu pulang ? Mama sama papa jenguk adikmu” jawab mamaku lewat telpon.
Ternyata orangtuaku menjenguk adikku yang kuDestiah di kota lain.
“Kalo kamu mau masuk minta kunci aja sama tante erni, mama titipin kedia” suruh ibuku untuk meminta kunci ke tante erni tetangga sebelah rumahku.
“Ya udah deh, aku ambil ke tante erni”.jawabku.
Aku menutup telepon kemudian beranjak kerumah tante erni. Setelah membuka rumah, aku mengajak Destia masuk.
“Destia, kamu ganti baju aja dulu, aku mau ke kamarku sebentar” kataku ke Destia sambil menunjukkan kamar kecil kedia.
“Oke deh” jawabnya sambil membawa tas plastik berisi kaos ganti.
Aku masuk kekamarku dan mengganti baju disana. Saat aku keluar, ternyata Destia sudah selesai mengganti baju. Dia menonton tv di ruang keluarga. Destia mengganti bajunya dengan kaus putih favoritnya. Sebenernya aku udah pernah ngomentari dia supaya jangan pake kaus itu lagi. Soalnya kaus itu agak-agak semi transparan. Untuk deskripsinya,
kaus putih itu ada bagian yang bahannya jarang, seperti benangnya diambil. Bagian yang transparan itu membentuk garis-garis miring.
Buat yang melihat kalo agak jeli dikit bisa melihat bra dan kulit mulusnya. Dan yang membuat aku gak suka, kaus kecil itu ngebentuk banget bodynya. Tubuh Destia memang kecil imut, tapi proporsional. Dadanya yang bulat terlihat besar dibandingkan badannya yang kecil.Untuk roknya, dia masih memakai rok tadi. Aku selalu komentarin dia kalo pake rok, soalnya dengan memakai rok pantatnya yang bulat itu terlihat semakin besar. Aku selalu berfikir dengan pinggul dan pantat begitu, pasti dia gak akan mengalami kesulitan kalo punya anak nanti.
“Lagi nonton apa ?” tanyaku ke Destia yang duduk disofa ruang keluarga.
“He..he..he.. gosip !” tawa renyahnya keluar saat menjawabku.
Aku duduk disebelahnya ikut menonton. Destia mengomentari gosip-gosip yang diberitain, aku cuma ketawa-ketawa aja ngeDestiat dia yang semangat banget mengomentari. Aku gak tau bagaimana mulanya, tangan kiriku menggengam tangan kanannya sewaktu menonton,
seiring itu kami jadi jarang berbicara, entah apa yang ada didalam pikirannya.
“Yan, aku kekamar kecil dulu ya” katanya dan segera bangkit.
Aku mengangguk dan pegangan tangan kami terlepas. Saat dia ke belakang aku menarik nafas panjang menahan gejolak hatiku. Sekembalinya dari kamar kecil, Destia kembali duduk disebelahku. Entah kenapa dia kembali menggenggam tanganku. Aku cuma tersenyum kepadanya. Suasana kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku mengelus tangannya, dia cuma tersenyum. Cukup lama aku mengelus tangan dan lengannya, akhirnya dia merebahkan kepalanya ke pundakku. Aku melingkarkan tanganku ketubuhnya, badannya jadi bersandar didadaku.
“Rambut kamu bagus” kataku memecah keheningan.
Dia cuma terseyum. Aku mengelus-elus rambut panjangnya yang harum itu. Entah apa yang ada dipikiranku, aku mencium kepalanya. Dia menoleh kepadaku tersenyum, kemudian kembali menonton tv. Keberanianku makin banyak, aku mencium kepalanya sekali lagi. Dia menoleh kearahku, kali ini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku mencium keningnya. Destia menggeser badannya, mendekatkan mukanya ke mukaku. Melihat itu, tanpa ragu-ragu aku mengecup bibirnya. Hmm.. ternyata satu kecupan tidak cukup, aku memagut bibirnya, Destia membalas ciumanku. Aku tambah semangat, apalagi Destia membuka mulutnya, sehingga aku bisa menyedot bibir bawahnya. Sedotanku dibalas dengan sedotannya kebibir atasku. Ciuman kami makin panas saat lidahku bermain didalam mulutnya. Ternyata dia juga membalas dengan memainkan lidahnya.
“Clop..clop..clop…” suara sedotan-sedotan ciuman kami.
Aku mendorong tubuh Destia untuk rebahan di sofa besar ini.Posisi kami sekarang lebih enak, Destia terlentang dan aku diatasnya. Dengan posisi ini, tanganku lebih bebas. Perlahan tangan kananku keletakkan di payudaranya. Aku remas perlahan.
“Hmmm…” lenguhnya agak marah.
Aku tarik tanganku, takut Destia marah atas kelakuanku. Setelah beberapa lama, aku beranikan lagi untuk menaruh tanganku kepayudaranya. Tiba-tiba tangan Destia mencengkaram tanganku yang ada di payudaranya. Aku takut sekali Destia marah, tapi ternyata……. Destia malah menekan tanganku supaya meremas payudaranya. Atas “izinnya” itu aku mulai meremas-remas payudaranya dari luar kaosnya. Ciumanku tidak lepas selama aku meremas-remas payudara kiri dan kanan bergantian. Aku memberanikan diri untuk memasukkan tanganku dari bawah kausnya. Sekarang tanganku meremas-remas payudaranya dari luar branya. Hmm… kenyal dan bulat sekali payudara yang tak pernah dijamah orang lain ini.Tak puas meremas dari luar bra, aku selipkan tanganku kedalam branya dan meremas langsung ke payudaranya.
“Akh…Akh..Akh…” lenguh Destia saat aku mulai meremas-remas payudaranya.
“Sebentar yan…” Destia bangkit.
Kemudian berusaha melepas kait branya yang berada dibelakang. Aku membantunya. Setelah terlepas, Destia kembali rebahan. Akumengangkat kaus Destia sehingga terlihat bra longgar karena sudah terlepas kaitnya. Aku angkat juga bra itu maka terlihatnya payudara Destia yang bulat itu. Pentilnya coklat bersih terlihat membesar.Aku memberanikan diri untuk mengecup payudaranya. Destia cuma terseyum. Kemudian aku mulai menyedot pentil itu sambil meremas-remasnya.
“Akhhh… Akh…Akh…” lenguhan Destia makin keras.
Ditambah tubuhnya makin tegang. Setiap aku menyedot payudaranya, Destia membusungkan dadanya supaya bisa aku sedot. Cukup lama juga aku menyedot payudaranya, tubuh Destia mengejang-ngejang keenakan. Nafsuku sudah naik diubu-nubun, aku sudah tidak tahan untuk menyetubuhinya, tapi aku berusaha menahan, Destia masih perawan. Bosan dengan menyedot-nyedot payudaranya, aku naik keatas untuk mencium bibirnya. Tangan Destia menuntun tanganku untuk meremas kembali payudaranya. Kali ini aku menggesek-gesekkan penisku yang masih ada didalam celana ke selangkangannya.
Roknya tersingkap karena dia membuka pahanya lebar, gesekan penisku langsung ke celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Gesekan penisku mendapat respon, Destia ikut menggoyang pinggulnya sehingga gesekan kami makin hebat. Sebenarnya kalau dilihat gerakan kami sudah seperti orang yang bersetubuh, cuma bedanya kami masih memakai pakaian lengkap, cuma kaos Destia yang terangkat karena aku meremas payudaranya langsung.
Aku membuka kancing celanaku, membuka reslting dan mengeluarkan penisku. Setelah penisku keluar, aku menusuk-nusukkan penisku ke celana dalamnya yang basah itu. Kalau celana dalam itu tidak ada, pasti penisku sudah menerobos lobang vagina perawan Destia. Dengan gerakan tusuk-tusuk itu, Destia makin mengelinjang. Aku sudah tidak mencium bibirnya, dia lebih memilih menggerak-gerakkan kepalanya sesuai goyangan selangkangannya sambil mengeluarkan suara-suara lenguhan.
“Ahh.. Ahh.. Ah…”.
Aku makin tidak tahan, aku meraba selangkangannya dari luar celana dalamnya. Hmmm.. basah sekali disitu. Aku nekat, aku menarik pinggir celana dalamnya sehingga vaginanya terbuka lebar, Aku gesekkan penisku ke belahan vagina Destia.
“Akhhhhh.. Akh… Akhh..” Destia makin mengelinjang.
Aku coba menusuk penis kevaginanya sedikit keras.
“Aduh !!!” teriak Destia dan tangannya mendarat dipipiku “Plak !!”.
Destia mendorong tubuhku kuat-kuat.
“Andre kamu jahat !!!” pekiknya kemudian mulai menangis.
“Maafin aku Destia, aku kira kamu juga mau” kilahku.
“Andre jahat, kita harusnya gak boleh melakukan ini” katanya sambil menangis.
“Maafin aku Destia, aku khilaf. Aku terbawa nafsu” jawabku.Destia menutup mukanya sambil menangis.
bersambung....KLIK DISINI Selanjutnya
Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3
Sampai lulus kuliahpun kami tetap bersahabat. Hmm… dalam hati kecilku sebenarnya aku ingin lebih dari sahabat. Aku sangat menyukai Destia, gadis imut yang selalu ceria. Gadis yang tidak pernah melepaskan seyum dan tawa dari bibirnya, gadis yang selalu mewarnai mimpi indahku. Tapi sial, Destia selalu mengenalkan aku ketemannya sebagai sahabat. Dan lebih parahnya lagi, begitu semangatnya dia bercerita pada orang-orang kalo kami berdua tuh seperti kakak adik. Hal itu yang selalu menghalangi aku untuk menyatakan kalau aku suka padanya, bahkan lebih, aku jatuh cinta padanya.
Kejadian ini terjadi saat kami baru selesai wisuda dan sama-sama berusaha untuk mencari pekerjaan. Suatu saat ada panggilan kerja di jakarta yang aku dan Destia ikut dalam panggilan itu. Oh iya, aku belum bilang kalau aku tetap tinggal dibandung setelah wisuda.
Setelah menjalani test kerja, aku mengajak Destia ke rumahku sebentar sebelum kembali ke bandung. Orangtuaku tinggal dijakarta, tapi aku lebih memilih tinggal dibandung setelah wisuda karena aku lebih suka tinggal dibandung, relatif gak ada macet, dan tentu saja ada Destia yang sangat aku sayangi di bandung. Aku mengajaknya kerumahku untuk sekedar berganti baju dan beristirahat sebelum kembali ke bandung. Sesampainya dirumahku, aku menemui rumahku kosong. Oh ya aku juga punya cerita dewasa tukar pasangan yang dilakoni temanku, tapi tar aj kuceritakan disini setelah cerita ini selesai.
“Wah, pada kemana nih ??” kataku ke Destia
“Telepon aja yan !” kata Destia padaku
Aku mendial no hp ibuku dari ponselku.
“Ma.. Ada dimana ?” tanyaku lewat telpon saat sambungannya terhubung.
“Loh kamu pulang ? Mama sama papa jenguk adikmu” jawab mamaku lewat telpon.
Ternyata orangtuaku menjenguk adikku yang kuDestiah di kota lain.
“Kalo kamu mau masuk minta kunci aja sama tante erni, mama titipin kedia” suruh ibuku untuk meminta kunci ke tante erni tetangga sebelah rumahku.
“Ya udah deh, aku ambil ke tante erni”.jawabku.
Aku menutup telepon kemudian beranjak kerumah tante erni. Setelah membuka rumah, aku mengajak Destia masuk.
“Destia, kamu ganti baju aja dulu, aku mau ke kamarku sebentar” kataku ke Destia sambil menunjukkan kamar kecil kedia.
“Oke deh” jawabnya sambil membawa tas plastik berisi kaos ganti.
Aku masuk kekamarku dan mengganti baju disana. Saat aku keluar, ternyata Destia sudah selesai mengganti baju. Dia menonton tv di ruang keluarga. Destia mengganti bajunya dengan kaus putih favoritnya. Sebenernya aku udah pernah ngomentari dia supaya jangan pake kaus itu lagi. Soalnya kaus itu agak-agak semi transparan. Untuk deskripsinya,
kaus putih itu ada bagian yang bahannya jarang, seperti benangnya diambil. Bagian yang transparan itu membentuk garis-garis miring.
Buat yang melihat kalo agak jeli dikit bisa melihat bra dan kulit mulusnya. Dan yang membuat aku gak suka, kaus kecil itu ngebentuk banget bodynya. Tubuh Destia memang kecil imut, tapi proporsional. Dadanya yang bulat terlihat besar dibandingkan badannya yang kecil.Untuk roknya, dia masih memakai rok tadi. Aku selalu komentarin dia kalo pake rok, soalnya dengan memakai rok pantatnya yang bulat itu terlihat semakin besar. Aku selalu berfikir dengan pinggul dan pantat begitu, pasti dia gak akan mengalami kesulitan kalo punya anak nanti.
“Lagi nonton apa ?” tanyaku ke Destia yang duduk disofa ruang keluarga.
“He..he..he.. gosip !” tawa renyahnya keluar saat menjawabku.
Aku duduk disebelahnya ikut menonton. Destia mengomentari gosip-gosip yang diberitain, aku cuma ketawa-ketawa aja ngeDestiat dia yang semangat banget mengomentari. Aku gak tau bagaimana mulanya, tangan kiriku menggengam tangan kanannya sewaktu menonton,
seiring itu kami jadi jarang berbicara, entah apa yang ada didalam pikirannya.
“Yan, aku kekamar kecil dulu ya” katanya dan segera bangkit.
Aku mengangguk dan pegangan tangan kami terlepas. Saat dia ke belakang aku menarik nafas panjang menahan gejolak hatiku. Sekembalinya dari kamar kecil, Destia kembali duduk disebelahku. Entah kenapa dia kembali menggenggam tanganku. Aku cuma tersenyum kepadanya. Suasana kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku mengelus tangannya, dia cuma tersenyum. Cukup lama aku mengelus tangan dan lengannya, akhirnya dia merebahkan kepalanya ke pundakku. Aku melingkarkan tanganku ketubuhnya, badannya jadi bersandar didadaku.
“Rambut kamu bagus” kataku memecah keheningan.
Dia cuma terseyum. Aku mengelus-elus rambut panjangnya yang harum itu. Entah apa yang ada dipikiranku, aku mencium kepalanya. Dia menoleh kepadaku tersenyum, kemudian kembali menonton tv. Keberanianku makin banyak, aku mencium kepalanya sekali lagi. Dia menoleh kearahku, kali ini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku mencium keningnya. Destia menggeser badannya, mendekatkan mukanya ke mukaku. Melihat itu, tanpa ragu-ragu aku mengecup bibirnya. Hmm.. ternyata satu kecupan tidak cukup, aku memagut bibirnya, Destia membalas ciumanku. Aku tambah semangat, apalagi Destia membuka mulutnya, sehingga aku bisa menyedot bibir bawahnya. Sedotanku dibalas dengan sedotannya kebibir atasku. Ciuman kami makin panas saat lidahku bermain didalam mulutnya. Ternyata dia juga membalas dengan memainkan lidahnya.
“Clop..clop..clop…” suara sedotan-sedotan ciuman kami.
Aku mendorong tubuh Destia untuk rebahan di sofa besar ini.Posisi kami sekarang lebih enak, Destia terlentang dan aku diatasnya. Dengan posisi ini, tanganku lebih bebas. Perlahan tangan kananku keletakkan di payudaranya. Aku remas perlahan.
“Hmmm…” lenguhnya agak marah.
Aku tarik tanganku, takut Destia marah atas kelakuanku. Setelah beberapa lama, aku beranikan lagi untuk menaruh tanganku kepayudaranya. Tiba-tiba tangan Destia mencengkaram tanganku yang ada di payudaranya. Aku takut sekali Destia marah, tapi ternyata……. Destia malah menekan tanganku supaya meremas payudaranya. Atas “izinnya” itu aku mulai meremas-remas payudaranya dari luar kaosnya. Ciumanku tidak lepas selama aku meremas-remas payudara kiri dan kanan bergantian. Aku memberanikan diri untuk memasukkan tanganku dari bawah kausnya. Sekarang tanganku meremas-remas payudaranya dari luar branya. Hmm… kenyal dan bulat sekali payudara yang tak pernah dijamah orang lain ini.Tak puas meremas dari luar bra, aku selipkan tanganku kedalam branya dan meremas langsung ke payudaranya.
“Akh…Akh..Akh…” lenguh Destia saat aku mulai meremas-remas payudaranya.
“Sebentar yan…” Destia bangkit.
Kemudian berusaha melepas kait branya yang berada dibelakang. Aku membantunya. Setelah terlepas, Destia kembali rebahan. Akumengangkat kaus Destia sehingga terlihat bra longgar karena sudah terlepas kaitnya. Aku angkat juga bra itu maka terlihatnya payudara Destia yang bulat itu. Pentilnya coklat bersih terlihat membesar.Aku memberanikan diri untuk mengecup payudaranya. Destia cuma terseyum. Kemudian aku mulai menyedot pentil itu sambil meremas-remasnya.
“Akhhh… Akh…Akh…” lenguhan Destia makin keras.
Ditambah tubuhnya makin tegang. Setiap aku menyedot payudaranya, Destia membusungkan dadanya supaya bisa aku sedot. Cukup lama juga aku menyedot payudaranya, tubuh Destia mengejang-ngejang keenakan. Nafsuku sudah naik diubu-nubun, aku sudah tidak tahan untuk menyetubuhinya, tapi aku berusaha menahan, Destia masih perawan. Bosan dengan menyedot-nyedot payudaranya, aku naik keatas untuk mencium bibirnya. Tangan Destia menuntun tanganku untuk meremas kembali payudaranya. Kali ini aku menggesek-gesekkan penisku yang masih ada didalam celana ke selangkangannya.
Roknya tersingkap karena dia membuka pahanya lebar, gesekan penisku langsung ke celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Gesekan penisku mendapat respon, Destia ikut menggoyang pinggulnya sehingga gesekan kami makin hebat. Sebenarnya kalau dilihat gerakan kami sudah seperti orang yang bersetubuh, cuma bedanya kami masih memakai pakaian lengkap, cuma kaos Destia yang terangkat karena aku meremas payudaranya langsung.
Aku membuka kancing celanaku, membuka reslting dan mengeluarkan penisku. Setelah penisku keluar, aku menusuk-nusukkan penisku ke celana dalamnya yang basah itu. Kalau celana dalam itu tidak ada, pasti penisku sudah menerobos lobang vagina perawan Destia. Dengan gerakan tusuk-tusuk itu, Destia makin mengelinjang. Aku sudah tidak mencium bibirnya, dia lebih memilih menggerak-gerakkan kepalanya sesuai goyangan selangkangannya sambil mengeluarkan suara-suara lenguhan.
“Ahh.. Ahh.. Ah…”.
Aku makin tidak tahan, aku meraba selangkangannya dari luar celana dalamnya. Hmmm.. basah sekali disitu. Aku nekat, aku menarik pinggir celana dalamnya sehingga vaginanya terbuka lebar, Aku gesekkan penisku ke belahan vagina Destia.
“Akhhhhh.. Akh… Akhh..” Destia makin mengelinjang.
Aku coba menusuk penis kevaginanya sedikit keras.
“Aduh !!!” teriak Destia dan tangannya mendarat dipipiku “Plak !!”.
Destia mendorong tubuhku kuat-kuat.
“Andre kamu jahat !!!” pekiknya kemudian mulai menangis.
“Maafin aku Destia, aku kira kamu juga mau” kilahku.
“Andre jahat, kita harusnya gak boleh melakukan ini” katanya sambil menangis.
“Maafin aku Destia, aku khilaf. Aku terbawa nafsu” jawabku.Destia menutup mukanya sambil menangis.
bersambung....KLIK DISINI Selanjutnya
Baca Juga Cerita Dewasa: Masa Indah Waktu Kuliah: 1 - 2 - 3
Malay Sexy Teen Gangbang Porn Videos
ReplyDeleteMalaysian Live Sex Cams: Free Live Porn Chat and XXX Adult Shows
Fucking a teen Indonesian maid on the hidden cam video
Shameless Arab whore sucked my stiff cock like crazy
Malaysian College Girl Forced Fuck Video
Naughty Malaysian amateur couple are fucking and tapping it
Arab Hijab Woman Sucking Cock In A Public Park
Huge Tits Thai Mom Gets The Biggest Facial Cumshot
A Cute Japanese Milf Get Fucked in Public Space
Big Beautiful Brunette BBW Linda Loves to Eat Cum - 21 min
Slut indonesian young teen asian perversed in bondage anal sex
Indonesia mom and son fuck Mobile Porn Video
Indonesian Mom And Young Son Fuck-50 Family Porn Videos
Amateur Blonde In The Tub Plays With Sexy Feet
Very Hot Bitch Is Fucked Hard in The Ass
Thai Wife Double Penetration Fucked by Husband and Friend
Lebanon Hijab Girl-Nadia Blowjob & Gangbang Anal Fuck
Yemeni Hijab Girl Sucking With Sexy Clothes Porn Videos
This Month Hentai Porn Movies & Sex Videos (542)
Two Hentai Girls Fucked on Public Toilet
Japanese asian hardcore porn with beautiful Romihi Nakamura
Extreme Deep Throat Fuck Porn Videos
Big Titted Chick Enjoying Getting Plowed By A Big Cock
Small Tits Hardcore Russian Bitch Giving Blowjob And Fucking
Asian Hottie Riding a Big Dildo in Solo Masturbation Video